03

408 62 10
                                    

Harap kebijakan dalam membaca!

Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa,kekerasan,dll yang mengandung ke trauma'an.

Tidak dianjurkan untuk dibawah umur 18+

Harap untuk tak membawa cerita dalam dunia nyata kehidupan pribadi artis, cerita ini hanyalah fiksi ide sang author

Dan cerita ini pure ide dari author sendiri, jika ada kemiripan dengan cerita lain maka hal tersebut hanya kebetulan.

Enjoy for my book!

.
.
.
.
.
.

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Memilih bertenang di negara asing adalah suatu anugerah untuk disyukuri, seperti menikmati secangkir kopi dengan semilir angin pagi yang segar, sambil menata kembali puzzle hati yang tak tersusun rapih. Renjun berekspektasi, ia akan terus hidup bahagia jika memiliki lingkungan sekitar peduli padanya dalam hal sekecil apapun tanpa rasa curiga dan takut ataupun emosi yang terlihat jelas diwajah. Renjun bisa merasakan yang namanya kebahagiaan setelah menetap disini. Ia bahkan bisa merebahkan diri nyamannya tanpa ada gangguan, mereka benar benar memperdulikan kesehatan masing masing dan sekitarnya.

Sudah pukul 2 siang ia tertidur selama itu tidak ada yang membangunkannya, Renjun merasa segar kembali pusing dikepalanya telah reda ia pun bangkit namun pergerakkannya terhenti kala melihat dibagian nakas sekotak makanan tertinggal disana.

"Oh! Renjun kau sudah baikan?"

Otomatis atensi nya teralihkan pada sosok guru sejarah yang mengantarnya ke UKS tadi, ia pun tersenyum menanggapi.

"Apa kau yang meninggalkan ini Hyuna-shii?" Renjun mengambil plastik berisikan kotak makan tersebut.

Hyuna menggeleng bingung, "Tidak, aku tak tau dari siapa. lihat ada sticky note didalamnya!"

Renjun meraih sticky note tersebut,membaca tulisan kecil yang tertera, bola matanya bergerak membaca setiap satu persatu kata sampai tangannya kembali meletakkan ke dalam plastik.

"Dari siapa Renjun-shii?"

"Sepertinya siswa haha.." Renjun mencoba mengubah suasana.

"Oh iya aku datang untuk memberimu minum, kebetulan aku baru saja balik dari kantin, lebih baik kau makan dulu Renjun-shii,"

Renjun mengangguk "Terima kasih Hyuna-shii, aku sedikit berhutang padamu,"

"Eii tak perlu dipikirkan. sudah..kutinggal dulu ya!"

Ia sesaat mengalihkan perhatian pada sebungkus makanan dipangkuan, sesuatu mengganjal hati begitu mengganggu pikirannya, ia terlalu berkelana kemana mana hingga tak bisa percaya bahwa sosok itu mungkin akan selalu berada disekitar hidupnya. Renjun belum siap untuk mengenal cinta lagi, karena rasa cinta pertama justru membuat dirinya benar benar jatuh dan terjebak, ia belum menemukan cara untuk keluar dari sana bagai sumur yang dalam.

Obsession? | NOREN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang