Bab 2

18 1 0
                                    

Fajar menyingsing dengan malas, langit masih diselimuti warna abu-abu ketika Ayla menyeruput kopi hitamnya yang masih mengepul. Jam digital di sudut laptopnya menunjukkan pukul 06.30, waktu yang biasanya menandai dimulainya hari yang penuh aktivitas. Namun, pagi ini terasa berbeda. Pikiran Ayla tak segera tertuju pada rencana rapat, keputusan bisnis, atau agenda pertemuan dengan klien.

Sebaliknya, bayangan taman belakang rumahnya yang hijau dan asri muncul di benaknya. Lebih tepatnya, sosok yang kemarin ia temui di sana—Ardi, si tukang kebun dengan aura ketenangan yang menenangkan. Wajahnya yang tersenyum ramah, caranya berbicara tentang tanaman dengan penuh kecintaan, dan kesederhanaan hidupnya yang membuat Ayla merenung.

Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ayla. Percakapan singkat mereka di taman, meski sederhana, ternyata memiliki kesan yang mendalam. "Tanaman sederhana, tapi penuh kehidupan." Kata-kata Ardi itu terus terngiang di telinganya, membuatnya merenung. Mungkin karena Ardi begitu berbeda dari orang-orang yang biasa ia temui di dunia bisnis—orang-orang yang ambisius, tajam, dan seringkali bermuka dua. Ardi, di sisi lain, adalah sosok yang tenang, tulus, dan apa adanya.

Ardi berbicara tentang kehidupan dan pertumbuhan. Ada kebijaksanaan dalam kesederhanaan yang ia tunjukkan, sebuah kedamaian yang seakan tak terjangkau oleh kesibukan hidup Ayla. Ia merasakan sebuah ketertarikan yang mendalam, bukan hanya pada sosok Ardi, tetapi juga pada cara pandangnya tentang hidup.

Ayla menyadari, di tengah rutinitas yang padat dan ambisi yang membara, ada kerinduan yang tumbuh dalam dirinya—kerinduan untuk mengeksplorasi kehidupan yang lebih sederhana, yang tidak terjebak dalam hiruk-pikuk dunia korporat yang sering kali membuatnya lelah. Dalam ketenangan kopi pagi itu, di tengah suara-suara lembut alam yang mulai bangkit, Ayla merasakan dorongan untuk menjelajahi rasa kedamaian yang ditawarkan Ardi.

Ketenangan Ardi itu seolah menjadi cermin bagi kehidupannya sendiri yang penuh gejolak. Ayla tersadar betapa ia telah terjebak dalam pusaran ambisi dan persaingan, sehingga lupa untuk menikmati hal-hal sederhana dalam hidup. Ardi, dengan caranya yang tenang dan bersahaja, menunjukkan padanya bahwa ada jalan lain menuju kebahagiaan.

Ayla menggelengkan kepalanya dengan kuat, berusaha mengusir bayangan Ardi dan taman yang tenang dari pikirannya. Ia tak boleh terganggu. Tidak boleh ada ruang untuk distraksi, apalagi oleh hal-hal yang tidak relevan dengan pekerjaannya. "Fokus," itulah mantra yang selalu ia pegang teguh.

Pikirannya harus selalu terarah pada bisnis, pada angka-angka, pada strategi, pada persaingan. Hanya di dunia itulah ia merasa benar-benar berkuasa, benar-benar mengendalikan segalanya. Di sana, tidak ada ruang untuk keraguan, tidak ada tempat untuk perasaan yang tak menentu. Hanya ada logika, efisiensi, dan keputusan-keputusan tajam yang harus diambil.

Namun, semakin ia berusaha untuk menjauhkan diri dari pikiran tentang Ardi, semakin kuat tarikannya. Seolah ada magnet yang menariknya kembali ke refleksi itu, ke pertanyaan yang selama ini ia abaikan: "Apakah semua ini benar-benar membawaku pada kebahagiaan?"

Bayangan Ardi, suara lembutnya yang menggambarkan keindahan alam, dan cara hidup yang sederhana itu mulai menyentuh bagian terdalaman hatinya yang selama ini terjaga rapat. Perasaan itu semakin jelas—sebuah kerinduan untuk menemukan kedamaian yang telah lama hilang.

Seperti dua sisi koin, Ayla terjebak dalam dilema. Di satu sisi, ada kesuksesan yang ia cita-citakan, dan di sisi lain, ada suara hati yang mengajak untuk mengeksplorasi sisi lain dari kehidupan yang lebih bermakna. Ia ingin berada di puncak, tetapi di sisi lain, ia merasa terasing dalam kesibukan itu.

Sebuah panggilan halus namun kuat mulai terdengar dari sudut kehidupannya yang sepi. Seolah-olah ada sebuah kekosongan di dalam dirinya yang menunggu untuk diisi, sebuah kerinduan akan sesuatu yang lebih dari sekadar kesuksesan dan ambisi. Ayla merasakan sebuah dorongan untuk menjelajahi dunia di luar zona nyamannya, untuk menemukan arti hidup yang selama ini ia cari tanpa ia sadari.

Ayla & ArdiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang