Siang ini Chanyeol berniat menjemput Renjun di sekolah milik Reno.Bahkan Chanyeol menyerahkan semua pekerjaannya pada sang sekretaris.
Bertepatan sekali ketika mobil miliknya hendak memasuki gerbang sekolah saat itu juga mobil milik Reno hendak keluar.
Chanyeol langsung turun dari mobil dan menghampiri Reno yang masih berdiam di dalam mobilnya dan hanya membuka jendelanya saja.
"Mobilnya ngehalangin jalan pak" sinisnya namun Chanyeol tidak menanggapi sama sekali.
Chanyeol langsung saja membuka pintu mobil dan tersenyum saat melihat anaknya yang tertidur.
"Ehhh mau di bawa kemana tiang" Reno langsung menatap ke belakang di mana Chanyeol berusaha menggendong Renjun yang tengah tertidur pulas.
"Lah ini anak gue juga, bebas dong" ujarnya
Melihat Chanyeol yang sudah menggendong Renjun keluar membuat Reno juga ikut keluar.
"Gak gak gak, hari ini Renjun ikut gue ya, anaknya udah mau tadi" Reno berusaha merebut Renjun tapi Chanyeol selalu menghindar dan menjauhkan tangan Reno.
"Hei gue bapaknya, gak gue ijinin" ujarnya membuat Reno semakin mendengus sebal.
"Pinjem sehari doanh tiang" paksa nya namun Chanyeol menggelengkan kepalanya.
"Lu kira anak gue barang, main pinjem aja, gak ya" ujarnya dia lebih memilih membawa putranya pergi.
"Nanti gue balikin" Reno menarik pundak Chanyeol bahkan Chanyeol hampir oleng dan semakin mengeratkan gendongannya.
Mereka tidak sadar jika apa yang mereka berdua lakukan menjadi tontonan semua penghuni sekolah karena mereka juga menghalangi orang yang hendak keluar dengan menutup gerbang dengan mobil mereka.
"Jun antuk hiks" Renjun mulai terisak lirih, dirinya tengah tidur nyenyak tapi tiba-tiba terganggu dan terus terguncang.
"Huusstt sayang maafin papa hm, bobo lagi nak" Chanyeol mengusap pelan punggung putranya.
"Minggir duda gue mau bawa anak gue pulang" Chanyeol terus berusaha menyingkirkan Reno yang menghalanginya.
"Pelit amat sih" kesalnya.
"Ya emang gue bapaknya jadi bebas" mendapatkan kesempatan Chanyeol langsung sedikit berlari dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Jun katanya mau liat mpus di rumahnya om sayang" ujarnya saat tidak sengaja melihat Renjun yang masih belum begitu terlelap.
"Mpus om" lirihnya bahkan Renjun menoleh ke arah Reno.
"Nanti papa belikan mpus di rumah, Injun pulang ya" Chanyeol sedikit mengejek sebelum melajukan mobilnya kenjauh dari sekolahan tersebut.
"Dasar Chanyeol tiang" ujarnya kesal saat gagal membawa keponakan lucunya itu.
Chanyeol sesekali mengusap kepala putranya menyingkirkan rambutnya yang sudah hampir mengenai matanya.
Renjun kembali terlelap saat mobil sudaj di jalankan, bahkan Chanyeol baru sadar jika putranya ikut memakai seragam sekolah.
Melajukan mobilnya dengan santai, tadi dia sudah menghubungi istrinya agar pulang dari butik bahkan Chanyeol juga sudah meminta Hendar mencarikan kucing untuk putranya.
Setelah hampir 30 menit lebih akhirnya mereka sampai, Chanyeol dengan perlahan membawa putranya masuk dan meminta tolong pada beberapa bodyguard untuk membawa tas putranya."Tidur anaknya" ujar Wendy saat melihat suaminya yang masuk dengan Renjun yang berada di gendongannya.
"Itu tadi Hendra bawa kucing dua, ngapain beli kucing?" Tanyanya bahkan tadi dia sedikit heran saat Hendra mengatakan itu kucing pesanan suaminya.
"Kau tau sayang, tadi hampir aja putra kita di culik duda gak laku itu, bahkan aku harus berdebat dulu, dia mengiming-imingi kucing, ya udah aku belikan sendiri dari pada putraku ikut duda gak laku itu" Chanyeol merebahkan tubuh putranya dengan hati hati.
"Ini bajunya yang tadi pagi kemana lagi, kok tiba-tiba pake seragam" Wendy melepas dengan hati hati dasi yang masih menempel di kerah leher putranya, membuka semua kancing kemeja putih tersebut.
Chanyeol sendiri langsung menyerahkan piyama pada istrinya.
"Astaga aku lupa, pasti pakaian Renjun ada di duda itu, lagian aneh aneh tuh orang" ujar Chanyeol.
Wendy hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Udah biarin anaknya tidur" Wendy menarik tangan suaminya keluar kalau tidak sudah di pastikan Chanyeol akan mengganggu putra manisnya nanti.
"Loh kok ada kucing, punya siapa?" Chenle mengernyit bingung.
Dia baru saja pulang bersama Jisung tapi malah di sambut dua anak kucing yang tidur di atas sofa.
Mereka berdua semakin mendekat bahkan Chenle mengambil salah satu anak kucing tersebut.
"Kira kira kamu punya siapa ya?" Chenle menatap Jisung yang juga tengah mengusap kucing satunya.
Jisung hanya mengedikkan bahunya acuh, mereka kan pulang bersama.
"Loh kalian udah pulang?" Wendy baru saja dari dapur setelah menyiapkan makanan untuk suaminya tadi.
"Ma? Ini kucing siapa?" Tanyanya menunjukkan kucing yang ada di tangannya.
"Papa beli buat Renjun hyung kalian" ujarnya Wendy juga bingung perasaan tadi masih di dalam kandang kok bisa lepas.
"Nanti aja mainnya, kalian ganti baju gih, lalu makan, ada papa di sana" Wendy mengusap rambut putranya sedikit heran saat melihat putra bungsunya yang sedikit pendiam.
Melihat Chenle yang sudah berlari wendy hanya memperhatikan Jisung yang mulai bangkit dengan pelan.
"Pantes lemes, anget badannya" ujar Wendy.
Jisung hanya diam saat mamanya menempelnya tangannya di dahinya.
"Gak usah mandi ya, langsung ganti baju aja lalu makan, habis itu tidur" ujarnya, pantas saja dia sudah curiga, putra bungsunya itu kalau mau sakit pasti banyak diam baru ketika puncaknya akan mulai manja, seperti bakal ada tambahan bayi yang harus dirinya jaga.
"Kenapa?" Chanyeol sedikit heran saat Wendy menyiapkan makanan di piring dan juga air putih.
"Kayaknya Jisung mau demam deh, badannya anget, aku mau bawa makanan ke kamarnya sama obat, kamu temenin Chenle sebentar lagi" ujarnya kemudian membawa nampan itu menuju kamar putra bungsunya.
"Kayaknya bakal tidur sendiri nanti malem, kalau Jisung sakit pasti bukan Chenle kembaran yang ikut pasti antara Jeno Jaemin" Chanyeol menggelengkan kepalanya, entah terasa aneh memang tapi putra putranya kayak nya unik dan dia sudah hafal dengan itu semua.
Wendy hanya menghela nafas melihat putranya yang sudah terbaring di atas tempat tidur.
"Ganti baju dulu jie" Wendy hanya bisa pasrah melihat putra bungsunya yang terlihat sudah sedikit lemas.
Hingga terpaksa dirinya sendiri yang harus turun tangan hingga sekarang menyisakan celana pendek saja dan kaos, Wendy juga mengambilkan piyama.
"Makan dulu mama tunggin, lalu minum obatnya" Wendy menyerahkan piring tersebut.
Walau Jisung terlihat sangat enggan memakan makanan tersebut.
Setelah melihat putranya yang hanya memakan makanannya sedikit Wendy membantu putranya minum obat karena demi apapun Jisung itu masih sedikit susah meminum obat bahkan beberapa kali obat itu gagal tertelan.
Jisung hanya memejamkan matanya saat mamanya terus mengusap kepalanya sesekali juga memijatnya membuatnya merasa ngantuk.
"Kasian banget anak mama sakit hm" Wendy menyempatkan mencium pucuk kepala putranya sebelum keluar dari kamar tersebut.
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
Enaknya yang jadi karakter om Reno siapa ya???
Biar enak kalau aku buat vt🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...