Ch. 12

14.1K 814 9
                                    

Selamat Membaca

Yuna tengah memakan buah semangka yang ia dapatkan di atas meja makan, tangannya sibuk menulis beberapa hal yang ia butuhkan.

"Sudah?" tanya Prince yang baru saja menghampiri Yuna, remaja itu baru saja mengganti pakaiannya dengan yang baru karena ada janji dengan Yuna, mereka akan berbelanja bersama.

Yuna mengetuk pena di dagu-nya, mulutnya sibuk mengunyah buah semangka yang manis.

"Memang mau belanja apa sih?" tanya Prince sembari menepis tangan kiri Yuna yang mencoba menghalangi daftar belanjaannya.

Daftar Belanja Yuna:

1). Headphone
2). Cemilan

Prince mendengus, ternyata ujung-ujungnya cuma cemilan yang Yuna incar. Remaja itu menepuk pucuk kepala Yuna dengan gemas, ia menarik pipi Yuna yang menggembung sebab semangka.

Yuna berdiri, dia memandang Prince dengan tatapan sebal yang membuat remaja itu menahan tawanya. "Sudahlah, ayo. Keburu kakek pulang." ajak Prince kepada Yuna.

Tanpa membawa daftar belanjaannya, Yuna berjalan di samping Prince yang sibuk memutar kunci mobilnya.

Kini keduanya telah duduk di dalam mobil, keheningan menyelimuti perjalanan mereka. Hingga akhirnya, Prince mengajak Yuna berbicara.

"Sejak kapan kamu dekat dengan kakek?" tanya Prince, ia sedikit melirik Yuna yang sibuk dengan pemandangan di luar jendela.

Gadis itu sontak menoleh kearah Prince ketika tangannya diusap dengan lembut, "Sudah lama, Hector dan aku bertemu di pemakaman. Bukankah istrinya telah meninggal? Dia menangis di pelukan ku." jawab Yuna seadanya.

Prince melirik Yuna dengan tajam, "Kakek tidak mungkin menangis, dua tahun lalu ketika nenek di culik pria tua itu bahkan hanya berdiri mematung tanpa melakukan apapun." balas Prince dengan sinis.

Yuna menghela nafas panjang, tangannya menyugar surainya kebelakang, "Prince, seorang laki-laki tidak menangis seorang diri, kamu juga laki-laki kan? Kakek mu itu menangis di pelukan ku, ketika aku berkata bahwa aku bisa menjadi tempatnya menangis dan berkeluh kesah, Hector meraih tubuhku dan kita bermalam." jelas Yuna.

Seingat Gayatrih, dalam novel memang di jelaskan bahwa Hector membutuhkan Yuna sebagai obat dirinya tentu saja hubungan keduanya tanpa berlandaskan cinta, ya tapi orang lain akan salah paham. Tak heran remaja di sebelahnya juga curiga kepada Yuna.

"Aku tidak akan merebut posisi nyonya di mansion mewah kakek mu, aku hanya membutuhkan tempat dimana aku bisa makan, beristirahat serta bersantai karena aku tengah kabur dari rumah." jelas Yuna lagi, ia memutuskan untuk memejamkan kedua matanya.

Prince menganggukkan kepalanya, sekarang remaja itu paham, "Jika begitu, mengapa harus menjadi selingkuhan kakek ku?" tanya Prince.

Yuna yang barusan memejamkan kedua matanya kembali membuka mata indahnya, pikirannya melayang ketika ia masih menjadi sosok Gayatrih.

"Karena takdir, walaupun aku dan Hector tidak saling mencintai tetapi kami saling membutuhkan. Akan ada saatnya semua akan berakhir, Prince." ketika Yuna mengakhiri jawabannya guna memuaskan rasa keinginan tahuan dari Prince, mobil berhenti di sebuah mall terbesar Amerika.

Keduanya berjalan mengelilingi mall menghiraukan tatapan dari orang-orang yang terpaku pada visual keduanya.

"Yuna," seseorang memanggil Yuna membuat gadis itu berhenti tepat di depan seorang gadis bersurai coklat gelap.

Prince menelisik keduanya dengan ekspresi wajah datar.

"Kamu lupa? Aku Luoisa," gadis itu menunjuk pada dirinya sendiri.

Yuna menganggukkan kepala, ia ingat peran Luoisa di dalam novel, parasit yang menggerogoti kekayaan kedua orang tua Yuna.

"Mengapa kamu disini?" tanya Yuna dengan dingin.

Luoisa memiringkan kepala, "Tentu saja mencari mu, mama dan papa ingin kamu kembali." jawabnya sesekali gadis itu melirik kearah Prince.

Yuna melirik Prince, "Pergi, aku akan kembali ketika pernikahan yang tidak ku inginkan digantikan oleh diri mu." Yuna berjalan sembari menggandeng tangan Prince, tak lupa Yuna menyenggol bahu Luoisa agar menyingkir.

Prince memberhentikan langkahnya, ia melirik kearah toilet pria. Menghiraukan tatapan bingung dari Yuna, Prince menggendong tubuh Yuna kedalam toilet pria dan bersembunyi disalah satu bilik.

"Mengapa—" perkataan Yuna terpotong ketika Prince melumat bibir Yuna dengan kasar.

"Mmmmmmmhhhhh!" kedua manik mata Yuna melotot, ia berusaha mendorong tubuh Prince.

Prince dengan satu tangan mengunci kedua tangan Yuna di atas kepala, ciumannya semakin dalam menghiraukan Yuna yang beberapa kali mengigit bibirnya.

"Nikmati," bisik Prince, tangan kirinya mengelus punggung Yuna membuat Yuna memilih memejamkan kedua manik matanya.

"Emmmmhhh...." nafas Yuna memburu ketika Prince menjilat lehernya dengan sensual.

"Manis," Prince menyeringai disela-sela leher Yuna.

Yuna menutupi mulutnya dengan telapak tangannya ketika Prince mulai menghisap lehernya membuat tanda kepemilikan disana.

"Ough..." Yuna melengguh disela-sela telapak tangannya.

Prince menyudahi perbuatan nakalnya, ia menatap wajah Yuna yang memerah.

Remaja itu menyibak surai Yuna kebelakang, sedikit menjambaknya, Yuna mendongakkan kepalanya menatap Prince dengan bola mata sayu.

"Mengapa aku suka memandang wajah memerah mu, seakan-akan kamu menginginkan ku, Yuna." kata Prince sembari melepaskan tangannya pada rambut Yuna yang telah acak-acakan.

Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang