Ruang remang sedikit gelap, gorden yang menutupi tiap jendela, beberapa celah membiarkan sinar terik matahari siang masuk memberi aksen tersendiri bagi ruang yang penuh akan alat musik. Piano besar nan megah berdiri kokoh didepan, menandakan panggung area pusat. Kursi kursi berjejer namun sedikit tak rapi. Sederet alat musik lain dan buku lagu bertengger di bagian sisi kanan dan kiri ruang. Pintu terkunci rapat.
Kosong, ah tidak masih ada dua insan, laki laki dan perempuan berbalut seragam High School ternama di Korea Selatan. Sang lelaki yang memangku si wanita, tangan kekar menyibak sebagian rok meraba lembut bagian dalam paha mulus itu. Bibir kenyal nan lembut saling bertaut bertukar saliva, dengan kepala kekanan dan kekiri memperdalam lumatan.
Lengan pendek si wanita tergantung di leher, melingkarkan dan meremas lembut surai sang lelaki. Mengerang ketika sapuan lembut di paha berubah menjadi remasan di bokong, memperdekat jarak, mempersempit ruang diantara mereka. Suara decapan meraung di seluruh penjuru ruang.
Ciuman si lelaki turun, mengitari rahang kemudian leher, menjilat dan melumat lembut tanpa meninggalkan bekas. Wajah si wanita mendongak, memberi akses sang lelaki untuk semakin dalam. Tangan kirinya naik, melepas ikatan kancing seragam wanita menampilan bra putih ketat dengan payudara seperti menyembul keluar, ia mengerang. Sedangkan tangan kanannya bertengger di pinggang, merapatkan diri.
Ia lumat bagian payudara di sisi bra itu, memberi beberapa tanda akan teritorinya. Semakin dalam tangannya meremas salah satu. Membuat si wanita mengerang, meremat lembut bisep sang lelaki.
Lelaki itu mendongak, menatap wajah sayu perempuan di pangkuannya. Mata mereka saling memandang, menatap menyalurkan rasa inginnya.
"Kau sexy dan aku suka" ujar sang lelaki tepat di depan bibir sang wanita.
Wanita itu menyeringai, kemudian ia melumat sisi telinga sang lelaki, semakin menarik gairah untuk muncul. Tangannya meraba dada lelaki, membuka satu persatu kancing menampilan bagian depan yang menggoda. Kemudian lidahnya bergerak, mengecup leher, rahang, dan dada mengitari memberi tanda di bagian bagian tertutup sama dengan miliknya.
Sang lelaki mengerang ketika jari mungil nan lentik itu menyentuh bagian darinya yang mengeras sempurna. Ia bergerak menggesekkan bagian dari dirinya pada milik sang lelaki, menghantarkan gairah tak tertahan.
"Tidak ada meja disini hm" ujar sang lelaki ketika si wanita ingin membuka zip celananya.
"Bagaimana dengan duduk seperti ini?" tanya sang wanita menyeringai yang dibalas sama seringainya oleh lawannya.
"Apakah kau akan nyaman?" tanya kembali sang lelaki memastikan.
"Apapun asal itu denganmu" ujar si wanita kemudian benar benar membuka zip celana itu.
Si wanita menggigit bibir bawahnya, menatap kembali manik sang lelaki. Saat itu salah satu lengannya mengangkat sedikit wanitanya dari pangkuan kemudian menurunkan celananya hingga lutut. Ia dudukan kembali sang wanita, membuka perlahan celana dalam putih dengan melumat bibirnya kembali. Ia singkap rok hingga sebatas pinggang, kemudian satukan perlahan miliknya yang mengeras pada tubuh sang wanita.
"Mmmmhhh ahhhh" desah si wanita.
"Argghh" erang lelaki itu sambil mendongakkan wajahnya ke atas.
Mereka menikmati penyatuan, berhenti sebentar saling memberi ruang untuk bersiap. Ketika lumatan sang lelaki semakin dalam, ia menggerakkan pinggul wanitanya, memberi isyarat untuk bergerak naik turun yang langsung dituruti.
Decitan kursi menandakan seberapa liar mereka saling mendorong. Suara pertemuan antara kedua kulit dan erangan serta desahan di setiap dorongan memenuhi ruang. Merasa akan keluar, sang lelaki menggendong si wanita untuk berdiri menuju nakas disebelah alat musik dalam lemari. Ia singkirkan buku buku lagu kebawah dengan satu sapuan, menimbulkan suara bising barang berjatuhan.
Kemudian dirinya dudukkan sang wanita dengan salah satu kaki melingkari pinggangnya. Sedangkan ia berdiri, menyodok dalam nan kuat serta cepat, menghisap bahu sang wanita.
"Akuh akuhh mmhhh" desah sang wanita memegangi bisep sang lelaki.
Matanya memejam, bibirnya di gigit kuat kuat sambil mendongakkan kepala menghalau suaranya yang keras. Peluh membanjiri seragam mereka, rambut yang sedikit basah serta aroma percintaan yang bercampur.
"Bersama sayanghhh" ujar sang lelaki semakin mendorong cepat.
Mulutnya bergerak menangkup payudara dengan bra yang sudah ia sisipkan keatas. Ia lumat dalam nan tergesa bersama mengejar pelepasan. Rambutnya semakin diremat, berantakan.
Ketika kenikmatan semakin menghantam dan pelepasan semakin dekat, bibirnya berganti melumat bibir sang wanita. Rakus nan dalam, saling berbagi saliva dan udara. Desahan dan erangan tertahan mengalun bersamaan dengan pelepasan kenikmatan pertama mereka.
Ia menusuk semakin dalam, tak membiarkan sisa percintaanya keluar mengotori lantai. Hangat menjalar di rahim sang wanita. Nafas mereka saling bersahutan. Wajah sang lelaki yang disembunyikan di ceruk leher si wanita. Sedangkan wanita itu mendongakkan kepala meraup udara sebanyak banyaknya. Penyatuan mereka yang masih bertengger manis. Si lelaki memeluk erat pinggang ramping wanita itu, mengecupi leher jenjang sesekali sambil memberi lumatan.
"Lelah?" tanya sang lelaki yang langsung diberi gelengan oleh si wanita.
Lelaki itu mengangguk kemudian mengecup lembut bibir ranum memerah akibat pergulatan mereka tadi.
Ia lepas penyatuan perlahan hingga desahan dan erangan kembali terdengar, dirinya terkekeh kemudian menaikkan celana yang jatuh sepenuhnya di atas sepatu saat ia berdiri. Perlahan ia kaitkan kembali zip celananya kemudian menarik keatas celana dalam sang wanita, memakaikan dengan lembut, memperbaiki bra putih yang tersingkap lalu mengancingkan kemeja seragam itu.
Tangannya terulur membenahi tatanan rambut si wanita yang sempat berantakan tadi, kemudian ia kecup sisi dahi dan hidung hingga menampilkan senyum kecil di wajah sang wanita.
Tangan dengan jari lentik itu bergerak, mengancingkan kemeja seragam sang lelaki kemudian menepuk bahu seperti menghilangkan debu disana. Ia juga melakukan hal yang sama, membenahi tatanan rambut si lelaki kemudian mengecup hidung mancung dengan tahi lalat di pucuk itu. Mereka saling memandang tersenyum bahagia.
Kembali sang lelaki memagut bibir menggoda si wanita, memeluk pinggang itu masuk di antara kedua kaki merapatkan diri. Mereka kembali melumat bibir satu sama lain berbagi saliva. Merasa kehabisan nafas sang lelaki menghentikan ciuman kemudian mengecup sekali bibir itu.
"Ingin kembali ke kelas atau disini?" tanya sang lelaki pada si wanita sesekali tangannya menyampirkan rambut tergerai itu di belakang telinga.
"Bagaimana denganmu Kim Taehyung?" tanya kembali si wanita.
Alis si lelaki terangkat salah satu, kemudian menyeringai.
"Kekasihku menunggu di kelas Bae Irene" ujarnya melepas kungkungannya kemudian membuka pintu ruang musik keluar tanpa berbalik.
Notes :
Cerita hanya tersedia versi PDF berbayar, jika tertarik bisa hubungi akun Instagram tertera.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZBLIOTO; All my love is gone. [END]
RomanceMATURE Aku rasa semesta tak akan membiarkan kita bersama, disaat salah satu bagian darimu yang terpaut denganku dan hatimu yang terpaut dengannya. Setidaknya, katakan padaku. Apa dibagian hati kecilmu masih tersisa ruang untukku?