BAB 1: Kebangkitan

77 12 1
                                    



- Reborn for the King -

Malam itu, saat Rayana membuka mata, ia merasakan kegelapan menyelimutinya. Kemudian sebuah ruangan putih yang menyilaukan menyambutnya, seakan-akan memanggilnya dari keabadian. Ia merasa seperti baru saja terbangun dari mimpi buruk, tetapi semua yang dialaminya terasa sangat nyata–lebih nyata daripada mimpi buruknya.

"Di mana aku?" pikirnya, menatap langit-langit yang tak berujung. Suara dari luar ruangan membuatnya sadar bahwa ia tidak sendirian.

Rayana mencoba bangkit, tetapi tubuhnya terasa lemah dan asing. Ia mengamati sekeliling, melihat dinding yang bersih dan rapi, rasanya tidak seperti istana megah tempat ia tinggal di masa lalu. Di luar, hiruk-pikuk kota modern bergema jauh dari kesunyian istana yang selalu menjadi rumahnya.

Namun, ia menyadari dengan ketakutan yang mendalam bahwa ia kini telah terbangun dalam tubuh seseorang. Tanpa ingatan, tanpa jati diri. Apa yang telah terjadi? Mengapa ia terbangun di sini, di dunia yang tak dikenalnya?

Setiap detik berlalu, gelombang ketidakpastian semakin menghantui pikirannya. "Apa ini? Kehidupan baru?" bisiknya pelan. Suara-suara di luar terdengar lembut, tetapi hatinya terasa hampa. Kenangan samar tentang cinta dan pengkhianatan terus mengganggunya.

"Raya?" Suara lembut seorang pria memanggilnya, membuatnya kembali fokus. Di ambang pintu, seorang pria muda tersenyum ramah dan menatapnya. "Kau sudah bangun. Aku sangat mengkhawatirkanmu."

"Siapa... siapa kau?" Rayana mencoba menyusun kata-kata, tetapi suara yang keluar dari mulutnya terasa asing.

"Namaku Chitta. Aku teman sekantormu," jawab pria itu sambil mendekati Rayana. "Kau pingsan di jalan. Untungnya aku melihatmu."

Rayana mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tetapi pikirannya terasa kosong, kecuali bayangan samar tentang istana dan rasa sakit yang tajam akan pengkhianatan yang tak bisa ia jelaskan.

Chitta berdiri di sampingnya, menatap dengan wajah khawatir. "Kau ditemukan tergeletak di trotoar, tak sadarkan diri," jelasnya. "Aku membawamu ke rumah sakit, tapi dokter bilang kau baik-baik saja." Wajahnya menyiratkan kebingungan, merasa heran karena Rayana tampak seperti tidak mengenali dirinya sendiri.

"Aku... aku tidak di istana?" tanyanya terbata.

Sebelah alis Chitta terangkat. "Kau bermimpi saat pingsan?"

Rayana menggeleng, wajahnya penuh kecemasan. "Aku tidak tahu... tapi itu terasa begitu nyata," katanya dengan nada panik. "Tolong, bisakah kau jelaskan... siapa aku?"

Chitta menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Kau tinggal di sebuah apartemen di kota ini, Raya. Kita tinggal di apartemen yang sama selama beberapa bulan," ujarnya perlahan, berusaha menjelaskan sejelas mungkin.

"Beberapa bulan?" Rayana mengulangi, merasa bingung. "Tapi aku... aku tidak ingat. Bagaimana aku bisa berada di sini? Siapa aku sebenarnya?"

Chitta terlihat ragu, tetapi tetap berusaha memberikan jawaban. "Kau adalah Arunika Rayana. Kau bekerja sebagai asisten di sebuah perusahaan desain dan sering pergi ke kantor bersamaku. Kau juga suka melukis dan sering menghabiskan waktu di kafe-kafe sekitar."

"Asisten? Melukis?" Rayana mencoba menggali ingatannya. Ada bayangan samar—sebuah ruang kerja, tumpukan dokumen, suara tawa teman-teman, dan kanvas lukisan. Namun di balik semua itu, ada kekosongan yang dalam. "Tapi... dari mana asalku? Apa yang terjadi padaku?"

Chitta tampak bimbang, ia berbicara pelan, "Kau sebatang kara setelah orang tuamu meninggal dalam sebuah kecelakaan. Itu sangat menyedihkan, dan aku tahu ini sulit untukmu."

Reborn for the King | NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang