08. Memburuk

24 17 3
                                    

Di bawah langit yang tak pernah tidur, karma berbisik lembut, "Aku tak akan salah alamat." Di setiap langkah yang kita ambil, jejak-jejaknya setia mengikuti, tak pernah terburu-buru, tapi juga tak pernah tertinggal.

Di dalam dada seorang yang tamak, dunia serasa tak pernah cukup. Harta digenggam erat, jiwanya diselubungi nafsu yang tak pernah puas. Ia mendaki bukit keserakahan, mengorbankan orang-orang di bawahnya. Namun, semakin tinggi ia mendaki, semakin rapuh langkahnya. Karena dalam keangkuhan itu, karma perlahan-lahan menyiapkan balasannya.

Dendam mengakar dalam hatinya, tumbuh seperti tanaman liar yang merambati nurani. Ia memupuknya, membiarkannya semakin rimbun, hingga pandangannya kabur, tertutup oleh bayangan murka. Dalam keheningan malam, dendam itu berbisik, membisikkan janji-janji kosong yang hanya membuatnya semakin jauh dari kedamaian.

Namun, ketika semua berlalu dan keheningan benar-benar datang, karma menjelma seperti kabut pagi, merayap masuk tanpa suara. Ia hadir tak terduga, menghapus semua yang telah dikumpulkan dengan tamak dan benci. Pada akhirnya, manusia itu mendapati dirinya kosong, terbelenggu oleh kehampaan yang ia ciptakan sendiri.

Dan di sanalah ia tersadar, bahwa di setiap napas yang diambil, karma telah menunggu, setia, dan tak pernah lupa. Karena hidup hanya memberi kembali apa yang pernah kita beri, mengulang seperti alunan musik dalam simfoni yang tak pernah selesai.

Karma adalah bayang-bayang yang setia, menunggu tanpa suara, melangkah pelan dalam jejak-jejak yang kita tinggalkan. Bagi jiwa yang tamak, dunia adalah lautan emas yang tak pernah kering. Namun, seiring berjalannya waktu, keserakahan itu menjelma menjadi beban yang merantai setiap langkah, seperti pasir yang perlahan menelan.

Tamak bukan sekadar hasrat, ia adalah api yang membakar dari dalam, membuat hati selalu lapar, tak pernah merasa cukup. Lalu datang dendam, sebagai bara yang menyalakan api lebih terang, membakar jiwa hingga lupa akan ketenangan. Di sanalah mereka lupa bahwa dendam hanya menyisakan abu, membawa kehampaan pada jiwa yang seharusnya penuh.

Tapi karma, ia tak pernah terburu-buru. Ia berjalan bersama waktu, merangkai benang-benang takdir dalam kesunyian. Bagi yang melukai, karma adalah embun pagi yang dinginnya menusuk, menyadarkan hati yang tersesat. Di saat yang tak terduga, ia hadir sebagai tamu tak diundang, menuntut apa yang pernah kita berikan.

Pada akhirnya, tamak, dendam, dan segala amarah akan luruh di hadapan karma. Dan di sanalah manusia terdiam, menyadari bahwa apa yang kita beri adalah apa yang akan kembali. Karena kehidupan hanyalah cermin, memantulkan kebaikan atau luka yang pernah kita tanam, membentuk siklus abadi yang tak pernah berakhir.

Akuma, simbol ketamakan, amarah, dan dendam. Ia tamak akan kekuasaan, iblis itu memiliki keinginan untuk bisa menguasai seluruh alam semesta, ia tidak merasa cukup dengan menjadi penguasa alam bawah, dia selalu ingin mendapatkan lebih dan lebih lagi. Amarah mengelilinginya bak sebuah kabut yang terus melekat pada hatinya membuat Akuma kehilangan puteranya, istrinya, juga keluarganya.

Dendam yang terus tertanam di dalam hatinya untuk sahabatnya-Cronus yang telah mengambil dan membuat Alastair membagi cintanya membuat Akuma tak lagi bisa menerima jiwa-jiwa baik yang menghampirinya. Baginya, mereka adalah makhluk yang menjijikan, makhluk serakah, tak tahu malu, hama pengganggu dan munafik. Mereka datang dengan perkataan manis, seolah jiwa paling suci, lalu mereka mengkhianati dengan tidak tahu malu.

Cronus lah sahabat pertama dan terakhirnya, dialah orang-satu-satunya jiwa suci yang dipercayai oleh Akuma sekaligus orang yang mematahkan kepercayaan itu. Bagi Akuma, Cronus adalah pengkhianat dan makhluk paling menjijikan di alam semesta.

"Argh!"

Benda-benda di ruangan itu berterbangan dan terjatuh berserakan di lantai. Terlihat ada kilatan amarah yang membara di netra pria tampan itu, kedua manik hitamnya berubah merah karena amarahnya. Dia, Akuma.

Aetheri (NamCheol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang