Jane malangkah pelan memasuki kamarnya, membawa sandwich yang baru saja ia buat. Diketuknya pintu kamar itu perlahan.
Tok Tok Tok
"Misi? Udah bangun belum?" Suaranya lembut penuh kehati-hatian
Tidak ada jawaban. Jane perlahan membuka pintu, dan alisnya mengerenyit saat melihat tempat tidur nya kosong.
Jane berfikir 'ah mungkin Jay sudah pergi' ada sedikit rasa lega di hati Jane karena itu artinya dia tidak dalam bahaya lagi
Namun saat ia hendak berbalik keluar, Jane menabrak sesuatu
"Aduhhh!" Serunya sambil mengusap keningnya yang terbentur, untung saja sandwich yang ia bawa tidak jatuh.
Jane mendongak, dan tatapannya bertemu dengan Jay yang berdiri hanya dengan handuk yang melilit dipinggang, rambutnya masih basah usai mandi. Seketika, nafas Jane terasa tertahan.
'beuhhh ganteng nya kebangetan' batin Jane
"Maaf kamu kaget ya."
Jay tersenyum tipis, alisnya yang tajam terlihat sedikit bingung melihat Jane memalingkan wajahnya yang merona."I-iya gapapa kok kak." Jawab Jane sambil berusaha menenangkan dirinya. Namun pikiran nya langsung berantakan melihat Jay dengan penampilan seperti itu
'Demi apapun cakep banget jirr' batin Jane
Pria di hadapan nya menautkan alisnya "Kak? Perasaan kemaren kamu manggil saya dengan sebutan bapak deh" Jay menatap Jane dengan bingung.
"Eh iya, kak... eh, pak... eh, yang..." Jane buru-buru menutup mulutnya, kaget sendiri dengan kata-kata yang spontan terlontar. Malu, ia berbalik untuk keluar, tapi Jay menahan pergelangan tangannya dengan lembut, dan menariknya
Jane terdiam sejenak, menyadari posisinya yang begitu dekat dengan Jay. Tubuh Jay yang kokoh dan hangat menambah jantungnya berdetak kencang.
Merasa canggung, ia menepis pelan tangan Jay "K-kenapa? K-kamu mau ngapain." Ucap Jane gugup.
"Ah maaf saya mau nanya, kamu ada baju yang muat untuk saya ga? Soalnya baju saya kotor kena darah" ucap Jay sambil menggaruk tengkuknya.
"Oh iya sebentar saya ambilin dulu" ucap Jane
"Oke"
Gadis itu pergi ke ruangan tepat di sebelah kamar Jane, membuka lemari yang ada di sana lalu mengambil baju untuk Jay, untung saja baju kakak Jane masih ada di sini.
"Ini baju nya. " Jane menyodorkan baju berwarna biru milik kakaknya.
"Iya, terimakasih ya." Jay tersenyum hangat, membuat Jane tidak tahan untuk tidak memalingkan wajahnya yang semakin memerah.
"Oh iya, aku udah buatin sarapan buat eum...." Jane bingung ia harus memanggil Jay apa.
"Panggil Jay aja." ucap Jay
"Okey, kalo gitu aku tunggu di ruang makan ya." Jane pergi ke arah ruang makan dengan membawa kembali roti yang sudah Ia siapkan tadi. Jay pun mengangguk.
Saat Jane sedang menunggu Jay sambil duduk di meja makan, Jay pun keluar dan langsung duduk berhadapan dengan Jane.
"Makasih udah ngobatin luka saya, dan maaf saya sebenarnya ga berniat nakutin kamu." jay menggaruk belakang kepalanya.
"Eh, eumm iya gapapa"
Tadinya Jane ingin bertanya lebih lanjut, tapi nanti saja deh, setelah Jay menyelesaikan sarapan nya.
"Ini di makan makanan nya, maaf cuman bisa ngasih sandwich." tawar Jane supaya Jay makan.
Namun, bukannya memakannya, Jay malah menatap sandwich di hadapan nya dengan ragu.
"Kenapa ada yang salah sama makanannya? " tanya Jane keheranan
"Oh enggak kok coba kamu cicipin dulu." Jay menyodorkan sandwich itu ke Jane.
"Eh, Ada yang salah ya sama masakan saya?"
"Ga gitu, coba Kamu cicip aja"
"Oh, oke." Jane menggigit sedikit roti milik Jay, memastikan rasanya.
"Udah kan? "
"Iya udah, maaf Saya takut di racunin"
"Hah, emang Kamu pernah di racunin? "
"Yah mengantisipasi aja." Jawab Jay yang mendapatkan anggukan dari Jane.
Jay mengambil sandwich itu dan menggigit tepat di bekas gigitan Jane. Jane langsung memalingkan wajah, menyembunyikan pipi merahnya.
Author : merah mulu pipi lo Jane. Oke balik ke cerita
bukan kah ini bisa di sebut ciuman tidak langsung?
Untuk memecah keheningan Jane pun memutuskan untuk bertanya sekarang.
"Oh iya, aku boleh nanya ga? itu kamu kenapa bisa sampe luka gitu" Jane menunjuk perut Jay yang luka kemarin.
"Kalo Saya ngasih tau nanti kamu bernasib sama kayak saya kemaren, kamu mau? "
"Y-yaudah deh gausah di jelasin, tapi.. Emang ga sakit? lukanya kan parah, masa kamu basahin lukanya"
"Enggak, daripada Saya bau mending Saya mandi, dan untuk luka nya ga saya basahin kok" jawab jay
Jane mengangguk
Jane dan Jay melanjutkan makan bersama mereka di meja makan.
Selesai makan, Jane berjalan ke rak buku di sebelah ruang tamu, Jane memang suka membaca buku, makanya gadis itu sampai mempunyai rak khusus untuk buku-bukunya
Tangan Jane terulur untuk mengambil buku yang mau dia baca, tapi buku yang mau dia baca ada di rak paling atas.
"Haduh ini rak buku nya yang nambah tinggi atau gue yang nambah pendek sih" protes Jane
Jane mengambil kursi buat ambil buku itu, setelah susah payah naik kursi dan jinjit, akhirnya tangan Jane berhasil meraih buku yang dia incar.
Saat Jane mau turun, Jane kehilangan keseimbangan. Bukannya jatuh, Jane merasa ada yang menahan diri nya agar tidak jatuh. Jane langsung melihat ke belakang.
Ternyata itu Jay dan sekarang pria itu sedang dalam posisi megang pinggang Jane dengan kedua tangan nya menahan supaya Jane tidak terjatuh. Untung saja Jay tidak ikutan jatuh jadi tidak ada yang terluka.
Tapi tiba-tiba...
Brak
"HAI MAI PRENNNN!"
Suara Sunoo yang membuka pintu apartemen Jane dengan kasar, Sunoo menutup mulut nya karena melihat Jane sama Jay yang lagi dalam posisi aneh.
"Anjir Jane apaan nih, lo ngapain bege ama cowok berduaan mana megang pinggang lagi, cosplay Titanic lo?!" Ucap Sunoo dengan suara yang memekakkan telinga mereka.
Jane langsung balik badan, melepas tangan Jay dan turun dari kursi. "Ga kok tadi gue cuman jatoh trus-"
"Iya iya gue ngerti kok"
Kata Sunoo sambil nge wink. Jane keheranan, pasti Sunoo sedang memikirkan yang tidak tidak."Oiya btw dia siapanya lo? " Sunoo menatap Jay dengan tatapan bingung
"Oh dia tuh-"
"Saya tunangannya Jane"
KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Secret! | Jay Winter
RomanceWinter bertemu dengan Jay, pria yang sengaja melompat ke mobil nya. Siapa sangka kejadian itu malah membawa Winter pada 2 pilihan. Menikah dengan Jay, atau Mati. *cuma karya hasil iseng, karena aku JayWint garis kerassss!