Chapter 10

9 2 0
                                    

Hamil. Satu kata penuh aib dan sangat memalukan, jika itu ditujukan untuk seorang pria seperti Jeon Wonwoo. Konyol bukan? Bahkan sang dokter yang memeriksa Wonwoo harus melakukan pemeriksaan beberapa kali agar apa yang mereka lakukan akurat dan masuk akal.

Wonwoo sendiri tidak percaya sebelum sang dokter memberi bukti hasil USG di dalam perutnya. Di sana terdapat gumpalan kecil. Dokter sendiri menyangka itu hanya benjolan tumor. Tapi ternyata semua itu terbantahkan dengan hasil medis yang menjelaskan bahwa Wonwoo memang sedang hamil. Semua hasil pemeriksaan itu memang terbukti benar. Nyata dan tidak dapat dipungkiri. Wonwoo memang sedang hamil. Walaupun ia adalah seorang pria.

Beberapa dokter yang sejak tadi mengecek hasil pemeriksaan Wonwoo, bahkan terlihat kaget. Karena kejadian seorang pria hamil adalah sangat langka. Gen dalam tubuh Wonwoo itu jarang ditemui. Apalagi pria itu mempunyai rahim di dalamnya.

"Aku mohon jangan bilang pada siapa pun. Terutama Mingyu." Wonwoo berujar penuh permohonan. Menatap Jaeseok dengan penuh harap, agar pria yang sudah dianggap temannya itu tidak membocorkan rahasia.

"Apa Mingyu adalah pria yang menghamilimu?" Suara Jaeseok terdengar penuh geraman rasa benci. Membuat Wonwoo ingin merutuki mulutnya yang tidak bisa diajak kerja sama. Padahal, Wonwoo ingin menyembunyikan fakta tentang hubungannya dan Mingyu.

"Bukan. M-maksudku bukan itu." Wonwoo mencoba mengelak. Menolehkan pandangan ke arah selimut yang dipakai. Menghindari tatapan selidik dan penuh tanya yang diarahkan Jaeseok.

"Hm. Terlalu cepat sepuluh tahun untuk kau membohongiku, Jeon." Suara Jaeseok terdengar sarkastik. Membuat Wonwoo mengumpat dalam hati karena Jaeseok tidak mudah dibohongi. Jaeseok seperti mempunyai detektor pendeteksi kebohongan, dan Wonwoo benci itu.

"Apa dia kekasih barumu?" Alis Jaeseok mengernyit. Mencoba mengamati segala ekspresi yang coba ditutupi.

"Bukan." Wonwoo menggelengkan kepala. Ia memang tidak berbohong saat mengatakan itu. Kim Mingyu bukanlah kekasihnya. Mereka tidak mempunyai hubungan apa pun. Hanya sekadar partner one night stand yang dilandasi alasan kecelakaan tidak disengaja.

"Kau one night stand dengannya? Apa kau sudah gila?!" Jaeseok berteriak marah ketika mencoba mengutarakan hasil perkiraan yang mungkin ditutupi oleh Wonwoo. Wajahnya memerah penuh amarah, disertai rahang yang mengeras. Pria itu nampak kecewa pada si surai coklat.

"Kecelakaan." Wonwoo bergumam pelan. Tidak ingin menangkap raut kekecewaan yang Jaeseok beri untuknya.

"Bullshit Jeon! Kau menyukainya!"Jaeseok kembali mengutarakan dugaan. Karena apa yang sudah ia duga adalah sebuah kebenaran. Jeon Wonwoo tidak akan mungkin memberikan tubuhnya begitu saja, jika pria itu tidak menyukai sang partner.

Bibir bawah digigit dengan keras oleh si surai coklat. Jemari makin mengerat di atas selimut. Berharap bisa meredakan emosi yang sudah Jaeseok sulut. Semua kejadian ini, bukan hal yang Wonwoo inginkan.

"Ya. Tapi dia pria straight!! Aku tidak bisa apa-apa! Dia tidak menyukaiku, Jae!!" Wonwoo berteriak penuh amarah. Wajahnya memerah. Menahan tangis yang bisa saja tumpah, jika ia mau. Tapi Wonwoo malu. Dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya di depan Jaeseok. Bagaimanapun juga, Wonwoo seorang pria kuat yang tidak ingin terlihat lemah.

"Apa? Dia straight? Apa kau sudah gila, Jeon?!" Jaeseok kembali berseru. Tidak percaya dengan apa yang si surai coklat katakan. Pasalnya, Jaeseok tahu bagaimana prinsip seorang Jeon Wonwoo. Pria itu tidak mudah diajak one night stand begitu saja.

"Aku memang sudah gila, Jae! Sekarang katakan apa yang harus aku lakukan?" Wonwoo balas berteriak. Ia sudah terlihat frustrasi di depan Jaeseok. Wonwoo memang tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apa yang harus dikatakan pada Jeonghan, Ibunya, dan terutama Mingyu. Ia masih belum siap untuk menjelaskan fakta tidak masuk akal yang sedang ia hadapi.

No Senses | Mingyu X WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang