Melihat Arshan yang tiba-tiba tersedak membuatnya sedikit terkejut. Sephia mengambil gelas yang ada di tangan Arshan kemudian meletakkannya di atas nakas. Batuknya sudah hampir hilang, Sephia bisa bernapas lega.
"Hati-hati dong minumnya."
Tak ada respon. Sephia memilih menunggu sosok di hadapannya itu buka suara untuk menjawab pertanyaan darinya.
Arshan terlihat menarik napasnya dalam kemudian membuka mulutnya, "Kamu tau sigma darimana?"
Mendengar pertanyannya yang dijawab kembali oleh pertanyaan membuat Sephia naik darah. Padahal ia sudah menggebu menanti jawaban namun itu dijawab dengan muntahan pertanyaan kembali.
"Wah, mau aku tau dari siapa itu ngga penting. Pertanyaanku sekarang, apa itu sigma? Seberat itu buat kamu jawab? Kamu masih ragu buat terbuka sana aku, Shan?"
Rasanya seperti ditusuk di segala sisi. Memang benar jika ia telah menyembunyikan fakta ini begitu lama, namun ia punya alasan sendiri untuk bertanya demikian. Tanpa sadar tersulut juga emosinya, ia membatin jika rasa jengkel Sephia itu berlebihan.
"Aku punya alasan sendiri kenapa nyembunyiin fakta ini dari lama. Kamu boleh kesel, tapi dengerin aku dulu sampai selesai." katanya, ia bersusah payah untuk menjaga intonasinya agar tidak terkesan membentak. Padahal, terlihat jelas jika aura di sekitarnya begitu gelap dan feromon nya kembali menyengat, lebih parah dari kemarin.
Aroma lavender itu bukannya harum seperti biasa, namun terkesan sangat mendominasi hingga Sephia berusaha keras untuk membuka mulut hingga titik kesulitan bernapas. Tapi, ia tak akan menunjukkan jika ia telah didominasi oleh aura itu, alpha menolak untuk menunjukkan jika mereka sedang terpojok semudah itu.
"Oh, oke. I'll listen." balasnya, dengan nada sedikit arogan. Arshan bisa dengan mudah melihat iris Shai-nya yang bergetar, tapi tak ada tanda ketakutan disana.
Arshan kembali terlihat menarik napas dalam-dalam, kemudian membuka mulutnya setelah mendapatkan kembali ketenangan nya. ia menjelaskan tentang apa itu sigma dan bagaimana mereka bisa ada.
Setelah mendengar itu Sephia memegang sekitar perutnya. Di dalam sana, suatu saat akan menjadi tempat kehidupan yang baru. Disetiap kata yang keluar dari mulut Arshan seakan tidak masuk akal bagi Sephia yang mendengarkan. Tapi itu semua keluar dari mulut sosok yang adalah seorang enigma, makhluk yang sebelumnya Sephia anggap hanya sebagai mitos belaka.
Rasa kesalnya tadi sudah berkurang, ia menatap Arshan yang memasang raut datar seperti biasa.
"Informasi ini, kenapa kamu milih nyembunyiin?" katanya, dengan wajah bingung dan hati yang berantakan.
"Cuma.. ngga mau kamu kepikiran. Kamu itu alpha, alpha dominan. Aku tau bukannya mudah buat nerima kalau kamu bisa mengandung. Apalagi setelah ngeliat waktu kamu pertama kali tau kalau aku itu mate kamu, itu buat aku takut." Arshan meremat kuat selimut yang menutupi kakinya. Ia menatap Sephia yang masih nampak kesal padanya.
Sephia merasakan alasan itu agak, masuk akal. Ia teringat saat kejadian di UKS sekolahnya. Waktu pertama kalinya Sephia tau jika mereka adalah mate, ia menunjukkan penolakan yang sangat.
"Aku nunggu saat yang tepat. Saat dimana semua udah selesai. Saat mereka menyerah untuk menghilangkan enigma dari dunia ini."
Mendengar kalimat terakhir Arshan membuat Sephia membelalak terkejut.
"Apa maksud nya? Mereka itu siapa? Kenapa mereka mau ngilangin kamu— ah engga, kenapa mereka mau ngilangin enigma dari dunia?"
Pertanyaan beruntun itu, rasanya Arshan sudah mulai terbiasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Belongs To Me (re upload)
FanfictionEnigma itu begitu langka, bahkan dianggap mitos semata. Sephia, alpha yang sudah muak dengan hidupnya menemukan mate nya yang ternyata adalah si mitos, Enigma. Berhubungan dengan Enigma, apakah hidupnya akan seribu kali lipat lebih baik atau malah A...