Kring!
Dering suara yang konsisten memenuhi setiap penjuru gedung sekolah, megafon seakan memberi pertanda untuk para siswa yang menanti penuh cemas di sepanjang lorong bilik toilet. Seolah baru saja keluar dari ruang gelap penuh kegelisahan, raut berseri mereka perlihatkan. Senyum merekah lebar menerka kemungkinan perihal yang akan terjadi setelahnya. Saling bertukar pandang lewat mata, binar kebahagiaan terpampang nyata.
"Kita berhasil?" tanya seorang gadis beralmamater tak percaya. "Beneran kita berhasil? Kita akan keluar dari sini 'kan?" pertanyaan itu seakan terbang bebas di udara dengan anggukan dari teman sebayanya yang mengiringi sebagai jawaban.
Lega, menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan para siswa. Tak dapat dibayangkan lagi betapa bahagianya setelah apa yang menimpa. Walaupun runtutan kematian masih terbayang dengan jelas dalam benak, namun secuil harapan untuk keluar mampu menepis itu semua. Kegembiraan yang merangkul raga membawa gadis berponi tipis di ambang pintu untuk melompat kegirangan, ia mendekap mulut tak percaya.
"Akhirnya kita bisa keluar!" seru gadis itu seraya bermanuver tak karuan. Membawa retina mata pada tiga siswa di dalam toilet.
Sesuai perkiraan air pun menyembur dari beberapa sumber yang terpasang di langit-langit ruangan, hadir hampir bersamaan dengan alarm yang berdering nyaring. Cairan bening itu tanpa izin mengguyur habis sekujur tubuh Herlan yang masih bertahan di atas pundak Kiki, api yang ia bawa mulai redup di dalam tempat sampah.
"Kita berhasil! Dit, kita berhasil hahaha ...," ujar Kiki dengan melempar pandang pada teman sekelasnya itu sembari menyeka air yang mengalir di wajah. "Kita bisa keluar dari sini!" imbuhnya berseru dengan gerak yang tak terkontrol.
Gairah merasuk dengan bebas dalam setiap inci raga cowok bertubuh jangkung itu, senyum melebar bersama tarian seiring irama kalimat yang diserukan. Kiki mengangkat tangan penuh semangat tanpa menghiraukan Herlan yang masih bertengger di pundak. Raut wajah yang ia sampaikan berbanding terbalik dengan kecemasan dari kedua temannya.
"Ki, hati-hati!" kalimat itu harus muncul dari mulut Radit berdasarkan kekhawatiran.
Air yang terus menghujani mereka membuat seisi ruangan serta lantai kian basah. Pertahanan Herlan lengah seiring dengan pergerakan cowok yang tengelam dalam keriangan itu, membuat tempat sampah lepas dari genggaman. Jatuh ke dasar dengan suaranya yang khas. Keterkejutan hebat menyapa Kiki secara tiba-tiba, pergerakannya terhenti namun tidak dengan cara ia berdiri.
"Ki, jangan banyak gerak, Ki-"
ucapan Herlan harus terpotong dikala keseimbangan tak mampu lagi Kiki dapatkan.Layaknya sebuah pementasan yang terpaksa ditayangkan, tubuh cowok itu melayang sejenak sebelum gravitasi menariknya ke dasar. Kiki terjatuh dengan hentakan keras karena lantai yang licin, sementara Herlan harus terpental dari ketinggian tanpa kuasa. Saat di mana Kiki terhuyung, secara bersamaan punggung kepala cowok pemilik korek api itu membentur tepi wastafel dengan hebat.
Terdiam membungkam dalam keterkejutan menjadi reaksi utama Radit serta cewek berponi tipis yang terbelalak dari ambang pintu. Kiki mengernyit dalam posisi berbaring merasakan nyeri di sekujur tubuh, tanpa tahu menahu perihal yang terjadi ia berusaha untuk bangkit dengan kuasa yang tak sepenuhnya cowok itu miliki. Menopang dengan telapak tangan ia temukan sensasi dingin dari air di dasar lantai, namun tidak dengan detik berikutnya.
Dalam keheningan, darah merah pekat mulai menyebar di permukaan, mengubah warna air yang tenang menjadi cermin mencekam. Kilauan nampak tercipta dari pantulan cahaya bohlam yang menyoroti genangan air di dasar lantai. Seakan bernyawa cairan itu bergerak anggun, menyebar selaras air yang menggenang. Menyatu dengan bayang-bayang Radit yang bergidik penuh keterkejutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/365132462-288-k270054.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Of Happiness (On Going)
Mystery / ThrillerSeluruh ponsel telah kembali pada sang empunya, tak terkecuali milik sang ketua kelas sekalipun. Detik berikutnya ketika seisi ruangan mulai sibuk dengan benda pipihnya masing-masing, sebuah pesan asing muncul di setiap layar yang menyala, bahkan ma...