"Seburuk nenek-nenek yang sudah berusia 400 tahun"Canda Hans terkekeh dengan candaannya sendiri.
"Hah!"Kening berkerut tatapan datar pada Hans.
"Hahaha"Tertawa pelan."Aku hanya bercanda" Merangkul pundak pacarnya itu.
"Bagaimana mungkin, aku bisa membandingkan pacarku yang cantik dan imut ini dengan Nenek-Nenek yang sudah usianya seabad"Mencubit pipi Flona gemas.
Cemberut."Tapi, apa yang kamu katakan itu ada benarnya juga. Suatu saat nanti aku pasti juga akan menua, punya keriputan dimana-mana dan juga akan menjadi seorang Nenek yang jelek"
"Ehm.. Kita akan menua bersama, Flo"
"Aku akan menjadi Kakek-Kakek yang jelek dan juga tua meskipun kamu tidak secantik dan seimut seperti sekarang ini, Aku ingin selalu berada disisimu, mencintaimu, menjagamu, menyayangi
mu, melindungimu bahkan akan membahagiakanmu sekuatku""Ck, aku tidak percaya akan janjimu itu"Tepis Flona acuh membuang pandang kearah lain.
"Wahhh... kata-katanya, seakan meremehkanku" Mengigit pipi Flona gemas.

"Aakkkhhh"
"Sakit"Mendorong wajah Hans untuk melepaskan gigitnya diipipi.
"Kamu pikir aku ini makanan yang selalu kamu gigit?"Mengusap pipinya ekspresi imut.
"Emm"
Mengigit pipi Flona yang lainnya, membuat Flona marah.
"Aakkkhhh, Hans sakit"
"Mmmm, maaf"Mengusap pipi Flona yang dia gigit tadi berulang-ulang kali.

"Siapa suruh kamu seimut itu"
"Jika kamu gigit lagi, jangan harap aku maafkan"
"Aku berjanji, tidak akan mengigit pipimu lagi. Apa disini sakit?"Mengusap pipi Flona.
"Sudah.. tidak sakit lagi"
"Apa disini sakit juga?"Hans mulai mengoda Flona mengecup kedua pipi Flona secara berganti berulang-ulang kali membuat Flona tertawa lagi akan tingkat Hans yang mulai jahil padanya.
"Hahah, sudah hentikan"
"Flona"Hans menghentikan kejahilan
nya menatap lekat wajah cantik pacarnya itu serius."Hmm, apa?"Ikut memasang tatapan serius.
"5 menit lagi aku akan pergi kelapangan basket untuk berkumpul dengan anak-anak basket yang lainnya, kami akan membahas tentang Olimpiade basket yang akan dilaksanakan 2 bulan lagi disekolah sebelah"
"Guru olahraga sudah menyetujuinya, jika kami ikut di Olimpiade antara sekolah untuk membanggakan sekolah kita dengan melawan semua sekolah lain yang ikut mendaftar diri karena itu untuk Olimpiade umum"
"Menurut informasi yang aku dapat mereka sudah menyampaikan berita ini kepada sekolah lain untuk berpartisipasi meriahkan Olimpiade sekolah mereka jika banyak sekolah lain yang ikut serta Olimpiadenya akan terlihat menyenangkan dan seru juga"
"Ditambah.. Ada piala, amplop dan juga medalinya untuk pemenang juara satu dan dua"
"Sangat disayangkan jika sekolah kita tidak mendaftarkan, bukan?"
"Emm, aku pikir. Bagus juga jika kalian mendaftarkan diri. Aku akan berdoa dan mendukung kalian agar kalian menang lalu mendapatkan piala, amplop dan juga medalinya"
"Tapi, jangan marah jika kalah. Kalah dan menang itu sudah menjadi hal yang biasa dalam sebuah permainan. Yang terpenting kalian sudah berusaha keras untuk memenangkan pertandingan basketnya"
"Itu sudah lebih dari cukup untuk membanggakan sekolah kita"
"Aku dan timku tidak akan mengajak mereka tawuran jika kalah, Flonakkkkkkuuuuu"
"Terima kasih sudah mengingatkanku, hmm, aku harus pergi sekarang"
"Iyah, sana.. Hush.. Hush.. "Usirnya.
"Mm, pelukkan perpisahan untuk sebentar"Memeluk Flona manja, Flona mengelus pucuk kepala pacarnya itu.
Setelah berdiskusi dengan tim basketnya, Hans memilih mengerjakan tugas mengarang cerita untuk dikumpul besok pagi akibat terlalu fokus pada basket Hans selalu lupa untuk mengerja
kan tugas sekolahnya. Raka menghampiri meja Hans sendiri berada dalam kelas."Hans, aku bisa meminta tolong? Aku sedang ada urusan mendadak dan tidak memiliki cukup waktu untuk meletakkan buku tugas kita dimeja, Pak Gilang"
"Aku minta tolong, letakkan buku tugas kita dimeja. Pak Gilang"Pinta Raka memohon.
"Tentu"Melirik Raka sekilas kembali menulis.
"Letakkan saja dulu dimeja guru didepan, aku akan meletakkannya buku tugas kita dimeja Pak Gilang setelah selesai membuat tugas mengarang cerita"
Raka menepuk pundak Hans penuh rasa terima. kasih."Kamu selalu bisa diandalkan.. Ketua kalas"Meletakkan buku atas meja guru didepan.
"Aku akan mentraktirmu setelah aku selesai dengan urusanku"Berlari keluar kelas tergesa-gesa.
"TIDAK PERLU"Tolak Hans dengan berteriak.
"Sebagai, ucapan terima kasihku"Raka berbalik mengintip dibalik pintu.
"TIDAK MENERIM PENOLAKAN"Setelah mengatakan itu, Raka kembali berlari dikoridor sekolah."Cik, dasar"Hans hanya tersenyum melirik Raka sekilas kembali fokus mengarang ceritanya.
Bersandar dibelakang bangku, menggerakkan lengan sandinya yang terasa kram. Menoleh ke kanan dan kekiri."Haah, otot-ototku jadi kram"
"Emm, permisi"
"Masuklah"Ucap Hans melirik sekilas dua siswi itu.
Dua siswi yang tidak dikenal masuk berlahan kedalam kelas setelah mengetuk pintu."H-nas"Panggil salah satu siswi itu ragu-ragu.
Yang dipanggil jadi melirik dua siswi itu secara bergantian dengan sedikit tersenyum."Iyah, ada perlu apa?"
Tanyanya dengan suara ramah dan lembut."Kami tahu, jika kamu sudah memiliki pacar yang sangat kamu cintai tapi tolong terimalah surat dan bekal ini, sebagai ungkapan perasaan kami yang begitu mengagumimu"Menyodorkan sepucuk surat dan bekal.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
8 November
Truyện Ngắn𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙡𝙞𝙣 𝙝𝙪𝙗𝙪𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖 5 𝙩𝙖𝙝𝙪𝙣 11 𝙗𝙪𝙡𝙖𝙣, 𝙁𝙡𝙤𝙣𝙖 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙃𝙖𝙣𝙨 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙩𝙖𝙧𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙜𝙖 𝙨�...