Berbicara tentang anugerah, dia adalah sesuatu yang sering kali datang dalam wujud yang tak terduga. Bagaikan benih yang tumbuh di tempat yang tak disangka, ia hadir sebagai pelita dalam kegelapan, memberkati kehidupan dengan kekuatan baru dan harapan yang menyala.
Ketika seseorang mengandung sebuah impian, ia seperti menanam benih anugerah dalam hatinya. Setiap harinya, impian itu tumbuh dalam bayangan harapan dan di bawah cahaya keberanian. Meskipun jalan yang dilalui tak selalu mudah dan sering dihiasi oleh rintangan, anugerah itu memberikan alasan untuk terus melangkah, menguatkan tekad untuk meraih apa yang diimpikan.
Dalam perjalanan panjang merawat impian itu, anugerah menyelimuti setiap detik dengan keberanian, kepercayaan, dan rasa syukur. Anugerah menjadikan impian bukan sekadar tujuan, tetapi juga perjalanan yang penuh makna. Maka, dalam setiap impian yang tumbuh, kita temukan sebutir anugerah yang telah menunggu untuk dijadikan nyata.
Berbagai bentuk anugerah di dunia ini dapat ditemui, seperti kehamilan. Ia merupakan hadiah yang tak ternilai, hadir membawa kebahagiaan sekaligus tanggung jawab baru bagi pasangan yang menantikannya. Kehamilan adalah momen ketika kehidupan baru mulai bersemayam dalam rahim seorang ibu, yang diiringi oleh doa dan harapan untuk masa depan yang cerah. Setiap detik dalam perjalanan ini adalah berkah, di mana seorang ibu dan ayah berperan sebagai penjaga kecil yang mereka nantikan dengan penuh kasih.
Dalam kehamilan, seorang ibu belajar tentang kekuatan dan kesabaran yang mungkin tak pernah ia sadari sebelumnya. Setiap perubahan fisik dan emosi menjadi pengingat akan keajaiban yang sedang tumbuh di dalam dirinya. Ketika mendengar detak jantung sang bayi untuk pertama kalinya, hati orang tua seakan dipenuhi oleh cinta yang melimpah—perasaan yang mungkin tak bisa dijelaskan, hanya bisa dirasakan dalam kedalaman jiwa.
Kehamilan bukan hanya sekadar proses biologis, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mendekatkan seorang ibu pada pemahaman baru tentang hidup. Anugerah ini mengajarkan tentang ketulusan dan cinta tanpa syarat. Dalam masa penantian sembilan bulan itu, ia membawa impian dan doa-doa baru untuk kehidupan yang akan datang, hingga akhirnya kelahiran membawa sukacita yang tak terukur, menandai babak baru dalam kisah kehidupan mereka.
Semua orang terlihat menahan tawanya saat Naelith datang ke ruang keluarga bersama dengan seseorang. Tampak senyuman mengembang di bibir Naelith diiringi wajah bangganya.
"Lihatlah wajah kak Lavin," bisik Althara pada Amarean karena melihat wajah tertekan sang kakak.
Amarean hanya terdiam sembari menatap kekasihnya itu. Bukan apa-apa, hanya saja saat ini dirinya sedang mati-matian menahan tawa. Jika dia membuka mulut, mungkin saja tawanya akan menyembur.
"Bagaimana, kakak terlihat sangat cantik, bukan?" Naelith membuka suaranya.
Ia menatap Lavindor yang sudah ia rias sedemikian rupa dengan tangannya yang tidak berbakat sama sekali dengan senyuman. Kelopak mata berwarna merah senada dengan pewarna bibir juga pipinya. Lavindor juga kini tengah mengenakan pakaian perempuan dengan perhiasannya juga. Dia terlihat ... Sangat kacau. Namun, di mata Naelith, riasannya untuk sang kakak sudahlah sempurna.
Lavindor pun tidak bisa melakukan apapun ataupun menolak keinginan sang adik untuk meriasnya seperti itu karena tak ingin membuat keponakannya yang ada di dalam kandungan Naelith sedih.
Sudah satu Minggu usia kandungan si manis, selama itu juga permintaannya yang selalu nyeleneh berjalan. Dari mulai ingin memasak untuk semua orang, namun hasilnya tidak bisa dimakan hingga membuat yang memakan merasa trauma, membuat Althara berlari mengelilingi kerajaan yang luas, membuat Amarean bertarung dengan 100 prajurit, meminta Kaelan menjadi kuda, hingga sekarang merias Lavindor. Entah apa lagi yang akan diminta oleh si manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aetheri (NamCheol)
FantastikIni tentang kisah cinta dua insan yang belum selesai. Tentang cinta yang tidak direstui. Cinta antara keturunan iblis dan keturunan dewa. Kisah cinta yang akhirnya dipisahkan oleh maut. Karena pada dasarnya, iblis dan dewa tidak akan pernah bisa ber...