BAB 3: Misteri Mimpi

48 11 1
                                    



- Reborn for the King -

Keesokan paginya, Rayana duduk di kafe kantor. Sambil memandang keluar jendela, ia merenung dalam diam. Pikirannya masih terusik oleh mimpi aneh yang terus mengganggunya. Sosok bernama Jeno semakin jelas dalam benaknya, dan setiap kali bertemu Jevano, perasaan familiar itu kian dalam, seperti sepotong puzzle yang telah hilang selama bertahun-tahun kini mulai kembali ke tempatnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" gumamnya pelan, tak sadar bahwa suaranya cukup keras untuk menarik perhatian pelayan yang kebetulan lewat. Sadar akan hal itu, ia buru-buru meneguk kopinya.

Setelah menghela napas panjang, Rayana memutuskan untuk melukis, berharap seni bisa membantunya mengekspresikan segala pikiran yang memenuhi kepalanya. Ia mengeluarkan kanvas kecil yang ditemukannya di apartemen. Meski tak yakin apakah ia benar-benar mampu melukis, ada dorongan kuat yang membuatnya ingin mencoba.

Tangannya terasa ringan saat ia memegang kuas, mencampurkan cat, dan mulai menggoreskan warna-warna di atas kanvas. Setiap sapuan mengalir begitu saja, seperti ada koneksi yang tak terucapkan antara perasaannya dan kanvas kosong di hadapannya.

Di apartemennya, banyak lukisan yang ia pajang di dinding. Setiap karya mencerminkan perasaannya, tapi kali ini, ia ingin menciptakan sesuatu yang berbeda—sesuatu yang menangkap perasaannya tentang Jeno dan Jevano, dua sosok yang terasa terikat erat di dalam pikirannya.

Saat Rayana mulai tenggelam dalam proses melukis, tiba-tiba pintu kafe terbuka. Rayana mengangkat pandangannya pada Jevano yang masuk bersama seorang wanita yang tampaknya pernah ia lihat sebelumnya. Wanita itu mengenakan gaun sederhana yang anggun dan tersenyum pada Jevano yang tampak lebih santai tapi tetap memancarkan wibawa.

Melihat mereka, detak jantung Rayana semakin cepat. Tanpa sadar, ia terus mengamati, menyisakan hanya Jevano dan wanita itu dalam pandangannya. Wanita tersebut melambai pada Jevano sebelum duduk di meja dekat jendela. Rayana berusaha untuk kembali fokus pada lukisannya, tetapi pikirannya terusik. Goresan kuasnya menjadi tak teratur, menciptakan garis-garis yang menunjukkan kegelisahan. Ia menunduk, berusaha mengendalikan diri, tetapi tak bisa menahan diri untuk mencuri pandang. Ia bertanya-tanya—apa sebenarnya hubungan mereka?

Setelah beberapa detik yang terasa lama, Rayana menarik napas dalam-dalam, memutuskan untuk mengabaikan hal tersebut dan kembali melukis.

Beberapa saat kemudian, lukisannya selesai. Goresan terakhirnya menyiratkan perasaannya terhadap Jeno dan Jevano, dua sosok yang membuatnya bingung. Selesai melukis, ia merasakan lega, seolah sebagian beban di dadanya terangkat. Saat ia mengamati karyanya, perhatiannya teralihkan ketika wanita yang bersama Jevano berdiri dan berjalan keluar dari kafe.

Wajah wanita itu yang semula tersenyum kini tampak murung saat ia meninggalkan kafe, sementara Jevano memandang kepergiannya dengan serius, seperti ada hal penting yang baru saja dibicarakan di antara mereka.

Ketika Rayana mengamati dari jauh, lagi-lagi tatapan mereka tak sengaja bertemu. Ia buru-buru menunduk dan berpura-pura sibuk dengan lukisannya.

Beberapa saat kemudian, terdengar langkah kaki mendekat.

"Kamu di sini dari tadi, Raya?" Jevano bertanya, tampak terkejut.

"Iya, Pak," jawab Rayana, sedikit gugup. Dan sama seperti sebelumnya, Jevano datang menghampirinya.

Mata Jevano tertuju pada lukisan yang ada di depan Rayana. Alisnya terangkat melihat karya itu. "Ini sangat mengesankan," katanya memuji. "Kau melukis dengan sangat baik. Apa ini tentang perasaanmu belakangan ini?"

Rayana tersenyum kecil. "Terima kasih, Pak. Saya hanya berusaha menuangkan apa yang ada di pikiran saya. Mungkin ini juga karena mimpi yang terus menghantui saya akhir-akhir ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reborn for the King | NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang