Chapter 5

20 0 0
                                    


Jeon Wonwoo menundukan kepala, dengan kedua tangan di lipat di atas meja sebagai sandaran. Matanya tertutup rapat. Bibir bawah di gigit keras agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Celana denimnya di cengkram erat, sebagai pelampiasan. Keringat dingin membasahi pelipis Wonwoo, akibat sensasi yang pemuda itu rasakan di bagian bawah tubuhnya. Wonwoo masih bisa merasakan dengan jelas jika vibrator itu bergerak dengan konstan; menggetarkan dinding rektrum analnya. Membuat genital Wonwoo semakin tegang. Sial! Ini semua karena Mingyu. Kim Mingyu memang homo sialan!

"Wonwoo-ya, jangan tidur di saat pelajaranku berlangsung." Suara pria paruh baya itu terdengar, dan menepuk bahu Wonwoo pelan. Ia mengadah ke arah Shim Seongsaeng. Matanya setengah tertutup, saat melihat pria itu mengerutkan alis ke arah Wonwoo. Gurunya tengah memandang Wonwoo dengan tatapan khawatir.

"Ughh.." Wonwoo melenguh pelan. Dahinya mengerut, sambil mengencangkan kepalan tangan pada celana denim seragamnya. Sial! Wonwoo tidak tahan untuk segera melepaskan benda nista yang masih bersarang di lubang analnya.

"Kenapa? Kau sakit, Wonwoo-ya?" Shim Seongsaeng berujar penuh kekhawatiran. Punggungnya di elus pelan oleh pria itu.

"A-aku akan pergi ke toilet, Seongsaeng-nim." Wonwoo segera berdiri. Berjalan berbalik. Keluar dari dari kelas, tanpa menoleh sekali pun pada semua teman, bahkan gurunya sendiri. Wonwoo hanya ingin segera sampai di toilet yang berada di perempatan koridor. Langkahnya semakin di percepat. Sebisa mungkin, Wonwoo berlari sambil mencengkram celananya.

Beberapa menit kemudian, langkah Wonwoo terhenti di toilet. Ia segera berjalan masuk ke dalam. Toilet ini terlihat sangat sepi. Wonwoo yakin, jika hanya ia sendiri di sini. Lalu Wonwoo melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam bilik yang berada di ujung.

Wonwoo menutup pintu toilet itu. Napasnya memburu tak terkendali. Dadanya naik turun tak beraturan, karena berlari seapanjang koridor. Peluh membasahi pelipis Wonwoo. Pemuda itu nampak menggigit bibirnya kuat-kuat, ketika tangannya bergerak untuk melepaskan celana seragam yang di pakai. Lalu menggantungnya di atas pintu.

Wonwoo berjalan mendekati kloset duduk. Mendudukan dirinya di sana, sambil mengangkangkan kaki. Hingga lubang analnya kemerahan yang berkedut terlihat jelas. Tangan Wonwoo terulur, bergerak ke bawah. Menyentuh lubang analnya sendiri. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat, saat jarinya masuk ke dalam. Bergerak masuk lebih dalam, untuk mengambil vibrator laknat yang masih bersarang di dalam tubuhnya.

"Sial!!" Tangan Wonwoo berhasil mengambil kaitan vibrator itu. "Aku benar-benar akan membunuh homo sialan itu!!" Wonwoo mengumpat keras, sambil melemparkan vibrator itu ke lantai marmer di bawah.

"Ughh..." Wonwoo melenguh kecil. Bibirnya kembali di gigit dengan keras. Walau vibrator itu sudah ia keluarkan, tapi genitalnya masih belum bisa kembali tertidur. Genital Wonwoo masih menegang sempurna. Tidak ada pilihan lain. Ia harus menyelesaikannya dengan onani.

"Ahh..." Desahan lolos dari mulut Wonwoo, saat jari-jarinya kembali bermain di lubang analnya sendiri. Salahkan genitalnya yang masih menengang, hingga Wonwoo harus melakukan hal senista ini sendiri. Biasanya Wonwoo akan di bantu oleh para gadis yang bersedia memuaskannya. Tapi sekarang, ia harus menyelesaikan semua sendiri. Jika saja Wonwoo masih menjadi raja, sudah pasti ia tidak akan mengalami hal ini.

Jari Wonwoo kembali mencoba meraih titik sensitive dalam lubang analnya, untuk menyentuh dinding-dinding rektrum, dan menemukan kelenjar prostat yang akan membuat Wonwoo melayang. Tapi nihil, Wonwoo sama sekali tidak dapat menemukan titik prostat itu dengan jarinya sendiri. Ada yang kurang. Wonwoo tidak suka menyentuh dirinya sendiri seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Caste Heaven | Meanie Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang