🎶Off My Face🎶
[Justin Bieber]Matahari di langit mulai menjingga, lampu-lampu kota sedikit demi sedikit bersinar ditengah hiruk pikuknya, juga suara bising bermacam-macam kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya melengkapi semua itu.
Di sisi jalan jalan raya yang ramai----trotoar, Lengkap dengan topi hitam, kaos oblong hitam, celana training hitam bergaris putih, juga sepatu merah, tubuh tinggi Natan berlari menyusuri sepanjang jalur trotoar untuk mengurangi perasaan hatinya yang tak karuan.
Selagi berlari, matanya fokus menatap depan dalam kekosongannya sembari mendengarkan lagu di ponsel yang sudah tekoneksi dengan earphone di telinganya.
"Masih kerasa banget, bangsat...." gumam nya pelan menghadapi rasa tak karuan yang masih terasa di dalam dada nya.
Natan menggelengkan kepalanya kasar juga mengerjapkan mata. Berusaha lebih fokus, Ia meningkatkan lajunya dalam berlari, mata nya konsentrasi menatap depan.
Namun, netra hijau itu justru tak sengaja memotret sepasang kekasih yang sedang berjalan santai di trotoar seberang jauh di sana.
Dilihat nya saling merangkul satu sama lain, sesekali mereka saling tatap dibarengi senyuman tulus terpancar di wajah cantik dan tampan itu.
Natan menghentikan diri, lekat memandang sepasang kekasih tersebut, walaupun mata nya mulai memerah.
Kedua kalinya Ia melihat pemandangan tersebut, dan dilakukan oleh dua orang yang sama.
"Loe kenapa sih?" Natan bertanya dengan dirinya sendiri membatin.
"Dia tau Loe hidup aja nggak...." lanjutnya yang tak sadar sudah mengepalkan tangannya.
"Bahkan kalau iya dia tau Loe hidup, ya itu.... cuma sebatas itu...." masih membatin, badannya berdiri tegak terpaku, wajahnya memerah dengan keringat mengucur karena berlari, rahangnya mengeras juga bergetar.Natan masih menatap lekat dengan tajam sepasang kekasih di seberang yang sedang berjalan ke arah sebaliknya, terlalu sibuk dengan dunia mereka berdua, sampai tak sadar sedang di perhatikan oleh Natan.
Langit mulai menggelap, matahari sudah hampir tenggelam di ujung barat sana, lampu-lampu sudah sepenuhnya menyinari kota.
"Nggak pernah Gue..... Nggak pernah nggak lebih baik dari ini" Natan membatin. nafas nya memburu dengan tubuh yang berdiri tegak juga kepala sudah menunduk dan matanya sendu, pandangannya kosong menatap sepatu merah di kedua kakinya.
Sepasang kekasih itu sudah terlalu jauh di sana.
Natan mengusap wajah merah berkeringatnya dengan gusar juga mengacak-ngacak kasar rambut dibalik topi hitam itu. "ARGH!!!" Natan berteriak singkat dengan nada yang frustasi yang tenggelam oleh lalu lalang kendaraan di jalan raya yang bising dan ramai itu.
.....
Langit malam yang baru saja terbit menampilkan bulan bersinar terang bulat di hamparan nya, bintang-bintang juga ikut serta meramaikan langit.
Lengkap dengan kaos oversize pendek putih, celana jeans panjang dan sepatu putih, seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda berjalan santai di trotoar sebuah jalanan komplek sembari menatap suasana sekitar yang terlihat dingin juga tenang.
Lampu jalanan menyala sepanjang jalur, juga lampu dari bangunan-bangunan disekeliling ikut serta menerangi komplek tersebut.
Sembari berjalan santai, Kadita memakan ice cream yang Ia beli tadi bersama beberapa barang lainnya di minimarket, menikmati suasana tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl is Mine
Novela Juvenil[TO BE CONTINUED] Natan Alexander Bale, usianya 18 tahun, sekolah di SMA Nusantara, Ia juga seorang atlet renang di SMA-nya, Ia sudah mengikuti setiap perlombaan/olimpiade sejak kelas 10, dari emas, perak, perunggu semua Ia raih, pastinya. Penampila...