bernyanyi

99 19 3
                                    





chika masih asik menonton tv dan hari sudah menunjukkan pukul 16:04

ia melihat anak bungsunya yang masih tertidur di sandaran pundak nya

"sayang bangun yuk udah sore nih" ucap chika lembut sembari mengelus pipi freya

"sayang kata nya kalo udah sore minta di bangunin, ayo bangun dulu" ucap nya sekali lagi

"ughh" perlahan freya membuka mata nya dan menatap chika

"hai bun" sapa freya dengan suara serak

"hai, sana mandi dulu, ini udah sore" titah chika

"yaudah aku ke kamar dulu ya bun" ucap freya

"iya" jawab chika

freya berdiri dan berjalan ke arah tangga menuju kamar nya yang ada di lantai dua

ia melaksanakan ritual mandi dan semacam nya, setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos putih polos dan celana pendek

ia berjalan ke arah kasur dan mendudukan diri di sana

sesaat kemudian ia tampak gelisah memikirkan mimpi nya tadi siang, ia takut bunda nya akan meninggalkan dirinya sendirian

jujur saja diri nya ini selalu bergantung pada ibu nya jadi susah sekali untuk memisahkan diri dari ibu nya itu

.
.
.

"sendirian ae nih flo" tanya lucas yang datang bersama ollan, daniel, zean, dan aldo

"hmm" jawab floran

"sumpah "hmm" doang flo!??" ucap ollan

"ya mau gimana ege" tanya aldo

"ya jawab yang panjang dikit kek" jawab ollan

"kayak gatau si tumbuhan ini aja lo" celetuk daniel

"eh eh eh nyanyi yok, mumpung ada gitar tuh" ajak zean

"ayooo" jawab mereka serempak (kecuali floran)

mereka bergegas menuju ruang musik yang ada di markas mereka

"nyanyi apa" tanya daniel yang sedang memegang gitar listrik

"nyanyi ini aja, inallilahi alya inallilahi mata kiri" jawab ollan

"yang bener lan" ucap daniel

"iya gw bener kok" jawab nya

"seventeen jkt48 aja" usul aldo

"ayo ayo" jawab mereka

lucas langsung mengambil mic dan menghidup kan nya

"cek cek"

"siap" tanya lucas

semua mengangguk yang menandakan mereka siap

1
2
3

di tempat ku lahir dan di besar kan
di kota yang dekat laut ini
setelah sekian lama aku pulang
sudah ada shoping mall berdiri

waktu itu selalu seperti tongkat sihir
walaupun telah mengubah pemandangan
suara ombak dan aroma gelombang
masih sama seperti dulu
seventeen.....

skarang juga kamu yang teristimewa
ada di pojok kanan buku tahunan kita
sungguh memang kamu yang teristimewa
brapa kali ku buka untuk memasti kan nya.....

rumah mu yang dulu toko minuman
sekarang menjadi minimarket
saat ku intip ke balik jendela
kamu berdiri di kasir counter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si Polos Pemikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang