Bandara Incheon, Korea Selatan.
Lalisa berjalan menuju pintu keluar untuk menunggu sahabatnya menjemput nya. Lalisa menatap semua orang yang berlalu lalang di depannya.
Lalisa mengeluarkan ponselnya yang berada di saku untuk menghubungi sahabat nya.
Tut.. Tut..
"Haloo.."
"Dimana?"
"Sebentar lagi aku akan sampai, jalanan cukup macet hari ini jadi tu.."
Tut.
Tanpa mendengar lebih lanjut jawaban dari sahabatnya lalisa langsung menutup telfonnya begitu saja.
Tidak lama dari itu sahabat lalisa datang menghampiri lalisa. Namun, lalisa berjalan begitu saja meninggalkan kopernya dengan sahabatnya itu.
"Yakk.. kenapa kau meninggalkan ku" teriak sahabat lalisa
"Kau terlalu lama bam." ucap lalisa dengan datar
"Lalu bagaimana dengan kopermu, apa aku yang harus membawa nya?"
"Ya" jawab lalisa sangat singkat
Bambam atau sahabat lalisa memandang lalisa dengan wajah yang sangat kesal.
"Dasar manobal" umpat bambam sangat pelan, namun percuma saja lalisa tetap bisa mendengarnya tetapi memilih tidak memperdulikannya.
Setelah dari bandara mereka memilih pergi ke cafe yang dekat dengan apartemen yang akan menjadi tempat tinggal lalisa selama di sini.
Lalisa dan bambam memasuki cafe itu dan memilih tempat yang agak jauh dari pengunjung lainnya.
"Apa kau sudah memilih universitas tempat kau berkuliah" Tanya bambam
"Ya, di tempatmu" jawab lalisa
"Jurusan apa yang akan kau ambil?"
"Bisnis" jawabnya singkat lagi
"Kau semakin berubah, apa kau masih belum bisa melupakannya?" Tanya bambam dengan penuh selidik
"Bukan pertanyaan penting yang harus aku jawab" jawab lalisa dengan menatap bambam tajam
"Itu penting. Jadi apa kau sudah melupakannya?" Tanya bambam lagi
"S..udah" jawab lalisa ragu
"Kau.." ucapan bambam terpotong karena pelayan datang membawa pesanan mereka
"Terimakasih" ucap bambam untuk pelayan cafe
"Kau berbohong, kau tau aku temanmu sedari kecil jadi aku tau bagaimana jika kau berbohong. Untuk apa kau masih mengingat jalang itu, dia sudah meninggalkan dirimu untuk orang lain jadi lupakan dia" cerocos bambam dengan emosi
"Apa kau tidak bisa berhenti untuk membahas dia?" jawab lalisa dengan wajah datar
"Aku akan berhenti membahasnya kalau kau sudah melupakan dia" ucap bambam tajam
Lalisa tidak lagi menjawab ucapan bambam lagi karna jika berdebat dengan bambam sudah pasti dia akan kalah.
Setelah menghabiskan pesanan mereka bambam kembali mengantarkan lalisa ke apartemen dia yang baru.
"Besok aku akan menjemputmu untuk berangkat ke universitas bersama sama" ucap bambam dengan menatap lalisa yang melepaskan seat belt nya.
"Ya" jawab lalisa
Lalisa keluar dari mobil lalu berjalan ke arah bagasi mobil untuk mengambil kopernya.
"Thank you" ucap lalisa menghadap kaca mobil bambam yang terbuka lalu berjalan meninggalkan mobil bambam yang berjalan secara perlahan meninggalkan daerah apartemen lalisa
Lalisa sudah sampai di apartemen nya, dia memasuki kamarnya lalu membuka pintu balkon yang ada dikamarnya.
Dia memandang langit malam dengan diam dia mengingat-ingat ucapan bambam waktu di cafe, benar yang diucap bambam waktu dicafe untuk apa dia masih mengingat-ingatnya dia seharusnya sudah melupakannya.Lalisa mengeluarkan foto yang selalu ada disaku nya dia memandang foto itu lama lalu mengambil korek api yang ada disaku celananya dan membakar foto itu hingga menjadi abu.
Lalisa menatap foto yang sudah terbakar itu dengan meneteskan air matanya.
-----------------------------------------------------------------
Keesokan paginya.
Lalisa sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah, dia juga sedang menunggu bambam yang kemarin katanya akan menjemputnya.
Lalisa sudah siap dengan memakai baju crop top berwarna putih yang sudah di lapisi dengan kemeja kotak - kotaknya berwarna hitam dan memakai jogger pants berwarna putih tidak lupa dengan sepatu ber merk nike hitam putih dan topi hitam yang bertengger di kepalanya.
Lalisa masuk kedalam mobil bambam yang terparkir di depan apartemennya.
"Tunggu, kau memotong rambutmu?" tanya bambam dengan menatap rambut lalisa yang tertutup topi.
"Ya, sedikit" jawab lalisa
Lalisa memang sedikit merubah penampilannya jika kemarin lalisa dengan rambutnya yang selalu panjang namun sekarang penampilan lalisa dengan rambut baru nya yang hanya sebatas bahu.
"Kenapa?" tanya bambam
"Hanya ingin."
"Kau sedang membuang sial dalam hidupmu?."
"Bisakah kita jalan sekarang?" tanya lalisa dengan tatapan tajam nya
"Oke - oke maafkan aku" ucap bambam dengan menjalankan mobilnya.
Setelah beberapa menit mereka sampai di kampus. Bambam memarkirkan mobilnya disebelah mobil berwarna putih milik temannya yang menunggu bambam, bambam dan lalisa keluar dari mobil berjalan menuju teman-teman bambam.
"Hai gaess.. sudah lama menunggu nya"ucap bambam kepada teman-temannya
"Enggak kok baru aja." ucap teman laki-laki bambam
"Siapa dia bam?" Tanya teman wanita bambam
"Oh kenalin dia sahabat kecilku waktu di Thailand, namanya La.."
"Lisa" potong Lalisa
"Oh hai lisa.. namaku park chaeyoung kau bisa memanggilku rose, kalau yang disebelah kiriku ini kim jisoo disebelah jisoo itu kang seulgi dan disebelah kananku ini jeon jungkook kalau yang disebelah bambam itu park jimin"
Lalisa hanya menjawab dengan senyum yang sangat tipis, rose menatap lalisa dengan heran.
"Maaf, lisa memang seperti itu dia sedingin es jadi harap di maklumi." ucap bambam yang mendapatkan tatapan tajam dari lalisa
"Dimana irene dan jennie?" Tanya bambam
"Oh iya kita masih punya dua teman namanya bae irene dan jennie kim, tapi dia sedang menemui salah satu dosen" jawab rose
"Ya sudah kalau begitu ayo kita masuk." ucap jungkook
"Kalian duluan saja aku harus mengantarkan lisa terlebih dahulu." ucap bamban
"Baiklah nanti kalau sudah selesai semua kita berkumpul di tempat biasanya."ucap jungkook
Lalisa - BamBam POV
"Kenapa kau tidak memberi tahu namamu yang asli?" Tanya bambam
"Aku tidak akan memakai indentitas asliku"
"Kau cukup memanggilku Lisa, jangan sampai ada yang tau nama asliku dan juga margaku" lanjut lalisa
"Baiklah aku bisa mengatasi hal itu." jawab bambam.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
LISA - JenLis
Fiksi RemajaLalisa Manoban anak pengusah kaya raya dari thailand yang memilih meninggalkan negara kelahirannya karena suatu alasan. Seorang anak yang bersikap sangat dingin dan penuh rahasia. Jennie Kim anak pengusaha kaya raya dari korea selatan yang sangat di...