3. Trouble Maker

89 29 8
                                    

-------- Happy Reading 💕-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------- Happy Reading 💕-----

Tuuuuuut ....

"Sialan! Siapa yang kentut?" Hua Cheng membentak seraya menutup hidung dengan sebelah tangan.

Jiang Cheng dan He Xuan berlari menuju jendela serta merta mendorongnya agar udara segar dari luar dapat masuk ke dalam, menghilangkan bau busuk kentut yang tiba-tiba menyengat.

Namun, sayang musim panas ini sangat panas. Matahari sedang berada di titik tertinggi di langit. Tidak ada angin yang berhembus walau hanya secuil.

Tuuuuuut ....

Terdengar lagi bunyi kentut kedua dengan suara yang lebih kecil tapi membawa bau yang lebih menyengat dari sebelumnya, membuat seluruh anggota Senat seketika menutup hidung secara serentak. Kipas di tangan Nie Huaisang dan Shi Qingxuan bergerak cepat mengipasi diri sendiri.

"Bangke! Siapa, sih, yang kentut? Ayo, mengaku!" Hua Cheng yang gusar mulai mendobrak meja.

Setiap anggota senat memandang satu sama lain dengan tatapan curiga, saling menuduh.

"Aku bahkan belum makan apa-apa sejak pagi," ungkap He Xuan sambil memencet hidung. "Jadi aku tidak bisa kentut. Bukan aku pelakunya."

Nie Huaisang langsung menimpali, sementara tangannya semakin cepat mengipasi dirinya. "Aku sudah buang air sejak pagi, jadi sekarang perutku kosong. Aku juga bukan pelakunya. Mungkin Shizui?"

Yang dituduh seketika mengelak dengan raut ketakutan. "Bukan aku, Ketua Hua. Sungguh bukan aku." Tangannya melambai cepat.

"Jadi siapa?" tuntut Hua Cheng. "Mana baunya busuk banget lagi! Udara di ruang senat ini jadi tercemar. Sekarang mengaku, siapa yang banyak makan pagi ini?"

Satu per satu anggota senat menggeleng kepala.

Melihat anggotanya tak ada yang mau mengaku, Hua Cheng makin geram. Namun, sebelum pria berjubah merah menyala itu kembali menyalak, tiba-tiba Nie Huaisang mengangkat tangan kanannya.

Hua Cheng terkesiap dan menatapnya tajam. "Jadi kau mengaku sekarang?"

Nie Huaisang langsung menggeleng kepala. "Bukan, Ketua. Bukan aku yang kentut. Tapi aku tahu siapa yang makan banyak pagi ini."

"Siapa?"

Seketika semua mata memandang si bendahara Senat itu dengan was-was.

Dipandang begitu rupa para setiap anggota, dengan gugup Nie Huaisang menggerakkan kipasnya di depan wajah. "Anu ... tadi pagi setelah bangun tidur aku merasa sangat lapar jadi aku pergi ke kantin pagi-pagi sekali. Aku memesan nasi satu mangkuk, sayur tumis wijen, sate ikan-"

"Kelamaan!" potong Hua Cheng tidak sabar. "Langsung katakan siapa orang yang makan banyak pagi ini?"

"Yaa ... itu ... setelah memesan di bibi kantin aku mencari meja dan ternyata ada seseorang yang sudah duduk di sana lebih dulu dan makan dengan lahap."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MXTX ROMANTICA: Love Can't WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang