Lima tahun sudah ku berselimut dengan perasaan yang selalu mengganjal. Lima tahun sudah ku berusaha untuk tidak selalu memikirkan mu. Sejak hari itu aku tidak lagi seceria dulu yang selalu tersenyum cerah bahkan ketika badai masalah menyerang ku. Sejak hari itu juga senyum ku menghilang dari setiap langkah yang aku lakukan. Bahkan sejak hari itu aku tak pernah lagi bersosialisasi dengan orang lain. Membatasi diri dan selalu menghindari orang-orang yang selalu menanyakan kehadiran diri mu. Aku bingung harus merespon seperti apa atas pertanyaan yang mereka berikan. Aku ingin sekali menjawab dengan jujur atas pertanyaan mereka yang selalu menyangkut dirimu. Hanya saja entah mengapa aku tidak ingin dirimu hilang dari ingatanku meski dirimulah yang menghilang tanpa kabar dan tanpa sepengetahuan siapapun. Menghilang begitu saja.
Aku tetap terus bekerja,beraktivitas seperti biasa. Berusaha dengan keras agar tidak selalu memikirkanmu. Hanya saja bagiku itu mungkin hampir mustahil. Entah mengapa setiap kegiatan yang ingin ku lakukan di luar pekerjaan ku, sekeras apapun aku berusaha untuk tidak memikirkanmu tetap saja aku selalu mengingat dirimu. Aku terlalu dalam mencintai mu saat itu bahkan hingga kini. Lima tahun sudah terlewat begitu lama. Tapi aku tetap mencintai mu. Banyak foto,video tentang dirimu yang belum ku hapus dari file di ponsel ku. Aku seperti tidak ingin menghapusnya. Aku ingin terus melihatmu bahkan hanya dari foto dan vidio di masa itu. Aku tetap mencarimu hingga dua tahun setelah kamu meninggalkan ku tanpa kabar sekali pun.
Beberapa lelaki menghampiri ku. Mendekatiku sekedar ingin tahu lebih tentang diriku. Apa yang aku suka, apa yang sering aku kerjakan di waktu luang, apa lagu favoritku dan masih banyak lagi pertanyaan mereka yang tidak pernah ku jawab. Seperti saat pertama kau mendekatiku dulu, beberapa pertanyaan yang hampir sama terkadang keluar dari pertanyaan orang lain. Tapi entah mengapa aku tidak tertarik seperti dulu aku tertarik dengan semua pertanyaanmu padaku.
Beberapa temen, saudara, bahkan orang tua pun menyarankan ku untuk segera mencari pengganti baru. Tapi aku selalu menolak nya. Dengan ucapan yang selalu sama. Aku belum bisa melupakanmu bahkan hal-hal kecil sekalipun. Aku selalu merindukanmu. Terus berharapkamu kembali dengan senyum yang sama seperti dulu. Senyum secerah matahari yang selalu menghangatkan hati. Senyum yang selalu membuatku nyaman saat melihatnya.
"Kiara kamu ngapain di kamar terus nak. Keluar deh, ada abang vikry datang." Ayahku berseru setelah mengetuk pintu kamar ku, kemudian melenggang pergi begitu saja tanpa mendengar jawabanku. Aku terdiam mendengarkan ucapan ayah tanpa melihat wajahnya di balik pintu. Sambil memegang buku novel yang sudah terbaca setengahnya, mencari pembatas buku untuk menandakan bacaanku sampai halaman berapa. Menaruh novel begitu saja di atas meja dan berjalan keluar dari kamar.
Abang vikry adalah kakak sepupu yang sangat dekat dengan ku dan adik-adikku. Seorang abang yang selalu mendengarkan keluh kesahku sejak kecil. Yang selalu menemaniku ke manapun aku pergi, selalu mengarahkanku dan menasihati ku jika aku salah. Hingga soal percintaan ku dengan dirinya. Seorang abang yang bahkan tetap menghiburku selama lima tahun terakhir ini. Dia abang yang berharga untuk ku.
Begitu sampai di lantai bawah ku lihat abang sudah ada di depan tv. Mengobrol dengan ayah dan adik terakhir ku. Sekedar bertanya kabar dan kerjaan masing-masing. "Eh,Kia. Abang tadi bawain makanan favorit kamu sama boba yang kamu suka. Ada di atas meja makan tuh." Aku mengangguk segera menuju meja makan. Aku tidak rela kalau boba ku di ambil adikku sebelum aku meminumnya. Sambil berjalan menuju depan tv, aku menyeruput nya dengan perasaan senang. Lantas mengucapkan terima kasih dengan senyum senang.
"Bagi kak. Cobain sedikit boleh gak?" Seru Arga adik terakhirku. Dengan setengah hati aku memberikannya. "Tapi sedikit aja. Jangan banyak -banyak. Ini abang beliin buat kakak." Jawab ku galak dengan wajah sedikit terlipat sebal.
Malam semakin larut. Banyak topik yang di bicarakan di ruang tengah. Mulai dari kabar adik pertama ku yang tinggal di sekolah berasrama dan beberapa prestasi yang dia dapat beberapa bulan ini. Hingga kucing kesayangan abang yang baru melahirkan empat anak kucing dengan warna bulu yang berbeda jauh dari induknya. Sejujurnya aku tidak terlalu suka dengan topik soal kucing. Itu pembicaraan abang dengan adik kedua ku. Cinta namanya. Seperti namanya, adik kedua ku itu sangat menyukai binatang dan begitupun sebaliknya. Hewan manapun akan mencintai adik ku sebanyak adik ku mencintai mereka.
Aku ijin untuk masuk ke kamar terlebih dahulu. Sudah bosan dengan suasana yang ada di ruang tengah. Sedangkan kedua adik ku masih terjaga. Asyik mengobrol. Aku memasuki kamar. Mengganti lampu terang dengan lampu yang lebih remang agar lebih nyaman saat tertidur. Beberapa menit tidak bisa tertidur. Langi di luar mulai menurunkan gerimis kecil. Rintikan hujan mulai terdengar. Aku semakin mengeluh. Kenapa harus hujan di saat aku ingin tertidur. Sungguh aku tidak bisa tidur saat hujan datang.
Sungguh aku tidak ingin mengingat kenangan itu saat ini. Aku hanya ingin tidur agar esok bisa melakukan aktivitas dengan mood yang bagus. Tapi kenapa hujan harus turun sekarang. Semakin deras hujan di luar sana semakin sakit kepala berdatangan. Satu persatu kenangan mulai hinggap di kepala. Berputar seperti kaset rusak yang tidak beraturan.
Aku menarik selimut hingga ujung kepala. Berusaha untuk melupakan kenangan yang selalu muncul bagaikan trauma yang mengganggu. Berusaha untuk tidur dan terlelap meski dengan susah payah ku lakukan. Sungguh kenangan itu tidak mudah untuk di lupakan bahkan hingga kini. Setiap hujan datang di manapun dan kapanpun sakit kepala dan juga kenangan itu akan muncul secara bersamaan. Hingga akhirnya aku membenci hujan dan dirimu.
******
FYI kiara anak pertama dari empat bersaudara.
FYI juga aku hanya penulis pemula yang masih banyak melakukan kesalahan saat penulisan yang ku tulis sekarang. Dan aku minta banyak pendapat dari kalian tentang cara menulis ku . Kalian bisa komen beberapa kata atau kalimat yang salah atau tidak tepat dalam penulisan.Terimaksih dan Happy enjoy❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ke-2XNya
Novela JuvenilHujan yang selalu mengingatkanku padamu. Meski begitu aku terkadang membenci hujan yang turun.