munculnya..gareen

17 8 0
                                    

Happy reading, hope you like it😉
janlup vote yaa😉

Mereka melanjutkan perjalanan dengan suasana yang lebih ringan. Giselle, yang masih belum bisa menerima cerita tentang alam lain, memberi tahu Zaiden dengan nada canda.
"Kau seharusnya tidak terlalu percaya pada hal-hal seperti itu, Zaiden. Mungkin mereka hanya terlalu banyak membaca cerita horor."

Zaiden, yang sudah terbiasa dengan sifat skeptis Giselle, hanya bisa tersenyum dan pasrah.

"Aku hanya mendengarkan, bukan berarti aku sepenuhnya percaya," balasnya lembut.
"Tapi siapa tahu, mungkin dunia ini lebih luas dari yang kita bayangkan."

Setelah beberapa saat kemudian mereka sampai di desa bawah. Rumah Giselle berdiri di sudut, sebuah rumah kayu yang tampak hangat dengan nuansa pedesaan khas pegunungan, Cahaya lampu dari rumah-rumah sekitar mulai menyala, menambah kehangatan di malam yang sejuk itu. Zaiden menemani Giselle sampai ke depan pintu rumahnya. Giselle mengetuk pintu, dan beberapa detik kemudian ibunya keluar. Wajah ramah dan senyuman lembut ibunya menyambut mereka.

"Oh, kalian sudah pulang," ucap ibu Giselle dengan nada hangat. "Zaiden, kenapa tidak masuk dulu? Minum teh atau makan sesuatu?"

Giselle, yang berdiri di samping, ikut tersenyum dan mengajak Zaiden. "Ayo, masuk saja sebentar. Teh buatan ibu selalu enak, kau tahu."

Namun, Zaiden bersikeras untuk pulang. "Terima kasih, Bu, tapi aku harus segera pulang. Mungkin lain kali," jawabnya sopan sambil tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu. Hati-hati di jalan," balas ibu Giselle, terlihat sedikit kecewa karena Zaiden menolak tawarannya.

Sebelum Zaiden benar-benar berpamitan, Giselle mendekatinya dan dengan nada bercanda berbisik, "Hati-hati di jalan. Siapa tahu ada makhluk dari alam lain yang mengejarmu saat pulang."

Zaiden tertawa lepas mendengar candaan itu, lalu dengan santai menepuk-nepuk kepala Giselle. "Kalau ada makhluk yang mengejarku, aku tahu siapa yang akan kupanggil duluan," balasnya sambil tersenyum lebar.

Giselle tertawa kecil, senang melihat Zaiden tidak tersinggung dengan leluconnya.

"Selamat malam, Giselle. Bu, terima kasih. Sampai jumpa lagi," pamit Zaiden dengan sopan sebelum melangkah pergi menjauh dari rumah giselle.
saat masuk rumah,Giselle langsung menuju kamar tidurnya. Ibunya terlihat sibuk di dapur, dan hanya melambai pelan saat Giselle masuk ke dalam rumah.

Mendaki tangga kayu yang sudah tak asing lagi, Giselle merasa sedikit lelah setelah seharian berada di luar. Begitu tiba di kamar, dia meletakkan alat-alat lukisnya di sudut ruangan sebelum merebahkan diri di atas ranjang. Matanya perlahan tertuju pada lukisan yang baru saja diselesaikannya sore tadi di pegunungan-pemandangan desa yang indah dengan warna-warna lembut yang mencerminkan ketenangan alam.

Dengan pelan, Giselle meraih lukisan itu dan memandangnya dengan penuh kebanggaan. Dia membelai lembut tepi kanvas, membayangkan betapa damainya saat-saat melukis di tempat yang sejuk bersama Zaiden. Momen itu seolah terasa begitu jauh sekarang, meskipun baru saja terjadi.

Namun, di tengah lamunannya, suara ketukan pelan terdengar dari pintu depan.

Giselle berusaha mengabaikan suara itu, mengira itu hanya angin atau kebisingan dari luar. Tapi ketukan itu semakin berisik dan mengganggu, sampai-sampai dia tidak bisa lagi beristirahat.

"Kenapa Ibu tidak mendengar suara ini?" gumamnya dengan kesal sambil bangkit dari tempat tidur. Ibunya sedang sibuk di dapur, mungkin tidak mendengar suara ketukan yang semakin mendesak.

Dengan rasa ingin tahu dan sedikit terganggu, Giselle berjalan menuju pintu depan. Siapa yang datang selarut ini? Dia merasa cemas namun juga penasaran. Ketika dia membuka pintu, dia terkejut bukan kepalang.

sellreen(Giselle and Gareen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang