Pagi itu, sinar matahari perlahan menyinari hutan di sekitar desa, membawa kehidupan baru setelah malam yang penuh ketegangan. Alana dan Nathan duduk di tepi danau, menikmati keindahan alam di sekitar mereka. Suara burung berkicau dan angin sepoi-sepoi membuat suasana terasa damai. Namun, di dalam hati mereka, masih ada banyak hal yang harus dihadapi.
"Alana" Nathan memulai, suara lembutnya memecah keheningan.
"Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting."
Alana menoleh, merasakan jantungnya berdegup lebih cepat.
“Apa itu?” tanyanya, sedikit cemas.
Nathan menatapnya dengan serius, seakan mencari kata-kata yang tepat.
"Kita sudah melalui banyak hal bersama. Aku tahu kita masih memiliki banyak tantangan di depan, tetapi aku merasa ada sesuatu yang lebih dalam antara kita."
Mendengar perkataan Nathan, hati Alana bergetar.
"Aku juga merasakannya,"jawabnya, suaranya bergetar.
"Setiap momen bersamamu membuatku merasa hidup."
Nathan menarik napas dalam, tampak lebih tenang.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, tetapi aku ingin kau tahu, aku siap menghadapi segalanya untukmu."
"Dan aku juga," Alana berkata dengan tegas.
"Kita adalah tim. Kita akan melindungi satu sama lain."
Mereka saling tatap, dan di dalam mata mereka, ada rasa saling percaya yang dalam. Namun, seiring dengan kebahagiaan itu, Alana merasakan kekhawatiran yang menyelinap.
"Tapi, Nathan, kita masih harus berhati-hati. Pemburu itu bisa kembali kapan saja."
"Ya, aku tahu," Nathan menjawab, menatap ke arah danau.
"Itu sebabnya kita harus lebih kuat. Kita perlu melatih kekuatan kita, tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk satu sama lain."
Alana mengangguk, merasakan semangatnya terbangun kembali.
"Kita bisa mulai latihan hari ini. Kita perlu menemukan cara untuk memaksimalkan kemampuan kita."
Nathan tersenyum, senyuman yang membuat Galavani merasa hangat. "Baiklah, ayo kita mulai."
Mereka berdua berdiri dan menuju area terbuka di dekat hutan, tempat di mana mereka bisa berlatih tanpa gangguan. Di sana, mereka merencanakan latihan yang melibatkan penggunaan kekuatan mereka untuk saling mendukung.
"Pertama, kita perlu mengasah kemampuan masing-masing," Nathan menjelaskan.
"Aku akan memanggil energi dari bintang-bintang dan kau harus merasakannya. Kemudian, kita bisa mencoba menggabungkan kekuatan kita."
Alana merasa bersemangat dan siap.
"Aku sudah tidak sabar untuk melihat apa yang bisa kita lakukan bersama."
Dengan semangat yang menggebu, Nathan mulai memanggil energi dari langit. Bintang-bintang di atas mereka mulai bersinar lebih terang, dan Alana merasakan aliran energi yang kuat.
"Rasakan, Alana! Biarkan energi itu mengalir melalui tubuhmu!" seru Nathan.
Alana memfokuskan pikiran dan perasaannya, membiarkan energi itu menyatu dengan dirinya. Dalam sekejap, dia merasakan kekuatan luar biasa mengalir, membangkitkan potensi yang selama ini terpendam. Dia mengangkat tangannya dan mengarahkan energinya ke arah Nathan.
"Sekarang, gabungkan kekuatan kita!"Nathan berteriak dengan penuh semangat.
Cahaya dari tangan mereka bertemu, menciptakan ledakan energi yang memancar ke langit. Suara gemuruh terdengar, dan Alana bisa merasakan kekuatan yang mengalir dalam diri mereka. Mereka saling memberi dukungan, saling berbagi kekuatan yang membuat mereka semakin kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di atas bintang
De TodoMenceritakan tentang sebuah kisah cinta yang penuh tantangan dan keindahan, di mana dua karakter utama saling jatuh cinta meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Mereka berjuang menghadapi berbagai rintangan, termasuk perbedaan keluarga d...