[Kyoto Station, 20 Desember 2023]
Kotoma: "Udah yakin nggak ada yang ketinggalan, nih?"
Rize: "Kayaknya sih nggak ada. Chimame, kalian ada yang ketinggalan nggak?"
Chino: "Aku nggak ada."
Maya: "Aman juga."
Megu: "Aku pun udah cek, nggak ada."
Kotoma: "Oke, sip! Hanako, kamu gimana? Udah dicek semua kan?"
Hanako: "Iya, Kak. Nggak ada yang ketinggalan."
Emak: "Ya sudah, kalian hati-hati di jalan, ya. Nikmati liburannya."
Bapak: "Jangan lupa ambil banyak foto buat kenang-kenangan!"
Saat kami bersiap melangkah ke peron, Bapak tiba-tiba mendekatiku. Wajahnya serius, namun terselip senyuman kecil yang hanya aku yang bisa menangkapnya. Tanpa banyak bicara, beliau menyelipkan secarik kertas ke dalam kantong jaketku.
Bapak: *menepuk pundakku dengan pelan* "Semoga ini membantu, Nak."
Aku tertegun. Jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya.
Kotoma: "Jangan-jangan, Bapak... Tapi, kok Bapak bisa tahu soal ini?"
Bapak menatapku sejenak, lalu bicara dengan suara pelan yang hampir seperti bisikan.
Bapak: "Rekanmu, Kabuto. Dulu dia pernah jadi anak buah Bapak."
Aku menatap Bapak dengan penuh keterkejutan. Jadi, Kabuto... yang selama ini kupikir hanya teman biasa, ternyata pernah bekerja dengan Bapak?
Kotoma: "Begitu rupanya... Baiklah, Pak. Akan kukabari jika ada perkembangan."
Bapak: *tersenyum tipis* "Jaga dirimu, Nak. Ingat, jangan terlalu gegabah."
Beliau berbalik dan berjalan menjauh, kembali ke sisi Emak. Aku menggenggam erat kantong jaketku, penasaran dengan isi kertas yang diberikan Bapak. Namun, suara Rize membuyarkan pikiranku.
Rize: "Kotoma! Ayo, jangan bengong. Keretanya udah mau datang!"
Cocoa: "Apa yang kamu pikirkan, Kotoma??"
Aku menarik napas panjang, lalu bergabung dengan yang lain.
Kotoma: "gapapa ko, ayo kita naik."
Chino: "tenang, semuanya akan baik baik saja."
Pikiran tentang secarik kertas itu terus menghantui, tapi aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk membukanya.
entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang sedang menungguku di Osaka.
[30 Menit Kemudian]
Kereta berhenti perlahan di stasiun yang megah. Akhirnya, kami tiba di Osaka, kota besar yang gemerlap sekaligus menjadi destinasi wisata populer. Hiruk-pikuknya langsung terasa begitu kami melangkah keluar.
Chiya: *menoleh ke sekeliling dengan mata berbinar* "Wah, jadi ini Osaka? Gede banget, ya! Kerasa banget bedanya sama Kyoto."
Kotoma: *tersenyum kecil, melipat tangan di dada* "Heh, ini sih belum ada apa-apanya. Kalau aku ajak kalian ke Tokyo, dijamin kalian bakal lebih tercengang lagi."
Chiya: *menatap Kotoma dengan antusias* "Serius? Jadi Tokyo lebih besar dari ini? Wah, nggak kebayang, deh!"
Rize: *mengangkat alis sambil melirik Chiya* "Jangan-jangan kamu bakal tersesat, Chiya. Osaka aja kamu udah terpana begini."
![](https://img.wattpad.com/cover/370102412-288-k2693.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gochiusa:Killer Rabbit
Ficción GeneralSinopsis: Menceritakan seorang detektif bernama kotoma kazuto yang mendapatkan kasus pembunuhan berantai yang terjadi di Rabbit town. Akankah kasus ini bisa terpecahkan atau ada kasus yg lebih besar lagi yang menanti Semua karakter yang ada di ceri...