prolog

470 48 2
                                    

" Kurasa kamu keberatan, biar aku bantu " Ucap suara yang berada dibelakang tubuhnya. Sakura berbalik, ia mendapati salah satu murid yang cukup di segani di yayasan pendidikan ini

Sasuke Uchiha namanya.

Memang baru kelas dua belas tetapi kedudukannya sangatlah penting karena Sasuke merupakan anak bungsu dari pemilik yayasan ditempatnya mengajar ini. Yayasan yang sangat populer karena Uchiha memang keluarga terpandang di negara ini.

Kehidupan mereka sangatlah tertutup. Dan, suatu kehormatan karena anak bungsunya menyapanya dan memberi perhatian kecil.

" Tidak perlu, terima kasih banyak " Ia bingung harus memanggil apa. Buku yang dibawa memang lumayan banyak sampai menutupi pandangannya. Dan Sasuke mendekatinya udah menggantikan Sakura.

Ia sangat mengenali guru dasar yang sangat populer di yayasan keluarganya ini. Selain cantik, Sakura juga merupakan anak dari mantan Menteri Pendidikan. Bisa dibilang ia mengikuti jejak kedua orangtuanya dibidang pendidikan walau hanya sebagai guru sekolah dasar.

" Jangan, nanti saya.. " Sasuke menatapnya dengan tajam. Walau masih berstatus siswa aura intimidasinya sangatlah kuat. Sakura memerah, Ia yang baru dua puluh enam tahun tentu saja kagum dengan ketampanan, fisik apalagi sikapnya.

Banyak yang bilang Sasuke pendiam dan tidak mau bergaul. Para guru juga agak segan karena Sasuke tidak pernah menjawab teguran mereka, berbeda dengan si sulung yang menjadi kepala sekolah di sekolah dasar yayasan mereka. Tepatnya dimana Sakura mengajar.

" Saya malah malu kalau tidak membantumu Sensei. Kemana buku-buku ini harus dibawa? " Tanyanya. Desas-desus itu tidak benar. Sasuke sangat perhatian, bingung karena saat ini ia berdebar. Mereka bahkan beda tujuh tahun, bisa-bisanya Sakura menyukainya.

Maksudnya, ya.. Siapa yang tidak menyukainya? Hanya saja ini terasa aneh, ia yang dikejar oleh kepala sekolah yang tidak lain merupakan kakak dari Sasuke malah membuatnya risih. Dan dengan Sasuke ia malah memerah wajahnya. Anak ini adalah anak yang terlihat kebosanan saat pimpinan mengadakan rapat bulanan. Sasuke sering mengikutinya, jadi semua lingkup sekolah mengenalnya dengan baik.

" Ke perpustakaan,  maaf kalau merepotkan kamu " Sasuke tidak. Menjawab dan lebih memilih jalan lebih dulu. Wanuta itu akan sungkan.

Sebuah senyum terbit, dia malah semakin menyukainya. Sakura bahkan tidak tahu kalau yang mengiriminya bunga setiap hari di meja kantornya adalah Sasuke. Anggaplah ia gila. Tapi kecintaannya pada Sakura sudah berada dilevel menguntit.

Selain cantik, pintar dan juga ramah. Sakura dikenal dengan tubuhnya yang aduhai. Tadinya Sasuke berniat mendaftar ke sekolah internasional tetapi begitu datang ke kantor kakaknya yang berada di sayap kiri gedung ini ia malah bertemu Sakura. Guru matematika sekolah dasar yang begitu dikagumi oleh muridnya.

Hari itu ia memutuskan untuk tidak jadi pergi. Dan sudah tiga tahun berlalu, ia yang hanya diam memerhatikan Sakura yang tadinya hanya guru magang akhirnya di perpanjang dan kini menjadi guru tetap. Yang Sasuke tidak sangka adalah kakaknya menyukainya juga. Ia baru mengetahuinya dua minggu belakangan itulah sebabnya ia begitu gencar mengiriminya bunga berharap Sakura tahu kalau ia bukanlah Itachi.


" Disini saja, em.. " Ia ragu harus memanggil apa. Mereka masuk ke perpustakaan dan menyapa penjaga yang duduk sambil memeriksa laptopnya. Siapapun yang meminjam harus terdata dengan baik.

Keduanya berada di lorong keempat, Sasuke menatap sekeliling yang sangat sepi bisa dibilang ini kesempatan yang bagus untuk berduaan. Sakura yang berbeda tujuh tahun dengannya hanya sebatas bahu saja. Pertumbuhan Sasuke memang sangat pesat.

" Sasuke saja, ada yang perlu dibantu lagi " Sakura menggeleng, ia tersenyum malu karena Sasuke begitu tulus. Ia memikirkan apakah Sasuke hanya seperti ini padanya saja? Kalau ia kenapa? Ia saja masih sangat bingung siapa yang menaruh bunga setiap pagi di mejanya. Karena cctv diruang guru mati.

" Sasuke, terima kasih " Ucapnya menunduk. Sasuke ini tatapannya sangat tajam dan benar-benar membuatnya gugup. Sakura menjadi salah tingkah sendiri. Dan ini pertama kalinya ia berhadapan langsung dengan Sasuke, dibanding Itachi yang ramah padanya, Sasuke ini pembawaannya sangat serius.

" Aku tidak mau ucapan Sensei " Matanya membola. Kalau uang pasti lebih banyak Sasuke walaupun ia sama berkecukupan.

" Lalu.. Apa yang kamu inginkan? "

" Mau kah kamu berkencan denganku besok malam? " Kencan? Permintaan yang sangat tidak masuk akal. Maksudnya, hubungan mereka itu 

" Itu... Sasuke, aku rasa sangat tidak pantas kalau seorang guru dan muridnya.. "

" Aku menyukaimu Sensei, sudah tiga tahun. Aku yang mengirimi bunga lili itu setiap pagi " Pantas saja saat ia bertanya Itachi pria itu tidak tahu. Karena pria itulah yang tengah gencar mengejarnya akhir-akhir ini. Kenyatannya adiknya lah yang menjadi pelaku utamanya.

" Aku hanya perlu satu jawaban Sensei. Kencan denganku atau status kamu sebagai pengajar aku tangguhkan? " Tidak! Ia masih ingin mengajar disini dan menjadi guru bagi murid-muridnya. Tawaran Sasuke sangat menyulitkannya, pada akhirnya ia harus membuat keputusan dengan cepat dan tidak merugikannya. Kencan satu malam bukan? Ia rasa tidak ada masalah.

" Ba..Baiklah, besok malami kita kencan " Sasuke memberinya senyuman penuh arti. Kencan yaa.. Akan ia buat Sakura tidak bisa melupakannya.






The Hottest Series #10✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang