4

124 20 7
                                    

-Mareattaa-

˖⁺‧₊˚ ˚₊‧⁺˖------- ᡣ𐭩ྀིྀིྀི -------˖⁺‧₊˚ ˚₊‧⁺˖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˖⁺‧₊˚ ˚₊‧⁺˖------- ᡣ𐭩ྀིྀིྀི -------˖⁺‧₊˚ ˚₊‧⁺˖


Dalam kedalaman keheningan Infinity Castle yang dipenuhi bayang-bayang, langkah Kokushibo menggema. Hinata yang terkulai di lengannya, wajahnya pucat dengan sisa-sisa darah yang membasahi pakaian, memberikan kesan kuat pada sosok iblis bermata enam itu. Tanpa ekspresi, Kokushibo berjalan dengan mantap menuju ruang utama, di mana sinar bulan menyelinap di sela-sela celah besar di atap kastil.

Sesekali, tatapan Kokushibo menyapu wajah Hinata, penuh keingintahuan yang tak biasanya muncul dalam dirinya.

Saat tiba di ruang utama yang hening dan nyaris tanpa cahaya, Kokushibo berhenti sejenak, menatap ke sekeliling sebelum mengarahkan pandangannya pada sosok Nakime yang berdiri di sudut ruangan. Jari-jarinya yang ramping menekan senar biwa, membuat nada bergema di seluruh kastil, yang langsung mengubah susunan ruangan menjadi labirin yang berliku-liku.

Kokushibo melangkah mendekat, membawa Hinata yang masih tak sadarkan diri. Sesaat, ia bertukar pandang dengan Nakime, yang tampak terkejut melihat manusia di dalam pelukan Kokushibo.

"Kenapa kau membawa manusia itu, Kokushibo?" tanya Nakime, suaranya dingin, mencerminkan kesetiaannya yang tak tergoyahkan kepada sang Raja Iblis.

Kokushibo memandangi Hinata di pelukannya, ragu untuk sejenak sebelum menjawab, “Dia berbeda. Manusia ini memiliki kekuatan unik yang bahkan bisa merusak tubuhku. Aku merasa… dia bisa berguna bagi Muzan-sama.”

Kokushibo, dengan suara yang lebih rendah dari biasanya, melanjutkan, "Aku ingin kau menyembuhkannya, Nakime."

Nakime memandang Kokushibo dengan sedikit rasa terkejut, meskipun ekspresinya tetap datar. "Menyembuhkan manusia?" ulangnya dengan nada tidak percaya. "Untuk apa? Bukankah manusia ini hanya akan menjadi beban jika dia selamat?"

Kokushibo mengalihkan pandangannya kembali ke Hinata yang terkulai di pelukannya. Ada sesuatu dalam tatapannya yang sulit diartikan—keingintahuan yang membara, seperti ingin mengetahui lebih dalam tentang kekuatan misterius yang dimiliki Hinata. "Dia berbeda," jawab Kokushibo perlahan. "Kekuatannya unik, dan aku percaya dia bisa digunakan dengan cara yang lebih… berguna bagi Muzan-sama."

Nakime menghela napas pelan, namun tanpa perlawanan lagi, ia memainkan biwa-nya dengan lembut. Melodi yang keluar perlahan menembus suasana muram Infinity Castle, menenangkan setiap inci dinding dan bayangan di sekeliling mereka, sementara sebuah ruangan kecil terbuka di samping mereka. Ruangan itu dipenuhi cahaya lembut, terlihat seperti ruang penyembuhan yang jarang digunakan.

"Letakkan dia di sana," kata Nakime, memberi isyarat kepada Kokushibo untuk meletakkan Hinata di atas alas yang telah disiapkan.

Kokushibo mengikuti instruksi itu, menurunkan tubuh Hinata dengan hati-hati, seolah ia takut gerakannya terlalu kasar akan membangunkan atau melukai gadis itu. Dengan sekali lagi menatap wajah Hinata yang pucat, Kokushibo berdiri dan melangkah mundur, memberi ruang bagi Nakime untuk bekerja.

In Another World |H. Hinata x Kimetsu No YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang