02.

106 27 2
                                    

"gua mau muntah." Gumam Ian.

Kala yang mendengar itu langsung menepuk-nepuk punggung Ian pelan, ian langsung beringsut kaget dan menatap Kala galak.

"Iel jangan galak-galak." Ucap Kala takut-takut.

Kala benar-benar takut sekarang, karena sahabatnya sejak kelas satu ini benar-benar berubah total.

Lebih galak dan tatapan nya sangat mengintimidasi.

"Ga galak kok." Jawab Ian membuat Kala memanyunkan bibir nya menatap Ian yang sudah menghela nafas nya.

Ian baru mengikuti dua mata pelajaran saja tapi rasanya otaknya sudah konslet dan kepala nya akan meledak.

"Abis ini istirahat kan ya?" Tanya Ian dan Kala mengangguk semangat sekali.

"Tapi aku keruang guru dulu, mau bareng apa duluan sama Jevin dan Jauzan?" Tanya Kala membuat Ian menatap kursi belakang nya.

Kalau Ian sudah mengenal lingkungan sekolah ini, mungkin lebih baik pergi istirahat sendirian saja.

Tapi berhubung Ian tidak tahu letak kantin dimana, jadi mau tidak mau ia harus pergi ke kantin bersama mereka.

"Terserah lu, enaknya gimana." Ucap Ian membuat Kala mengangguk kan kepala nya.

"Jevin nanti kamu mau ke kantin duluan atau mau tunggu aku?" Jevin yang sedang tertawa bersama Jauzan menatap Kala.

"Bareng aja sih."

"Aku keruang guru dulu kalo gitu." ucap Kala dan di balas tanda oke oleh Jauzan dan Jevin.

Ian yang melihat interaksi itu hanya menghela nafasnya pelan, kepala nya malah semakin pusing saja.

"Iel mau bareng kan?" Tanya Jevin sambil menoel pundak Ian, membuat Ian hampir memukul Jevin.

Jevin yang melihat itu benar-benar tersentak kaget dan beringsut menjauh.

"Jangan di biasain noel-noel." Ucap Ian dan Jevin mengangguk pelan sambil menatap Jauzan yang sama shock nya.

"Gua ke kantin bareng kalian." ucap Ian dan langsung di balas senyuman lebar dari Jevin.

"Lu lebih galak dari biasa nya, kaya abis ganti khodam." Ucap Jevin membuat Jauzan memukul Jevin pelan.

Ian langsung memutar tubuhnya ke belakang dan menatap Jevin lekat.

"Masalah?" Tanya Ian sambil menatap mata Jevin yang terdiam kaku bingung bagaimana mau merespon.

"Enggaa kok."

"Yaudah."

Ian kembali memutar tubuhnya dan Jevin tanpa sadar menghela nafasnya lega.

Guru yang sedang mengajar pun keluar dari ruangan dan murid bersiap untuk menuju kantin.

"Khodam nya berubah jadi maung." Ucap Jauzan sambil mempraktikkan tangan nya gerakan macan.

Jevin yang melihat itu hanya tertawa sambil memukul-mukul pelan Jauzan.

"Gua denger." Ucap Ian dan Jevin masih tetap tertawa.

"Iya emang sengaja biar lu denger." Ucap Jevin membuat Ian mendecak kesal dan menatap Jevin lekat.

"Aku ke ruang guru dulu." Pamit Kala sambil membawa buku PR murid kelas mereka.

"Yaudah nanti kita nyusul ke bawah." ucap Jevin.

'brak brak brak'

Murid yang masih berada di kelas kaget bukan main, karena ada dua orang yang sudah jelas bukan murid dari kelas itu memukul-mukul keras daun pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twin (Harubby Jeongharu) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang