Giselle and zaiden?

61 15 13
                                    


haii gaesss,Happy reading! Hope you like it!😉,janlup vote yaa😉

Sore itu, matahari mulai merunduk di balik pegunungan, memancarkan sinar keemasan yang menyelimuti seluruh lembah di bawahnya. Angin sejuk berhembus lembut, membawa aroma segar dari hutan pinus yang mengelilingi kawasan tersebut. Di tengah panorama menakjubkan itu, Giselle Agatha duduk di tepi tebing, bersila di atas batu besar, dengan kanvas di pangkuannya. Dia terpaku pada keindahan desa kecil di bawah, di mana rumah-rumah kayu berjejer rapi dengan atap merah yang kontras dengan kehijauan hutan.

Giselle mengaduk cat di paletnya, mencampur warna-warna cerah untuk menangkap nuansa sore yang indah. Biru langit bertemu dengan oranye dan merah dari matahari yang tenggelam, menciptakan gradasi warna yang memukau. Setiap goresan kuasnya membawa perasaan damai, seolah-olah ia sedang berbicara dengan alam.

Tiba-tiba, suara lembut memecah keheningan sore itu. "Giselle!" Panggilan itu terdengar hangat, akrab. Giselle menoleh dan melihat sahabatnya, Zaiden Keigan, mendaki lereng menuju tempatnya. Wajahnya bersinar dengan senyuman, dan rambutnya berantakan terkena angin.

Zaiden mengatur napas sejenak sebelum sampai di samping Giselle. Kemudian duduk disamping Giselle.

"Wah, lukisanmu luar biasa!"
puji Zaiden, melihat detail yang begitu hidup di kanvas.
"Seolah-olah aku bisa merasakan angin dari sini!"

"Terima kasih, Zaiden,"
jawab Giselle, kembali fokus pada lukisannya. Dia melanjutkan menggoreskan kuas, menciptakan bayangan lembut di antara pepohonan.

Zaiden, yang tak ingin mengganggu konsentrasi Giselle, mengeluarkan keranjang makanan yang dibawanya.

"Aku bawa sesuatu untuk kita,"

katanya, mengeluarkan beberapa makanan ringan yang disiapkan dengan baik.

"Ayo, kita makan di bawah pohon besar itu!"jawabnya,menunjuk ke arah pohon yang menjulang tidak jauh dari tempat mereka

Giselle memandang ke arah pohon itu. Dahan-dahannya yang lebat menawarkan naungan yang sempurna dari sinar matahari sore.

"Tentu, itu ide yang bagus!"
jawabnya, bersemangat.

Mereka berjalan beriringan, menikmati suasana sore yang semakin indah. Saat sampai di bawah pohon, mereka duduk di bawah naungan daunnya yang lebat. Sinar matahari yang menembus celah-celah dedaunan menciptakan pola-pola cahaya yang indah di tanah.

Zaiden mengeluarkan makanan dari tasnya-sandwich segar, buah-buahan, dan minuman dingin.

"Ini adalah makanan kesukaanmu," ujarnya sambil menyajikannya.

Giselle mengangguk,sambil menikmati makanan, mereka berbincang-bincang tentang suasana sore yang menenangkan.

"Aku suka bagaimana langit berwarna keemasan saat matahari terbenam. Rasanya seperti kita sedang berada di dalam lukisan,"
kata Giselle sambil menatap langit yang mulai berubah warna.

"Ya, ini benar-benar luar biasa,"

jawab Zaiden, juga menikmati keindahan di sekitar mereka.

"Aku suka berada di sini, jauh dari keramaian kota. Suasana seperti ini membuatku merasa hidup."jawab Giselle sambil makan

"Ngomong-ngomong sell, kamu mendengar tentang kabar terbaru itu? Tentang adanya alam lain yang ditemukan?"zaiden bertanya dengan heran.

Giselle mengernyitkan dahi. "Alam lain? Aku tidak percaya itu. Rasanya terlalu fantastis untuk menjadi kenyataan. Bagaimana bisa ada dunia lain selain yang kita ketahui?"

Zaiden mengangguk, semangatnya terlihat jelas. "Tapi banyak yang membicarakannya! Beberapa orang mengklaim melihat makhluk dari dunia lain!"

"Kalau benar ada, bagaimana mungkin kita tidak pernah menyadarinya?" tanya Giselle, skeptis tetapi terpesona dengan ide itu.

sellreen(Giselle and Gareen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang