Sampai ku merasa lega

2 0 0
                                    

Aku memeluknya erat saat kami pulang dari Bukit Bintang.

Malam itu, tepat satu hari setelah tahun baru 2023, tanggal 1 Januari kami berangkat menuju Bukit Bintang. Sebenarnya, rencana kami adalah merayakan tahun baru bersama, namun kami ada agenda dengan keluarga masing-masing. Jadi, kami tunda pergi kami dan berangkat sehari setelahnya.

Adam menjemputku di rumah, dengan motor Scoopy birunya kami berangkat bersama. Di Bukit Bintang, kami berbincang. Aku menceritakan kehidupan kuliahku, Adam menceritakan kehidupan kuliahnya.

Kami ada di universitas yang sama. Hanya program studi kami yang berbeda. Jelas dengan tingkat kesulitan yang tidak bisa dibandingkan, aku menangisi nilaiku di program studiku yang sulit ini sedangkan Adam memamerkan nilainya yang sangat tinggi itu. Bukan bermaksud bagaimana, hanya saja aku iri sekali dengan nilainya yang bagus itu. Aku juga mau.

Aku menangis, sembari menceritakan kehidupanku di aspek yang lain. Adam menenangkan.

Aku kedinginan, Adam menawarkan jaketnya. Dia sama sekali tidak berubah. Sejak SMA selalu meminjamkan aku jaketnya, entah untuk kupakai ketika kedinginan atau untuk kujadikan bantal saat aku tidur di kelas.

Adam selalu hangat, tangannya selalu menjadi penghangat pribadi untukku. Tinggal kupegang tangannya, lalu aku tidak akan kedinginan lagi.

Jam sudah menunjuk pukul sebelas malam, artinya kami sudah harus pulang sebelum hari berganti. Sepanjang perjalanan pulang, kami masih mengobrol.

Entah apa yang ada dipikiranku saat itu, aku memeluk Adam dari belakang saat kami dalam perjalanan pulang dari Bukit Bintang.

Adam terkejut.

Aku merasa nyaman.

Adam menerima pelukanku.

Di Akhir Perang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang