kiw kiww akhirnya aku mulai nulis lagi nihh setelah sekian lama Hiatus, hehe ✌️
cerita ini akan berbeda dengan cerita - cerita aku sebelumnya, karena di cerita ini ga akan ada unsur agama nya yaa
pokoknya bedaa😚
[Happy reading]
"Gue suka sama gadis desa? nggak mungkin!" ucap langit sambil tersenyum remeh kepada kedua sahabatnya.
"Awas Lo makan omongan sendiri," sahut Rangga dan mendapat anggukan setuju dari sadipta yang sedari tadi hanya mendengarkan saja.
"Lagian juga, gue pindah ke sini cuma sementara," lanjut langit sambil mengupas kulit kacang.
"Gue cuma bisa ketawa kalo Lo beneran makan omongan sendiri," ucap sadipta yang telah lama berdiam diri.
"Terserah Lo pada, yang harus kalian tau. selera gue itu tinggi! bukan gadis desa yang dekil, paham?" ucap langit sambil menatap wajah kedua sahabatnya secara bergantian.
sedangkan Rangga dan sadipta yang mendengar itu hanya memutar bola matanya.
***
"Tiyas!" panggil seorang wanita setengah paruh baya itu membuat gadis yang bernama 'Tiyas' itu menoleh ke arah sumber suara.
Tiyas tersenyum ketika melihat seorang wanita setengah paruh baya yang berjalan menghampiri dirinya.
"Ada apa, Bu?" tanya Tiyas pada wanita di depannya.
"Anak ibu mau ulang tahun, tapi dia mau kado nya bunga yang Tiyas jual," jawab wanita itu membuat Tiyas yang mendengar ucapannya merasa senang.
"Emangnya anak ibu, mau bunga apa?" tanya Tiyas dengan senyum yang tak pernah luntur di bibirnya.
"Anak ibu, mau bunga mawar putih nak."
***
"Sumpah di desa ternyata ada bidadari ya?" ucap langit sambil senyum-senyum sendiri ketika mengingat wajah cantik alami yang di miliki oleh Tiyas.
"Katanya nggak akan suka sama gadis desa," sindir Rangga kepada langit membuat sang empu yang mendengar itu jadi menatapnya.
"Itu dulu.." langit menghentikan sejenak ucapannya. "Tapi sekarang hati gue udah di ambil sama gadis penjual bunga itu," lanjut langit sambil tersenyum dan memegang dadanya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Sebelum kejadian...
Flash back on..
Bruk! tubuh tegap langit tak sengaja menabrak tubuh seorang gadis yang sedang mendorong sepeda untuk berjualan bunga keliling.
"Lo kalo jalan pake mata!" marah langit kepada gadis di depannya yang sedang memungut bunga yang jatuh berserakan.
Gadis itu sedikit terkejut dengan ucapan langit yang terlampau tinggi.
Gadis itu mendongakan wajah nya untuk menatap lawan bicaranya.
"Maaf mas, saya nggak sengaja," ucap gadis itu yang tak lain adalah Tiyas.
Langit sempat terdiam sejenak ketika melihat wajah teduh milik Tiyas yang sedang menatapnya.
"O-oh yaudah, gapapa kok."
"Kalo mas nya nggak papa, saya mau pamit jualan dulu," ucap Tiyas dengan senyum tipisnya.
"Yaudah sana pergi! kenapa pake pamit segala?" Tiyas tersenyum mendengar itu.
"Kan nggak sopan kalo saya langsung pergi aja, tanpa pamit."
"Kalo gitu saya permisi mas," setelah mengucapkan itu Tiyas mulai berjalan untuk kembali berjualan bunga keliling.
'Ternyata di desa ada bidadari!' batin langit sambil senyum-senyum sendiri.
***
Langit Baskara
Tiyas Nirmala****
tandai jika ada typo
next tidaa? komen yang banyakkk yaa jangan lupa vote jugaa aku akan cepat up kalo rameee😚✌️
spam apa aja deh😘
KAMU SEDANG MEMBACA
match flower
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Makan omongan sendiri? sama halnya dengan langit baskara, lelaki yang memakan omongannya sendiri. "Gue suka sama gadis desa yang dekil? mana mungkin!" Namun omongan nya itu tak bertahan lama ketika ia tak sengaja bertemu de...