Malam mulai menyelimuti kota dengan selimut gelapnya, tetapi bagi Nathan, itu adalah waktu terbaik untuk merenung. Dia berada di atap rumahnya,tempat favoritnya untuk mengamati langit. Dengan teleskopnya, dia bisa melihat bintang-bintang berkilauan, seolah-olah mengajak untuk berpetualang ke dalam cerita tak berujung. Nathan adalah seorang cowok biasa,namun hasratnya terhadap astronomi membuatnya merasa istimewa.
Malam itu, Nathan mengenakan sweater tebalnya dan duduk di tepi atap, mata tertuju pada rasi bintang Orion. Dia sering membayangkan bahwa setiap bintang adalah harapan yang mengapung di luar sana, menunggu untuk diambil. Saat mengamati, matanya tertangkap pada sosok lain yang juga berada di atap rumah sebelah.
Seorang gadis, tampaknya baru, duduk di tepi atap, kakinya menggantung di udara. Nathan tertegun. Dia tidak pernah melihat gadis itu sebelumnya. Rambutnya panjang dan mengalir angin malam, dan dia sedang asyik melukis. Nathan bisa melihat kanvas kecil di pangkuannya, berisi gambaran langit malam yang begitu indah. Terdorong rasa penasaran, Nathan memberanikan diri untuk mendekat.
"Hey!" sapa nathan, mencoba menekan rasa gugupnya.
"Kamu suka bintang?"
Gadis itu menoleh. Senyum lembutnya menyapa malam.
"Iya, sangat. Setiap bintang punya cerita, bukan?"
Nathan merasa hatinya berdebar.
"Aku Nathan" katanya, tersenyum lebar.
"Aku sering mengamati bintang dari sini."
"Alana," balas gadis itu sambil mengulurkan tangan.
"Senang bertemu denganmu, Nathan"
Saat mereka berjabat tangan, Nathan merasakan aliran energi yang tak terduga. Ada sesuatu yang istimewa dalam pertemuan ini, dan dia tidak ingin membiarkannya berlalu begitu saja.
Malam itu, mereka berbincang tentang bintang dan mimpi. Alana bercerita tentang cita-citanya menjadi pelukis, sementara Nathan menjelaskan obsesinya terhadap astronomi. Ternyata, Alana juga mencintai seni, dan bintang-bintang adalah inspirasi terbesarnya.
"Bisa jadi bintang-bintang ini yang membuatmu melukis?" tanya Nathan, ingin tahu lebih banyak.
"Ya, benar. Mereka memberi saya harapan. Setiap kali saya melihatnya, saya merasa ada yang lebih besar dari diri saya" jawab Alana, matanya berbinar.
"Seperti kita terhubung dengan sesuatu yang lebih luas."
Nathan mengangguk, meresapi setiap kata Alana. Dia tidak pernah berbincang dengan seseorang yang memahami dirinya seperti ini. Saat malam semakin larut, mereka berbagi cerita lucu dan tawa, menciptakan ikatan yang terasa seketika.
Ketika akhirnya mereka harus berpisah, Nathan merasa seolah-olah dia telah menemukan bagian dari dirinya yang hilang.
"Kapan-kapan kita bisa melihat bintang lagi?" tanya Nathan, berusaha terdengar santai meskipun hatinya berdebar.
"Bisa kapan saja jika aku tidak sibuk, Nathan" jawab Alana, senyum hangat menghiasi wajahnya sebelum dia melangkah kembali ke rumahnya.
Setelah Alana pergi,Nathan duduk kembali di tepi atap, memandang langit yang sama, tetapi kali ini terasa berbeda. Bintang-bintang seolah berkilau lebih terang, dan dia bisa merasakan harapan mengalir dalam dirinya. Sejak malam itu, Nathan tahu bahwa hidupnya akan berubah.
***
Hari-hari berlalu, dan Nathan tidak bisa berhenti memikirkan Alana. Dia sering menjenguk atap rumahnya, berharap bisa bertemu lagi. Setiap kali dia melihat ke arah rumah Alana, hatinya bergetar. Namun, Alana tampak sibuk dengan pekerjaannya, sering kali tidak terlihat di atap.
Suatu sore, Alvaro memutuskan untuk memberanikan diri. Dia menulis catatan kecil yang sederhana.
"Hey Alana, maukah kamu bergabung dengan aku di taman untuk melihat bintang? – Nathan"
Dia menempelkannya di pagar pembatas antara rumah mereka dan berharap yang terbaik.
Beberapa hari kemudian, saat Nathan kembali ke atap, dia melihat Alana melukis lagi. Dia dengan cepat melambai untuk mendapatkan perhatian Alana. Gadis itu menoleh dan, setelah melihat catatan di pagar, mendekat.
"Jadi, kamu mengundangku?" tanya Alana, terlihat terkejut tetapi senang.
"Iya! Aku pikir kita bisa melihat bintang bersama," jawab Nathan, merasakan semangatnya kembali.
Alana tersenyum. "Tentu! Aku akan sangat senang."
Mereka sepakat untuk bertemu malam itu di taman kota. Nathan tidak sabar menunggu saat itu tiba. Dia merencanakan segalanya, memastikan dia membawa teleskop dan beberapa camilan sederhana. Di dalam hatinya, dia berharap bisa membuat Alana terkesan.
Ketika malam tiba, Nathan tiba di taman lebih awal, menyiapkan teleskopnya. Hatinya berdebar ketika melihat Alana datang, mengenakan gaun sederhana yang menambah pesonanya. Senyum manisnya membuat hati Nathan berdebar lebih cepat.
"Wow, ini luar biasa," kata Alana, matanya melirik teleskop dengan antusias.
Nathan menunjukkan cara menggunakan teleskop dan memberi tahu Alana tentang bintang-bintang yang mereka lihat. Mereka berbagi tawa dan cerita, setiap detik terasa begitu berharga. Di bawah langit malam yang penuh bintang, Nathan merasa semakin dekat dengan Alana.
"Aku tidak pernah menyangka, melihat bintang bisa begitu menyenangkan" ungkap Alana, matanya berbinar.
"Terima kasih sudah mengundangku."
"Tidak, terima kasih sudah datang. Aku suka berbagi ini denganmu," balas Nathan dengan tulus.
Saat mereka saling menatap, ada keheningan yang nyaman di antara mereka. Nathan merasa ada sesuatu yang lebih dalam di antara mereka, tetapi dia tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya.
Malam itu menjadi awal dari banyak petualangan mereka. Dari berbagi cerita hingga menciptakan kenangan, Nathan dan Alana menemukan diri mereka semakin dekat. Meskipun jalan di depan tidak selalu mulus, mereka siap menjelajahi perjalanan ini bersama. Dan di bawah bintang-bintang, harapan baru tumbuh di hati Nathan, harapan akan cinta yang tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di atas bintang
RandomMenceritakan tentang sebuah kisah cinta yang penuh tantangan dan keindahan, di mana dua karakter utama saling jatuh cinta meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Mereka berjuang menghadapi berbagai rintangan, termasuk perbedaan keluarga d...