Jeon Wonwoo terdiam. Mulutnya terkatup rapat dengan bibir bawah yang digigit keras. Berusaha tidak mengeluarkan suara apa pun. Apalagi saat jemari besar milik Kim Mingyu bergerak mengelus tubuh telanjangnya. Menelusuri setiap inci lekukan tubuh indah milik Wonwoo dengan gerakan penuh godaan.
Decitan kulit keduanya bergesekan. Menghantarkan geleyar listrik statis ke seluruh tubuh. Hingga membuat si surai coklat menahan sensasi menggelitik di perut. Ya Tuhan, Wonwoo benar-benar tidak menyangka jika sensasi ini nyata.
"Uh..." Lenguhan kecil lolos dari mulut Wonwoo. Manik foxynya bisa melihat dengan jelas jika obsidian Mingyu mengkilat penuh nafsu. Wonwoo juga bisa melihat, jika tubuh telanjang Mingyu sangat menggiurkan. Bagaikan ukiran dewa Yunani yang pernah ia lihat. Tubuh berkulit tan itu mengkilat di bawah terpaan sinar lampu. Otot bisep, serta otot perut Mingyu sangat menggoda. Terbentuk sempurna. Apalagi saat jemari Wonwoo bergerak memeluk punggung pria itu. Merengkuhnya dalam pelukan. Si surai coklat bisa merasakan bagaimana kukuhnya punggung berotot milik Mingyu.
"Kau indah Hyung.." Suara bariton penuh damba mengalun. Bagaikan senandung melodi merdu yang tidak pernah Wonwoo dengar sebelumnya. Jujur, ini adalah kali pertama Mingyu memujinya dengan tatapan menginginkan. Penuh damba. Tolong, izinkan Wonwoo berharap jika Mingyu mempunyai perasaan yang sama untuknya.
"Ahhh..." Desahan Wonwoo terdengar cukup keras saat lidah Mingyu bergerak menjilat putingnya. Lidah Mingyu menjalar dengan gerakan memutar penuh sensual. Sebelah tangan pria itu memilin putingnya satu lagi. Semua sentuhan Mingyu di atas tubuhnya benar-benar membuat pikiran Wonwoo kosong. Ia seolah tidak peduli dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Asalkan Mingyu tetap bersamanya, itu bukan masalah.
Mata Wonwoo menutup dan terbuka beberapa kali. Menikmati sentuhan lidah Mingyu di atas seluruh bagian perut. Ini adalah kali pertama Wonwoo menyerahkan tubuh secara sukarela pada seseorang yang bahkan bukan kekasihnya. Katakan Wonwoo gila, tapi ia tidak peduli apa pun sekarang.
"Akhhhh..." Wonwoo berteriak kecil saat Mingyu menggigit, dan sesekali menjilat bagian putingnya. Kemudian ia bisa mendengar Mingyu terkekeh, dan pria itu kembali mengecup putingnya dengan penuh kasih sayang. Surai hitamnya bergerak tidak konstan. Lalu Mingyu mengadah. Memandang ekspresi erotis yang Wonwoo keluarkan. Mingyu memerhatikan seluruh mimik wajah si surai coklat yang selalu bisa membuat genitalnya menegang sempurna tanpa diperintah. Ia terpesona dengan semua ekspresi tersipu milik Wonwoo.
"Kau benar-benar cantik.." Mingyu bergumam. Ciumannya bergerak keatas. Mengecup lekukan garis leher Wonwoo, sebelum berlabuh di belahan bibir plum yang sudah terlihat bengkak akibat ciuman sebelumnya. Tangan Mingyu terulur. Menarik tangan Wonwoo, dan meletakannya di dada. Wonwoo bisa merasakan debaran keras di balik dada Mingyu. Jantung pria itu berdetak keras. Sama seperti miliknya.
"Aku berdebar saat menyentuh tubuhmu." Bibir plum dikecup pelan. Membuat Wonwoo menutup mata menikmati kecupan singkat yang mampu membuatnya merasakan letupan kembang api di kepala. Sungguh. Jika boleh, ia ingin berteriak karena perasaan membuncah ini.
"Ah.. tidak. Kau memang selalu membuatku berdebar setiap saat, dan aku tidak tahu kenapa. Apa kau tahu penyebabnya?"
Wonwoo membuka mata. Ia bisa melihat Obsidian itu menatap Wonwoo intens. Tatapan sarat ingin tahu, serta birahi terpedam tersirat di dalamnya. Membuat Wonwoo menelan saliva dalam. Apakah yang Mingyu katakan adalah sebuah kebenaran? Bukan ocehan tidak masuk akal yang selalu dilakukan orang mabuk? Bisakah Wonwoo mempercayai ucapan pria itu?
Jantung Wonwoo semakin berdetak empat kali lipat, saat merasakan debaran yang sama di dada Mingyu. Wonwoo yakin, wajahnya sudah memerah sempurna. Matanya bergerak gelisah, ketika helaan napas Mingyu menerpa wajah. Tangan pria itu bergerak. Mengelus pipi Wonwoo dengan lembut. Hingga membuat si surai coklat kembali mengadah ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Senses | Mingyu X Wonwoo
FanficJeon Wonwoo, seorang pria berumur 27 tahun. Hidupnya menjadi rumit ketika sang Ibu memaksa untuk segera menikah. Hingga Sang Semesta mempertemukan Wonwoo dengan Kim Mingyu. Seorang Psikiater tampan dan memesona. Bertemu dengan Mingyu mengajarkannya...