Prolog

445 54 13
                                    

'ian dimana?'

Gabrian atau Ian mendecak sebal sambil melirik teman-teman yang sedang bercanda-canda.

Ia sedang bermain bersama teman-temannya, seperti biasanya tapi tiba-tiba kakak kembar nya menghubungi nya.

"Masih main."

'pulang dong, aku dirumah sendirian.'

"Kak udah gede juga."

'ih pulang.'

"Iya-iya."

Ia mematikan sambungan nya lalu menghela nafasnya pelan.

"Kenapa?" Tanya salah satu teman nya.

Teman main.

Ian memilih untuk berhenti sekolah setelah mendapatkan Drop Out dari sekolah nya yang lama.

"Iel sendirian dirumah, gua balik ya kak." Ucap Ian dan di balas anggukan kepala dari Bian, Ale dan Ken.

"Besok kumpul lagi." Ian mengangguk-angguk pelan sambil berjalan keluar rumah kosong itu.

Rumah itu sudah kosong, mungkin sejak beberapa tahun yang lalu tapi ian dan teman-teman menjadikan rumah itu sebagai 'markas' mereka. Hanya tempat kumpul di kala mereka sedang bingung harus pergi kemana.

"iya kalo tuan besar kerja." Jawab ian sekena nya sambil menaiki motor nya.

Ia harus segera pulang karena kakak kembar nya masih menelpon nya berkali-kali.

Jika seperti itu, berarti iel benar-benar takut.

Gabriel atau iel, kakak kembar beda 3 menit dari Gabrian. Mereka memiliki sifat dan kelakuan yang sangat berbeda jauh sekali.

Ian yang terkenal galak, berani dan beringas. Lalu Iel yang terkenal lemah lembut, baik bahkan sangat sopan sekali.

Tapi meski begitu, Ian benar-benar menyayangi Iel. Tidak pernah ada pertengkaran yang harus membuat mereka jadi jauh.

.

.

Ian membuka pagar rumahnya dan mendapati Iel sedang duduk dekat rumah kuncing milik mereka.

"Kenapa ga tunggu dalem aja sih?"

Ian bisa melihat Iel terlonjak kaget dan meringis kedinginan.

Entah kenapa sejak bulan lalu, rumah mereka terasa sangat berbeda vibe nya, membuat Iel takut jika di tinggal sendirian.

"Gapapa." Jawab Iel sambil menghampiri Ian yang memarkirkan motornya.

Ian menatap lekat Iel yang tersenyum.

"Kenapa lagi nih." Tunjuk Ian pada wajah iel yang terpasang plester luka di sudut mata kanannya.

"Oh ini, kepentok." Jawab Iel sekena nya sambil mengusap sudut yang sebenarnya hanya biru.

Tapi kalau Ian lihat, ia akan di berondong pertanyaan.

"Kepentok apaan coba." Ucap Ian sambil berjalan memasuki rumah dan Iel mengekor Ian di belakangnya.

"Pintu."

"Pintu segede itu di tabrak.. ga waras sih lu kak." Ucap Ian sambil melirik Iel yang terkekeh.

Tidak marah, karena Iel tahu itulah bentuk rasa khawatir yang Ian berikan padanya.

"Udah di obatin tapi?" Tanya Ian dan Iel mengangguk pelan.

Mereka sudah masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapur, Iel masih mengekori Ian membuat Ian mendesah pelan.

"Kenapa sih?" Tanya Ian akhirnya karena gerah juga.

Twin (Harubby Jeongharu) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang