Dia palsu
Tawa jenaka selalu terdengar
Lelucon kerap terlontar
Tapi dia palsu
Tak ada yang pernah mendengar tangis atau jerit racauannya karena suara bisingnya malam yang memekakkan
Dia palsu
Terlihat tegar
Raganya bugar
Tapi jiwanya meronta setengah mati minta diistirahatkan
Dia palsu
Nampak tenang dan senang
Tapi suara dalam pikirannya lantang
Terlalu riuh
Berisik katanya
Dia palsu
Terlihat tumbuh
Tapi ia tengah sekarat
Belati berkarat menancap jiwanya
Menikam terlalu dalam
Tak ada yang menolong
Bumi, 19 Oktober 2024
YOU ARE READING
Monolog
PoetryHanya kumpulan kata-kata tak beraturan. Tidak mengenal prolog. Tidak sempat bertemu epilog.