1.

53 9 0
                                    

Hai-hai, aku update —feeling Taste— dulu ya untuk menemani malam minggu kalian👉👈

Happy reading everybody(⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥

.
.
.




Jisung sungguh muak, bagaimana tidak? Sang adik sudah memasang senyum lebar sedari tadi.

"Kak Ji?"

Trak

Sumpit yang tengah di genggam itu Jisung letakkan dengan kasar di atas meja, matanya menatap Felix lamat. "Gue bilang nggak, ya nggak Felix."

Senyuman itu seketika luntur, Felix menatap telur mata sapi di piringnya dengan sedih. Tangan kecilnya yang memegang sendok menekan-nekan telur kuning itu. "Bunda bilang—"

Felix tidak bisa sembunyikan sedih di setiap kalimat nya, suara itu gemetar menahan tangis. Felix menggigit bibirnya sebelum kalimat itu meluncur sepenuhnya.

Jisung menghela nafas jengah, ia mendorong bangku yang di duduki hingga berderit nyaring. "Gue ke sekolah, lo di rumah aja."

"Jiji?" Sang Nenek yang sedari tadi memperhatikan memanggil dengan lembut.

"Jisung berangkat dulu, Nek."

Felix menatap sedih kepergian sang Kakak, tentu dengan pipi berderai.

"Lici, kemari nak."

Felix bangkit, dekati sang Nenek yang duduk di sofa. "Hiks—"

"Sshh.. Nanti biar Nenek yang bujuk Jiji ya?"

Felix yang menyembunyikan wajahnya di pangkuan sang Nenek hanya mengangguk.

Padahal kesempatan ini tidak datang setiap hari, Felix tau jika sang ibunda itu sibuk di kota.

Tentu mendapatkan kabar jika Bunda nya mengajak berlibur itu hal yang Felix tunggu, terpisah selama bertahun-tahun membuatnya benar-benar merindu.

Berbeda dengan Felix, Jisung sangat membenci Sana. Ia berfikir jika sang Bunda membuangnya bersama sang adik juga Neneknya, apalagi mereka tak pernah bertukar kabar saat ia masih kecil dulu.

Tahun ini Jisung lulu sekolah, ia merupakan siswa berprestasi. Berbeda dengan Felix yang hanya di rumah, adik nya itu hanya lulus sampai junior high school.

Karena kejadian yang tak menyenangkan, Jisung yang membuat keputusan. Ia memutuskan agar Felix berhenti dari sekolah lama nya setelah lulus.

Langkah nya ia bawa ke dalam kelas, Jisung itu bukan siswa yang rajin datang di pagi hari. Ia datang 10 menit sebelum kelas di mulai.

"Ji, sore jadikan?"

Itu Hyunjin, teman sebangku Jisung.

Jisung hanya mengangguk, "jadi, tapi gue gak bisa latihan lama-lama."

"Elah, performance lo nanti turun bego." Ucap Hyunjin malas.

"Bacot lo, Hyun." Jisung memukul Hyunjin dengan buku paket IPA nya kesal.

Obrolan keduanya terhenti saat guru mereka memasuki ruangan.

Jisung memiliki grup band yang di beri nama Elizi, bukan ekstrakurikuler dari sekolah. Tapi ia sendiri yang menciptakan, saat junior high school. Ia merupakan gitaris juga Vokal, ada Hyunjin yang memegang drum, Jungwon bassist dan juga Jeongin yang di percayanya menjadi manajer mereka.

Beberapa kali juga El!zi tampil di acara kampus besar yang mengadakan evet, juga mereka mengisi acara cafe di hari sabtu juga Minggu.

Jungwon terkekeh, senang menjahili Jeongin yang kini menatao kesal. Bagaimana tidak? Kupingnya terasa berdenging kala Jungwon memakinkan bass nya dengan asal.

Feeling Taste Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang