Prekuel III : Anak Biologis?

11.8K 538 16
                                    

bantu kasih vote yaa, jan silent readers.

==========================================

BAGIAN

PREKUEL (03)

==========================================


"Ayah dari Arjuv Aswamatta Dyatmika."

"Benar, Sus. Saya ayahnya." Nusra cepat menjawab pertanyaan perawat penjaga.

"Saya Nusra Dyatmika," lanjutnya.

"Apa Bapak mau mengajak putra Bapak ke kamar inap sekarang juga?"

Atas apa yang ditanyakan sang perawat, ia pun lekas mengangguk mengiyakan.

Tujuannya datang ke ruang bayi, tentu saja untuk menjemput buah hati Acintya yang sudah diizinkan dibawa ke kamar inap.

"Baik, Pak Nusra. Tunggu sebentar."

"Saya akan antarkan putra Bapak."

Balasan ditunjukkan hanyalah anggukan pelan kembali. Seluruh atensi Nusra sudah terpaku pada boks kaca bayi yang tertulis nama Arjuv Aswamatta Dyatmika.

Buah hati mendiang adik laki-lakinya.

Dilahirkan dengan sehat dan sempurna ke dunia oleh Acintya Maheswari, empat jam lalu, lewat persalinan normal.

Beratnya 3,2 kg dan panjang 50 cm.

Bayi yang luar biasa tampan.

Pewaris baru dalam keluarga Dyatmika.

Penerusnya di masa mendatang.

Jagoan kecil yang sudah menjadikannya seorang ayah untuk pertama kali, walau bukan darah dagingnya sendiri.

"Ini putra Bapak."

Sang perawat penjaga menggendong sosok ringkih Arjuv dengan begitu mudah, tidak sepertinya yang tampak tegang. Padahal belum menyentuh bayi tampan itu.

"Bapak ingin gendong putra Bapak?"

Nusra menggeleng cepat. "Tidak, Sus."

"Saya belum pandai menggendong. Saya takut akan menjatuhkan anak saya."

Nusra dengan jujur saja menerangkan apa yang menjadi ketidaknyamanannya.

"Baik, Pak. Tidak apa-apa."

"Kita akan ke kamar inap sekarang, Pak?"

Nusra menunjukkan bentuk persetujuan lewat anggukan atas ucapan sang perawat.

Lalu, diikuti suster keluar dari ruang bayi sambil mendorong boks kaca, yang tentu sudah diletakkan Arjuv lagi di dalamnya.

Mereka pun berjalan beriringan menyusur lorong untuk menuju ke bangsal VIP yang letaknya masih dalam satu lantai.

Hanya berjarak cukup jauh.

Butuh beberapa menit untuk sampai.

"VIP delapan, Pak?"

"Benar, Sus." Nusra menjawab cepat.

Pintu pun dibuka guna memudahkan sang perawat masuk membawa kereta bayi.

Dan ketika ingin ikut ke dalam, tiba-tiba saja asistennya menghampiri. Raut wajah tampak tegang. Ia pun menyimpulkan jika ada hal penting yang akan disampaikan.

Nusra memilih menepi ke deretan bangku yang ada di sebelah kamar inap VIP.

Tanpa perlu bertanya, Kevin Yugan sudah memberikannya sepucut surat.

From : Neswara Dyatmika.

To : Nusra Dyatmika.

Ketegangan seketika menyerangnya.

Surat dari mendiang adiknya? Bagaimana bisa? Saudaranya telah meninggal. Dan ia sendiri yang memimpin acara kremasi.

"Suratnya ditulis satu tahun lalu, Pak."

"Saya terima tadi pagi. Pengiriman dari New York, Amerika Serikat."

Nusra mendengar pemberitahuan asisten pribadinya, namun tak berminat menyahut. Ia malah segera membuka amplop.

Membaca satu demi satu kata yang tertulis di dalamnya, dengan sedetail mungkin.

Dan pada akhir surat, matanya membeliak hebat karena mengetahui sebuah fakta.

Mendiang adiknya yang menulis sendiri dosa telah dibuat, yakni tentang jebakan tidur bersama dipersiapkan Neswara untuk dirinya dan Acintya saat di Amerika.

"Sial!" Nusra mengumpat spontan karena mendapatkan kesimpulan tak disukai.

Jadi, ia yang menghamili Acintya?

Arjuv adalah darah dagingnya?

Bagaimana bisa?




Peran Ayah Pengganti [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang