Zifa(Angga) memotong beberapa bumbu sambil melamun di dapur
Tak tak tak ....suara pisau beradu dengan talenan
Tak lama sepasang tangan melingkar d pinggang Zifa(Angga)
"Hari ini masak apa syg?" Ucap Angga(Zifa)
"Eh!..." Zifa(Angga) kaget dengan lamunannya "loh kok kmu disini?" Tanya Zifa(Angga) sambil melepaskan pelukan Angga(Zifa)
"Wajar donk, kan kita udh nikah?" Ucap Angga(Zifa)
"Nikah? Kita aja blom Nemu cara balikin badan kita Zifa!" Jawab Zifa(Angga) sambil melepas celemek nya
"Zifa? Kamu yg Zifa... Gini, kita udh sepakat sebelum nikah y syg. Kita udh lupain masa lalu kita. Ya bener, aku Zifa d masa lalu tapi karena smpai skrng kita blom Nemu cara balikin kita seperti semula jadi skrng aku ini Angga. Oke?" Ucap Angga(Zifa) menjelaskan keadaan yg skrng
"Apa? Gx gx... Aku masih nyari cara buat kita balik kyk semula" ucap Zifa(Angga) mulai panik
"Zifa, sudah lah.. kita jga udh punya anak. Kamu udh betah jadi wanita begitupula aku. Kita jalanin aja skrng y syg. Please, kita udh punya anak" ucap Angga(Zifa) sambil memegang kedua tangan Zifa(Angga)
"Hah? Anak? Gx gx... G mungkin" ucap Zifa(Angga) kembali menolak kontak fisik dri Angga(Zifa)
Dari belakang Angga(Zifa) berjalan perlahan seorang anak perempuan yg masih kecil... Berumur 5 tahun
"Mama, mama... Aku kangen" ucap sang anak sambil memeluk kaki Zifa(Angga)
Zifa(Angga) pun berjongkok dan mengangkat anak perempuan nya
"Ini... Anak kita?" Tanya Zifa(Angga)
"Iya, anak kita... Nayla, cantik seperti kamu" jawab Angga(Zifa)
Pelukan dan rasa sayang terpancar dri dua orang d hadapan Zifa(Angga)
"Apakah aku harus menerima semua ini?" Tanya Zifa(Angga) pada dirinya sendiri
Tanpa sadar masakan yg Zifa(Angga) masak gosong menyebabkan kebakaran yg besar
Api semakin membesar hingga semua ruangan penuh dengan asap
Zifa(Angga) hanya bisa menangis dan berteriak.... Hingga akhirnya Zifa(Angga) bangun dengan keringat bercucuran
Ternyata semua yg dia alami barusan hanyalah mimpi
"Hah hah hah.. ternyata mimpi" ucap Zifa(Angga) sambil memegang dadanya
Sambil mengecek dadanya "ternyata Masih sama" ucapnya sambil sedikit meremas payudara
Zifa(Angga) sudah mulai terbiasa dengan beban yg ada d depannya tersebut bahkan bsa d bilang .. dia sudah tdk ada hal menarik dri tubuhnya yg skrng
Zifa(Angga) bangun dan mandi seperti wanita pada umumnya.. tidak ada hal mesin atw menjelajahi tubuhnya karena tiap-tiap hari dia merasakan kulit mulus dan aset milik Zifa
Sambil mengenakan handuk d dada dan rambutnya, Zifa(Angga) mengambil bra dan celana dlm yg dia pilih d lemari
Skrng Zifa(angga) menjadi agak pilih2 soal pakaian bahkan beberapa waktu Zifa(Angga) bisa memakan beberapa menit untuk memilih Daleman saja
Setelah selesai berpakaian, Zifa(Angga) lanjut merias dirinya agar percaya diri d sekolah
Butuh waktu yg lumayan lama untuk Zifa(Angga) menyelesaikan make up nya
Beberapa saat berkelahi dengan berbagai riasan akhirnya Zifa(Angga) selesai
Jam menunjukkan pukul 6.15 pagi