Edelweiss 14

72 16 3
                                    

Maaf karena hiatus selama 4 tahun lebih. Senang rasanya bisa kembali menulis cerita ini.

Mari kita maraton secepat mungkin untuk menyelesaikan cerita ini. Terimakasih untuk pembaca yang setia menunggu selama 4 tahun ini.
😭😭😭😭😭😭😭

Setelah cerita ini selesai mungkin perlu waktu agak lama sebelum melanjutkan cerita lain. Mohon kesabarannya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

*******
Jimin malu, pipinya nampak bersemu merah ketika bangun pagi ini dengan posisi dirinya dan Jungkook saling berpelukan erat. Bahkan wajah Jimin menempel di dada bidang Jungkook. Dia takut jika air liurnya menempel di pakaian Jungkook. "Selamat pagi Jimin" sapa Jungkook mencium kening Jimin. "Selamat pagi oppa" sahut Jimin menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook.

"Jim, kurasa tiga hari lagi kamu bisa pulang" Jungkook masi berbaring di ranjang sembari memainkan rambut Jimin. "Benarkah oppa? Syukurlah, aku sudah bosan sekali harus tinggal di rumah sakit" keluh Jimin. "Iya, tapi kamu harus kembali ke rumah sakit beberapa kali lagi untuk terapi" ingat Jungkook. "Baiklah oppa, tidak masalah asalkan aku tidak harus tinggal di rumah sakit lagi" ujar Jimin senang.

"Selamat pagi Jimin, waktunya pemeriksaan" Seru Taehyung begitu masuk kamar Jimin. "Yak apa yang kalian lakukan pagi-pagi begini!" Protes Taehyung pura-pura menutup matanya. Taehyung terkejut melihat Jimin dan Jungkook saling berpelukan di ranjang. "Sejak kapan hubungan mereka berkembang sepesat ini?" Batin Taehyung penasaran.

"Jangan berlebihan, sana keluar! Nanti akan kuperiksa Jimin sendiri" usir Jungkook masih memeluk Jimin erat. "Dasar teman tidak tahu diuntung! Siapa kemarin yang memohon-mohon minta digantikan untuk memeriksa Jimin?" Oceh Taehyung sambil keluar dari kamar Jimin.

"Oppa lepaskan, ini sudah pagi. Malu nanti jika ada yang masuk dan melihat nanti" bujuk Jimin berusaha lepas dari kungkungan Jungkook. "Sebentar, lima menit lagi" bujuk Jungkook enggan untuk pergi.

******
Jimin sedang berpikir dimana sekarang dirinya akan tinggal begitu keluar dari rumah sakit? Jimin cemas dengan nasib barang-barangnya di kamar yang dia sewa. Kata orang tua Jimin, mereka tetap membayar uang sewa kamar, tapi mereka belum sempat sama sekali kesana. "Apa aku tinggal dengan eomma appa di busan ya setelah ini? Tapi sekarang aku sudah punya suami, apa berarti aku harus tinggal dengan Jungkook oppa? Tapi aku belum siap." Pipi Jimin bersemu merah membayangkan tinggal dengan Jungkook.

"Bagaimana dengan Yeonjun? Apa dia akan tetap tinggal dengan keluarga oppa? Tapi aku ingin dia tinggal denganku. Apakah Jungkook oppa mau?" Jimin bingung memikirkan nasib nya besok begitu keluar dari rumah sakit.

Keesokan harinya semua berkumpul untuk merayakan kepulangan Jimin setelah 6 bulan dirawat di rumah sakit. "Syukurlah akhirnya kamu bisa pulang nak" seru Jaejoong. "Terimakasih eomma, Aku juga merasa bersyukur sekali" Jimin memeluk Jaejoong erat. "Setelah ini apakah Jimin akan kembali ke busan? Tanya Jimin pada orang tuanya.

"Iya Jim, kami sudah membereskan barang-barangmu di kamar sewa" terang Boyoung membuat Jimin kecewa. "Apakah Yeonjun akan tinggal dengan kita" tanya Jimin lagi penuh harap. "Tidak, Yeoujun akan tetap tinggal bersama keluarga Jeon" jawab Hunsik. Harapan Jimin pupus lagi, sebenarnya dia sedih harus berpisah dari Jungkook dan Yeonjun. Tapi dia diam tidak banyak protes. Karena di percaya dengan orang tuanya. "Iya Jim, maafkan oppa. Sebaiknya kamu tinggal dengan orang tuamu dulu hingga benar-benar sembuh" jelas Jungkook membuat Jimin hanya bisa pasrah.

Diam-diam beberapa orang hanya menahan tawa mereka melihat ekspresi kecewa Jimin. "Jimin terlihat imut sekali memautkan bibirnya seperti itu, dia pasti kecewa sekali tidak bisa bertemu Jungkook dan Yeonjun" batin Seokjin. "Maafkan kami sayang, kami harus berbohong demi kejutan dari Jungkook" batin Jaejoong, dia memilih tetap diam karena takut sekali keceplosan.

You Are My EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang