"Mas Rendra chat dee arep mrene."(Mas Rendra chat dia mau kesini)
"Ndak papa mrene wae,"Ucapnya (Nggak papa kesini aja)
"Mas Danen aku menyang toilet sek yo,"Ujar(Mas Danen aku mau ke toilet dulu ya) Amira izin ke toilet, ia sudah tidak tahan.
Danen mengangguk "Ojo suwe-suwe yo, kesuwen Rendra ngamuk. opo tak anter wae?"( Jangan lama-lama ya, kelamaan Rendra ngamuk. apa aku antar aja ?) Tanya Danen menawarkan diri untuk mengantarnya karena toilet di sebrang jalan.
Amira menggeleng "Ndak usah toiletnya deket, sek sedelo yo,"Ujarnya bergegas lari (Gak usah toiletnya deket, sebentar ya)
Amira berlari cukup kencang, saat ia ingin menyebrang ke jalan, tiba-tiba saja motor melaju dengan kencang menghantam tubuh Amira.
Brukkk Amira terpelanting jatuh dengan darah yang mengalir di kepalanya. Danen yang melihat kejadian itu segera berlari dengan nafas yang terengah-engah "Amiraaa???"Ujarnya berteriak.
Rendra yang baru saja tiba melihat kejadian secara langsung membanting helemnya, dia berlari menghampiri adiknya "Amira? De bangun!!!"Ujar Rendra memanggil adiknya. Juan,Aldo dan Skala menyusul Rendra. Skala segera menghubungi rumah sakit.
"Amira bangun!!!"Danen mengguncang tubuh Amira. namun matanya terpejam.
Rendra menggeser tubuh Danen dengan kasar, dia memegang kepala adiknya, ia letakan di pahanya "De bangun de, mas udah sampe. bangun de!!!!"Ucap Rendra menitihkan air matanya, ia tak kuasa melihat keadaan Amira yang mengenaskan. kepala dan sikunya mengeluarkan darah.
Amira merasa dunianya berbalik dan berputar dengan begitu cepat. la merasakan tubuhnya seperti terhempas.
"Uhuk!!" batuk darah langsung menyembur keluar dari mulut Amira. kental dan warnanya merah segar juga pekat. Amira berusaha membuka kedua matanya, pandangannya buyar dan berbayang.
Sayup-sayup Amira mendengar orang memanggil namanya ia membuka perlahan matanya "Masss,"Panggilnya, Amira memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Iya de pripun?"Tanya Rendra menatap lekat Amira sembari membersihkan noda darah yang ada di pipinya.
"Mass a-aku minta maaf udah pergi gak bilang dulu,"Ujarnya dengan kerongkongan yang tercekat.
"Iya mas maafin. Ojo diulang neh yo dek,"Ujarnya.
Amira mengangguk "Mas Danen maafin A-amira,"Ujar Amira melihat wajah Danen, yang sangat menyedihkan.
Danen mengangguk "Aku minta maaf
, seharusnya aku anter kamu bukan biarin kamu jalan sendiri. kamu jadi terluka karena aku, kamu harus bertahan ambulan sebentar lagi datang,"Ujar Danen memegang tangan Amira, air matanya terus meluruh. Danen tak kuasa melihat Amira yang tengah kesakitan.Amira menggeleng "A- Anza n-ndak kuat,"Ucapnya terpotong-potong.
"De Awakmu kudu kuat, mas nyuwun ojo tutup mripat!"( De kamu harus kuat, mas minta jangan tutup mata kamu!)
Amira menggeleng "L- loro mas,"Ujarnya.
Dunia terasa tidak adil. bisakah Tuhan memberikannya kesempatan kedua? bisakah Tuhan memerintahkan pada sang malaikat untuk sedikit berbaik hati tak mencabut nyawanya? bukannya apa, hanya saja Amira merasa jika hidupnya sudah tidak akan lama lagi.
Amira memejamkan kedua matanya. kini, ia sudah tak lagi dapat merasakan sakit. tubuhnya terasa melayang hingga semua rasa sakit yang ia rasakan menguar pergi satu-persatu. Danen dan Rendra terus memanggil nama Amira, namun sayangnya Amira sudah tiada.
![](https://img.wattpad.com/cover/325597953-288-k444787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA (Selesai ✔️)
General FictionGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...