*Taehyung's POV*
Pagi yang sama, suasana yang sama, ekspresi wajah yang sama, kesunyian yang sama dan satu lagi, makanan yang sama.
Kuseruput kopi hitamku pagi ini sambil memandangi wajah gadis dingin di depanku. Satu minggu berlalu sejak kami tinggal bersama. Namun tidak ada komunikasi ataupun kemajuan di rumah ini.Yah, aku memang tidak berharap pernikahan ini akan menjadi sebuah pernikahan normal. Tapi aku masih tetap berharap wanita ini setidaknya melihatku yang hidup bersamanya. Aku ingin setidaknya dia tidak menganggapku udara hampa dirumah ini.
"Pagi ini kau latihan Kyudo lagi?" tanyaku sambil menopang daguku, menatapnya penuh ingin tahu.
Kuhela nafas saat melihat ekspresi wajahnya tetap datar dan fokus pada kertas kerjanya.
"Yukino-ssi, kau mendengar pertanyaanku?" kukibaskan tanganku di depan wajahnya agar dia berpaling dari kertasnya. Namun hasilnya nihil.
Kuhela nafasku sekali lagi kemudian beranjak dari meja makan. Kuambil kotak obat dari lemari dapur lalu duduk disampingnya.
Tanpa meminta izinnya kutarik tangannya yang sibuk menulis kertasnya. Wajah Yuki menoleh padaku dan matanya menatapku tajam. Sedetik kemudian dia menarik tangannya dari genggamanku. Namun aku tidak mau kalah kali ini, kupertahankan tangannya sampai dia pun menyerah.
"Kalau latihan memanah, sebaiknya kau gunakan plester untuk melindungi jarimu. Aku sudah sering memberitahumu kan kalau jari seorang manusia itu sangat penting." ujarku agak cerewet sambil mengobati lekuk antar ibu jari dan jari telunjuknya.
"Aigoo~~ coba lihat ini, bahkan sekarang pergelangan tanganmu juga ikut terluka. Apa kau mau mencoba bunuh diri Yukino-ssi?" lanjutku agak berlebihan dengan mata melotot.
Setelah selesai dengan jarinya. Kuambil kembali kapas dan obat antiseptic untuk menyeka pergelangannya yang tergores. Pasti tali busur atau mata anak panah itu menggoresnya lagi. Gadis ini benar-benar kuat sekali, apa dia tidak merasa kesakitan dengan luka gores besar ini.
"Apa kau tidak ke.." lanjutku lagi namun menggantung.
Bibirku mendadak kelu saat mendapati bekas luka memanjang disekitar pergelangan tangannya. Ada bekas jahitan yang cukup mencolok disana. Apa dia pernah mencoba bunuh diri sebelumnya??
"Litte (cukup)!"
Yuki menarik tangannya lalu berdiri dan membereskan berkas-berkasnya. Dia membiarkan aku terdiam dengan segala pertanyaan di otakku.
"Tanganmu.." gumamku lirih, jujur muncul banyak pertanyaan di otakku.
"Bukan urusanmu." balasnya acuh, tidak ingin bicara apapun tentang bekas lukanya.
Gadis ini sangat misterius dan kepribadiannya sulit sekali kukorek. Bahkan usaha Park Jimin mencari tau tentang dirinya pun tidak membuahkan hasil sedikit pun. Informasi yang kudapat hanyalah fakta dia adalah seorang pengusaha muda yang sukses.
"Hari ini perusahaan kita akan ikut serta dalam tender besar. Kalau tender ini bisa kita dapatkan maka Kim Corp akan semakin membaik."
Kuikuti langkah Yuki yang menuju kamar mandi. Setelah itu aku ikut berdiri disampingnya yang ingin menggosok gigi. Sebelum dia sempat mengambil pasta dan sikat giginya, aku sudah mendahuluinya.
"Aku dan tim perencanaan sudah merancang sebuah proposal yang bagus beberapa hari ini. Aku sangat berharap kami akan menang, supaya perusahaan tidak terus terpuruk." ujarku lagi seraya memberikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi padanya.
Saat Yuki menggosok giginya aku terus berceloteh tentang proyek perusahaan sambil duduk di atas meja wastafel. Walaupun aku begitu cerewet bicara tapi Yuki tetap diam dan tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD
RandomDendam dan penghianatan melingkupi alur kehidupan mereka yang bagaikan pusaran lubang hitam. Taehyung hidup dengan sejuta cinta dan Sohyun hidup dengan satu alasan yaitu Kematian Taehyung.. Akankah Takdir berbaik hati pada mereka? Ataukah sebaliknya...