||awal pertemuan pertama, school armada jaya||

3 2 0
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen
Happy Reading bolo bolo

"Cenah mah jodoh mah moal kamana-mana, hanjakal jodoh mah geura pendak."





Hari ini adalah hari Senin, hari dimana hari yang paling di hindari oleh sebagian siswa dan siswi, belum lagi hari Senin dan dengan mata pelajaran matematika di jam pertama, semakin membuat horor saja, di tambah dengan ibu lani guru matematika yang terkenal sangat tegas dan menakutkan.

Dari kejauhan tampak dua orang laki- laki yang berjalan dengan tergesa-gesa hingga menimbulkan bunyi nyaring akibat pemilik sepatu itu yang tidak sengaja menggesek sepatu nya ke tanah.

"Galih..."panggil seseorang dari belakang.

Mendengar nama nya di panggil sontak galih langsung menoleh ke belakang.

"Gu-gue lupa bawa topi"ucap Johan dengan nafas yang menderu deru.

"Gue cuman bawa satu" balas galih seadanya.

"Mampus gue" ucap Johan dengan raut wajah paniknya.

"Masuk barisan belakang aja, gak bakal keliatan juga"ucap galih dengan membenahi dasi nya yang sengaja ia letakkan di bahu kiri nya saat tadi ia berlari.

Dengan berjalan sedikit mengendap- endap, galih dan Joban langsung mengambil barisan paling belakang, pada saat itu upacara sudah di mulai, tanpa mereka berdua sadari. ternyata  pak herman sudah melihat mereka berdua dari kejauhan. Melihat dua siswa nya yang terlambat pak Herman hanya bisa geleng-geleng kepala, karena ia sudah biasa sering melihat siswa nya terlambat.

Upacara sudah selesai sejak 30 menit yang lalu, sekarang semua siswa sudah berada di kelas masing-masing, galih dan Johan yang berada di kelas yang sama, kelas XII IPA 2.

"Selamat pagi anak-anak"saru Bu lani dengan tersenyum hangat.

"Pagi bu...."balas siswa siswi dengan wajah yang di hiasi ketegangan.

"Hari ini ibu akan menjelaskan materi yang sebelumnya sudah kita pelajari.

"Tapi sebelum itu tolong kumpulkan tugas Minggu lalu yang ibu berikan"tegas Bu lani dengan raut wajah datar nya, baru beberapa menit yang lalu bu lani menampilkan senyum nya dan sekarang ekspresi wajah nya sudah berubah menjadi datar, yang membuat siswa dan siswi bergidik ngeri. semoga hari ini tidak menjadi Senin yang horor seperti Senin lalu.

"Galih... "panggil Bu lani dengan nada datar. Galih yang sejak dari tadi sibuk mengobrak abrik tas hitam milik nya, ia sudah langsung di kegetkan dengan Bu lani yang memanggil nama nya, sontak galih langsung mengangkat kepalanya ke atas.

"Ibu, manggil saya" ucap galih dengan menunjuk dirinya sendiri.

"Emang di kelas ini, ada lagi yang namanya galih?"tanya Bu lani dengan penuh penekanan.

"Saya kira, ibu manggil galih kucing nya pak mamat" ucap galih dengan sedikit bercanda.

"Mana tugas kamu?" ucap Bu lani dengan raut wajah yang datar dan sorot mata yang mengintimidasi.

"Tugas sekolah saya, ketinggalan Bu" ucap galih dengan susah payah menelan air ludah nya sendiri.

"Keluar, keluar kamu sekarang, Jangan masuk sampai jam pelajaran ibu selesai. "ucap Bu lani dengan mengangkat penggaris kayunya dan
mengarahkannya ke arah luar kelas.

Galih langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas, tapi saat ia sudah berada tepat di depan pintu luar kelas tiba-tiba saja Bu lani memanggil nya kembali.

"Galih..."panggil Bu lani yang berhasil membuat galih deg-deg kan setengah mati.

"Kenapa Bu?"tanya langit dengan nada pelan.

"Sini" panggil Bu lani dengan tersenyum menakutkan.

Galih langsung berjalan dengan perasaan yang tidak enak, la yakin sekali kalo hari ini akan menjadi Senin horor bagi nya.

"Sebelum kamu berangkat sekolah tadi, apakah kamu tidak memperhatikan penampilan kamu?"tanya Bu lani yang membuat galih langsung melihat dirinya sendiri. Semua orang tertawa termasuk Johan, bagaimana tidak tertawa saat melihat kaus kaki yang di kenakan galih berwarna pink bergambar hello Kitty.

"Ini sekolah, bukan tempat hiburan anak-anak, kalo kamu mau pakek di luar sekolah silahkan, ibu tidak peduli, pokoknya sekarang kamu ganti kaus kaki kamu, sebelum ibu jewer kuping kamu"ucap Bu lani dengan mengetuk kan penggaris Kayunya ke lantai dengan kuat. Galih langsung bergegas pergi meninggalkan kelas nya. Galih berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi, ia menggerutuki dirinya sendiri dengan kesal.

Dari kejauhan terdengar suara decitan sepatu yang cukup nyaring di dengar, suara itu semakin lama semakin keras, tiba-tiba dari arah berlawanan seorang gadis dengan  tidak sengaja menabrak seseorang yang berada tepat di hadapan nya.

Brakk

Buku yang ia bawa sebelumnya langsung terjatuh berserakan tidak beraturan, gadis itu langsung menunduk meraih buku nya satu- persatu dan mulai merapikannya. Galih yang melihat nya langsung ikut menunduk membantu gadis itu, galih terpesona dengan kecantikan gadis itu yang sekarang posisi mereka berhadapan. Membuat galih lebih mudah menatap wajah gadis itu, gadis itu masih sibuk mengumpulkan buku-buku nya yang berserakan di lantai koridor.

"Murid baru?" Tanya galih sambil memerhatikan gadis itu, karena
sebelumnya ia belum pernah melihat nya.

"lya" jawab singkat gadis itu yang masih sibuk merapikan buku-buka nya tanpa melihat lawan bicaranya.

"Mau di bawa kemana?"tanya kembali galih sambil membawa beberapa buku yang sebelumnya di bawa oleh gadis itu.

"kelas XI IPA 2"jawab gadis itu dengan merapikan rok abu-abu nya yang sedikit kotor karena terkena sedikit debu.

"Kelas buntut"ucap galih dengan tersenyum.

"Kelas buntut?"tanya heran gadis itu.

"Kelas Lo, itu di ujung, biasanya sih kalo di sini sering di bilang kelas buntut"jelas galih mengada-ada.

"Aneh"jawab gadis itu dengan heran.

Galih mulai berjalan dengan membawa beberapa buku yang di bawa gadis itu tadinya.

"Sini, biar gue bawa sendiri"ucap gadis itu dengan cepat mengambil kembali buku-buku yang di bawa galih.

"Lo bawa sendiri aja ke susahan, biar gue yang bawa"tegas galih.

"Gue gak butuh bantuan Lo, gue bisa sendiri."desis gadis itu dengan judes.

"Dasar kepala batu"sarkas galih.
Galih menatap kurang senang dengan perlakuan gadis itu yang tidak menerima bantuan dari nya.

"Bodo amat"ucap gadis itu sebelum ia pergi meninggalkan galih yang masih setia menatap kepergian gadis itu sampai tak terlihat lagi oleh mata,

"Galih!"
Tiba-tiba saja suara teriakan buk lani yang begitu keras memenuhi koridor yang sunyi itu, sehingga menimbulkan suara yang begitu nyaring dan cempreng untuk di dengar.

"Kenapa Bu"tanya galih dengan menutup kedua telinga nya dengan telapak tangannya.

"Ibu, suruh kamu buat pergi ganti kaus kaki, tapi kamu malah asyik nongkrong gak jelas di sini, mending sekarang kamu ibu hukum."ucap Bu lani dengan raut wajah yang menyeramkan.

"Ta-tapi Bu"

"Gak ada tapi-tapi, sekarang kamu pergi ke perpustakaan rapikan semua
Buku yang ada di sana."

"Sekarang, Bu?"tanya galih yang berhasil membuat Bu lani menghela nafas panjang.

"Tahun depan!" Ucap Bu lani dengan sorot matanya yang tajam.

"Tahun depan kan, saya udah lulus Bu."Jawab galih dengan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Galih! Jangan bikin ibu darah tinggi, cepet pergi sekarang sebelum ibu tambahin hukuman nya."kata Bu lani dengan raut wajah yang memerah, seperti kepiting yang baru direbus.

"E-eh jangan dong Bu, iya-iya saya pergi sekarang" ucap galih, lalu ia segera pergi dengan tergesa-gesa menuju perpustakaan.



To be continued Jangan lupa untuk tinggal kan jejak Sekian terima vote







Salam hangat, Sabtu,26-10-2025
Pukul 17.18

Pergi | Last 79 Days |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang