Bimbang

35 9 0
                                    

Taesan tidak fokus. Pertemuannya dengan Leehan dan Yujin membuatnya tidak memperhatikan rapat yang sedang berlangsung. Ia tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"San, hei. Kamu kenapa ngelamun? Kamu dengar kan rencana kita untuk perayaan 17 Agustus nanti? Setuju gak kamu atau ada saran?" Tegur seseorang yang memimpin rapat.

"A? Ah maaf-maaf saya gak sadar kalau lagi ngelamun. Iya saya dengar kok rencana yang tadi, menurut saya juga sudah bagus. Saya setuju kok Mas, Mbak. Sekali lagi maafkan saya yang tidak fokus." Ucap Taesan sembari sedikit membungkukkan badannya sebagai gestur perminta maafan.

"Ya sudah kalau begitu berarti para tim event ini tugas kalian untuk mempersiapkan material atau apa saja yang dibutuhkan. Setelah itu kita akan mengadakan gladi untuk semua penyelam." Kata pemimpin rapat tadi yang diketahui sebagai direktur dari perusahaan penyelenggara aquarium raksasa.

"Baik Mas" Ucap para staff dan seluruh peserta rapat hari ini.

"Kalian boleh pulang sekarang. Aquarium juga sudah memasuki jam tutup. Maafkan saya karena mengambil waktu kalian."

6 menit berlalu

Kini Taesan telah berjalan keluar dari aquarium yang sudah sepi dengan langkah pelan sebelum akhirnya dia merasa bahunya ditepuk.

"Lu lagi ada masalah kah? Aneh banget kelakuan lu hari ini." Tanya orang tersebut yang ternyata adalah teman dekatnya sekaligus rekan penyelamnya yang bernama Anton.

"Gak kenapa-napa gue. Perasaan lu aja kali." Balas Taesan dengan sedikit senyum kecil.

"Eh denger ya, semenjak atraksi tadi lu juga udah bikin kita semua heran karena lu tiba-tiba nyamperin salah satu penonton mana kayak ngengodain lagi. Heboh kan tuh orang-orang, bukan cuma penonton yang heboh staff yang lain juga ngebahas itu. Untung mereka fine-fine aja." Kata Anton panjang lebar dengan nada bicara terheran.

"Emang penonton itu siapa sih? Temen lu kah? Tadi juga kan lu nyamperin, ngobrol malah terus habis itu lu diem aja sampai sekarang." Tanya Anton lagi.

"Nton" Akhirnya Taesan buka suara.

"Hmm"

"Gue pernah cerita kan tentang tetangga lama gua yang udah pindah terus gak pernah ketemu lagi? Nah, penonton tadi itu dia makanya gua samperin."

"Hah? Tetangga sekaligus sahabat lama lu itu? Leehan kan namanya?" Tebak Anton.

"Iya, itu Leehan sama yang satu lagi adeknya." Ucap Taesan

Percakapan mereka itu membuat Anton menyimpulkan bahwa sikap aneh temannya ini disebabkan oleh pertemuan kedua mantan sahabat itu setelah sekian lama.

Anton tahu tentang Leehan karena Taesan pernah menceritakannya, bahkan terbilang cukup sering. Dia pun tahu bahwa Taesan menyimpan rasa pada Leehan tetapi "gue telat sadar" kalau kata Taesan.

"Terus... Lu minta nomornya gak? Atau sosmednya gitu. Selama ini kan lu desperate banget tuh nyariin dia."

"Iya tadi gue minta nomornya. Rencananya gue mau chat dia pas rapat udah selesai. Tapi gue takut dia risih." Ucap Taesan yang terdengar bimbang.

"Ehh kok ragu sih? Chat ajalah mumpung udah dapet nomornya. Aneh banget gue ngeliat lu kayak gini. Kemana perginya Han Taesan si lelaki sejati itu? Ayo lah bro lu pasti bisa. Kejar orangnya jangan diem aja." Kata Anton sembari menepuk bahu Taesan bermaksud menyemangati.

Taesan bisa menyunggingkan senyum karena kalimat penyemangat dari teman dekatnya ini. Anton memang selalu bisa diandalkan.

Percakapan mereka pun harus terhenti setelah sampai di halaman  parkiran. Tentu saja, karena mereka membawa kendaraan masing-masing. Taesan sudah mantap untuk menghubungi Leehan dan juga memperbaiki hubungan mereka.

Sewaktu atraksi itu berlangsung, Taesan yang melihat ke arah para pengunjung yang menonton berniat untuk menyapa tetapi seseorang membuat pandangannya terpaku. Ia merasa pernah melihat orang itu. Setelah ia mendekati orang itu, Taesan bisa pastikan ia tidak hanya pernah melihatnya tetapi Taesan tahu, ia sangat tahu orang itu.

Ah... Kenyataan yang membuat Taesan shock adalah bahwa Ibu Kim, ibu Leehan dan Yujin sudah meninggal. Taesan yakin orang tuanya pasti juga belum mengetahui ini. Bagaimana reaksi Mama (Mama Taesan) ya saat nanti dia memberi tahukan ini. Taesan khawatir akan membuat Mamanya juga shock.

Leehan dan Yujin pasti melewati waktu-waktu yang sangat berat. Ayah mereka berdua juga sudah berpulang saat Leehan dan Taesan masih kelas 1 SMP dan Yujin yang masih sangat kecil. Dan sekarang Ibu mereka pun sudah menyusul ayah mereka. Taesan seketika merasa harus banyak-banyak bersyukur karena kedua orang tuanya masih ada sampai sekarang. Taesan berdoa semoga kebahagiaan selalu menyertai Leehan dan Yujin.

Setelah apa yang terjadi di antara dirinya dan Leehan, sejujurnya Taesan tidak terlalu mengharapkan hubungan lebih dari teman. Dia ingin setidaknya mereka menjadi teman. Tetapi tidak bisa dipungkiri tidak terlalu mengharapkan ≠ tidak mengharapkan bukan?

Jujur saja Taesan tidak bisa menghilangkan perasaan sukanya terhadap Leehan. Suka, cinta, dan rindu. Tetapi jika terlambat menyadari apa masih bisa?

Taesan menganggap yang terjadi di antara mereka adalah salahnya. Taesan 10 tahun yang lalu terlalu mengejar cinta pertamanya dan berpikir bahwa cinta pertama harus dipertahankan.

Tanpa menyadari bahwa cinta pertamanya itu tidak setulus itu padanya di saat Taesan sendiri rela melakukan apa saja untuk cinta pertamanya itu. Ia terlalu sibuk mencintai sampai tidak mempedulikan seseorang yang mencintainya dan selalu ada untuknya.

Mengabaikan orang yang tulus padanya, menjauhinya, bahkan tertawa saat teman-teman tongkrongannya yang toxic (Taesan baru menyadarinya dewasa ini) membuat lelucon dan cenderung mengejek orang tersebut.

"Gue dulu tuh buta atau gimana sih?"
Dia hanya bisa memaki dirinya saat mengingat kelakuannya di masa lalu. Kini saat Tuhan mempertemukan mereka kembali, pantaskah Taesan mengatakan "aku mencintaimu."

"Apa dia juga masih memiliki perasaan yang sama?" Pikirnya lagi.
Jangankan untuk menyatakan cinta, sekedar mengirim pesan pun Taesan masih harus diyakinkan oleh Anton.

Tapi tidak... Taesan yang sekarang tidak akan membuang-buang waktu dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Maka dengan segenap keberanian, dalam perjalanan pulang, di dalam mobilnya, di tengah sayup-sayup keadaan lalu lintas. Taesan mengambil handphonenya, membuka room chat sebuah kontak dan mengirim pesan.

Kim Leehan begitu nama kontak tersebut disimpan oleh pemilik nomor itu sendiri


Anda
Leehan
Kalian sudah sampai di hostel kan?
Jangan balas pesan ini jika kamu kelelahan. Besok saja dibalas, maaf aku menghubungi malam-malam.         22.57

25 Oktober 2024

Swore I'd Seen You Before (Taeshan)                                   ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang