Ketegangan

21 9 0
                                    

Alana berdiri di pinggir hutan, menatap rimbun pepohonan yang seakan menyimpan rahasia. Jantungnya berdegup kencang, tak hanya karena kehadiran Nathan di dekatnya, tetapi juga karena perasaan yang semakin membara di dalam dirinya. Sejak mereka bertemu, semuanya terasa berbeda. Namun, ada ketegangan yang tak bisa ia pungkiri.

Nathan, sosok yang tampan dengan mata yang tajam dan senyuman yang bisa meluluhkan hati, berjalan mendekatinya.

"Kau siap untuk menjelajahi tempat ini?" tanyanya, suaranya lembut namun penuh semangat.

Alana menelan ludah, merasakan kombinasi antara kegembiraan dan ketakutan.

"A-aku tidak tahu. Tempat ini terlihat agak menakutkan," jawabnya, meski hatinya bergetar penuh rasa ingin tahu.

"Jangan khawatir. Aku akan selalu di sampingmu." Nathan melangkah lebih dekat, matanya bertemu dengan mata Alana. Ada sesuatu yang membuatnya merasa aman, tetapi juga menambah ketegangan di udara.

Mereka mulai melangkah lebih dalam ke hutan. Suara daun yang berdesir dan gemerisik binatang malam menciptakan suasana yang misterius. Alana berusaha menenangkan pikirannya, namun bayang-bayang rasa takut selalu mengintai.

"Alana, kau tahu bahwa aku selalu ingin melindungimu, kan?" Nathan tiba-tiba bertanya, suaranya menjadi lebih serius.

"Ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang diriku."

Alana menoleh, heran. "Apa maksudmu?"

Nathan menghela napas dalam-dalam, seolah-olah menimbang kata-katanya.

"Aku bukan sekadar anak desa biasa. Ada alasan mengapa aku selalu merasa terhubung dengan bintang-bintang. Aku punya kemampuan yang mungkin sulit untuk kau percaya."

Alana mengerutkan dahi, merasa bingung

"Kemampuan? Seperti apa?"

"Seperti ini Nathan  mengangkat tangannya, dan tiba-tiba, langit di atas mereka mulai berkilauan. Bintang-bintang muncul dengan indahnya, seolah-olah dipanggil oleh kekuatan yang tak terlihat. Alana tertegun, mulutnya ternganga melihat keajaiban di hadapannya.

"Wow… ini luar biasa!" serunya, rasa takutnya seakan sirna seketika.

"Tapi, ada konsekuensi," Nathan melanjutkan, tatapannya menjadi serius kembali.

"Kemampuan ini datang dengan tanggung jawab yang besar. Aku bisa mengubah banyak hal, tetapi ada bahaya yang mengintai."

Alana merasa jantungnya kembali berdetak cepat. "Bahaya? Apa maksudmu?”

"Jika aku tidak berhati-hati, kekuatan ini bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan. Ada mereka yang ingin memanfaatkan kemampuanku untuk tujuan jahat." Nathan  menatapnya dalam-dalam, seakan ingin mengungkapkan semua yang ada di hatinya.

Ketegangan menyelimuti suasana. Alana merasa ada sesuatu yang lebih dalam di balik kata-kata Nathan.

"Apakah kau pernah mengalami hal itu?" tanyanya dengan lembut.

"Belum, tapi aku merasakannya," jawab Nathan

"Dan aku tidak ingin kau terjebak dalam masalah ini."

Kata-kata Nathan membuat Alana merenung. Ia merasa terbelah antara rasa ingin tahunya tentang Nathan dan keinginannya untuk melindungi diri.

"Aku tidak takut pada bahaya, Nathan. Selama kita bersama, aku percaya kita bisa menghadapinya."

Nathan tersenyum, tetapi sorot matanya menunjukkan beban yang berat.

"Kau benar. Kita bisa menghadapinya. Tapi kita harus lebih berhati-hati."

Mereka melanjutkan perjalanan, dan meskipun ketegangan masih membayangi, ada kehangatan dalam kebersamaan mereka. Saat malam semakin larut, suara-suara hutan semakin menggema. Alana merasakan ada sesuatu yang mendekat, sebuah ketidakpastian yang membuatnya tidak nyaman.

Cinta di atas bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang