Kembali lagi dengan ceritaku.... Awalnya aku ragu dan lebih ke gak kepikiran sih buat season dua. Tapi setelah dipikir-pikir, akhirnya aku mutusin lanjutin cerita ini. Buat yang baru mampir kesini, kalian bisa baca dulu season pertamanya. Aku harap kalian gak berekspektasi tinggi sama cerita ini. Aku kasih part pendek dulu, hehe...
Siapa tau kalian bosen kan...
Kalo rame nanti aku lanjut...>Happy Reading<
•
•
•
•
•
•
•
•_____
Membuka lembaran kehidupan baru, dengan dia yang kamu pilih sebagai pasanganmu adalah suatu hal yang sudah pasti menjadi keinginan setiap insan.
Cinta yang dirajut dengan tali kasih sayang, mengabadikan dalam sebuah ibadah panjang seumur hidup dan atas dasar cinta mengikat janji dalam sebuah pernikahan.Cinta yang tumbuh dan datang secara singkat. Tidak menjadikan Chika dan Zee ragu akan hal itu. Keduanya sudah sama-sama dewasa dalam memahami satu sama lain.
Dua bulan setelah Zee melamar Chika, mereka memutuskan untuk menikah. Rasanya tidak ada lagi yang harus mereka tunda, sudah cukup semua yang mereka lewati selama ini. Kenzee anak tunggal dari pasangan suami istri Bramantyo Narendra dan Aleena Dara, adalah calon suami dari Chika. Dengan ikhlas Cio dan Shani pun merestui pernikahan mereka. Pernikahan yang cukup mewah mereka gelar disebuah hotel berbintang.
Konsep pernikahan yang begitu megah, ala-ala princess di negeri dongeng, Chika yang mengenakan gaun pengantin berwarna putih terlihat sangat anggun. Wajahnya memancarkan aura kebahagiaan. Senyum pun terus terlukis diwajahnya. Bagaimana tidak hari ini dia akan dipersunting oleh laki-laki yang sangat ia cintai. Laki-laki yang akan menjadi imamnya beberapa jam lagi setelah akad itu terucap.
Sedih, dan haru pun menjadi satu. Sedih karena gelarnya akan bertambah menjadi seorang istri selain daripada seorang anak dari Cio dan Shani. Tentu saja kewajiban Chika kini berpindah pada Zee, yang harus selalu ia patuhi apapun perintahnya selama itu positif.
Sejak tadi malam Cio sepertinya tidak ingin melewatkan malam itu bersama dengan Chika. Begitupun dengan Shani dan Christy. Mereka tidur bersama untuk yang terakhir kalinya, ya meskipun suatu saat nanti mungkin bisa mereka lakukan. Namun ini terakhir kalinya sebelum Chika menikah.
Tertawa bersama diatas tempat tidur milik kedua orangtuanya, itu menjadikan Chika seperti flashback ke masa kecil dulu. Suasana yang penuh haru pun tak luput mereka rasakan. Apalagi seorang Christy yang notabene sangat berat melepas Chika, kakak yang sangat dia sayangi. Tak jarang setiap kali mereka mengingat masa kecil, Christy selalu menangis. Betapa bergantungnya dulu ia pada sang kakak.
Dan dia harus melepaskan Chika esok hari, sungguh satu hal yang sulit bagi Christy. Setelah Chika menikah, otomatis kehidupan Christy pun akan terasa hampa tanpa kehadiran Chika disisinya.
Shani? Sudah pasti ia juga merasakan hal yang sama dengan Christy. Rasanya ia belum cukup waktu untuk bersama Chika. Setelah apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Meskipun begitu Shani tetap mengikhlaskan keputusan yang Chika ambil, untuk menapaki kehidupan yang baru.
Bulir-bulir airmata pun tak bisa ia bendung kala menatap Chika, seolah tak percaya anak yang sangat ia sayangi itu sebentar lagi akan menjadi seorang istri dan bahkan mungkin cepat atau lambat ia akan menjadi seorang ibu juga sama seperti dirinya. Dibalik semua kesedihan itu, Shani berusaha untuk selalu tegar.
Cio, ayah dari dua orang anak itu, hanya bisa menatap sendu putri sulungnya. Ia juga mengingat bagaimana awal mula menemukan bayi mungil di teras rumahnya yang kedinginan. Bayi cantik dengan kulit yang putih bersih, anak yang pertama kalinya memanggil Cio dengan sebutan ayah. Kini akan ia lepas, bersama dengan laki-laki pilihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku 2 [zeechik]
Teen FictionAku adalah wanita yang akan selalu mencintaimu, meskipun rasa sakit itu membuatku rapuh...