Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
︶︶ ᨳ ୨୧ ഒ ︶︶
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia bagaikan ilusi yang tak bisa disentuh—rambut putih platinum dengan semburat merah muda lembut di beberapa helai, seolah disapukan langsung oleh tangan dewa. Mata birunya memantulkan ketenangan dan kehancuran sekaligus, membawa siapa pun yang menatap ke dalam pusaran tanpa jalan kembali. Setiap langkahnya lembut, seperti tarian angin musim semi, namun meninggalkan jejak kegilaan di hati mereka yang terpikat.
Bukan sekadar pesona, tapi candu. Ia hadir di benak mereka siang dan malam, mendominasi pikiran dengan rasa yang kian menyesakkan. Senyumnya, meski tipis dan sekilas, terasa seperti hadiah ilahi, membuat mereka bersumpah akan melakukan apa saja untuk melihatnya lagi. Bagi mereka, gadis itu bukan hanya seseorang untuk dicintai—dia adalah kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti udara bagi paru-paru dan detak bagi jantung.
