1.

767 77 8
                                    

rinz yang merasa sangat bosan di gaming house nya namun ia lupa satu hal, mengapa ia tidak menghampiri sutsujin saja kalau begitu? padahal teman baiknya, dengan cara itu rinz bakal menggangu kehadiran sutsujin agar hubungan mereka lebih dekat.

rinz mengetuk pintu kamar sutsujin sebanyak tiga kali dan sutsujin pula sudah tahu itu siapa kalau bukan dyren ya rinz, rinz suka sekali memasuki kamarnya.

"jinn gua masukk yaa, satu duaa tigaa!"rinz memasuki kamarnya dengan wajah yang bangga dan senyumannya di wajahnya, sutsujin pula hanya menanggapi dan memutarkan bola matanya malas.

"arthur ga bosen maen hp mulu? mana ac nya gede kali anying bukanya, kecilin dikit napa"rinz merasa di kamar milik sutsujin lebih dingin berbanding kamar anak-anak yang lain.

"ga."jawab sutsujin seperti biasa, ia menjawab selalu saja singkat mahu di manapun ia berada.

"singkat muluu, btw lu punya hair dryer ga?"tanya rinz yang membuat sutsujin bingung namun ia tetap serahkan kepada rinz.

"mau bikin apa sih."tanya sutsujin dengan bingungnya lagi, rinz pula menjawabnya dengan logika tidak masuk akal.

"mau luluhin lo soalnya beku, dinginn nya kebangetan makanya luluhin"ucap rinz sambil menampilkan senyumannya beserta giginya.

"bangga di wajahnya, bikin kesel"ucap sutsujin dan kembali fokus ke hp nya sambil scroll ig mahu pun membaca novel favoritnya.

"ya harus bangga dong, namanya juga baru pertama kali hidup"-rinz.

"sini pala lu gua gempar pake panci dapur"ancam sutsujin dengan niat mengusirnya, ia menganggap bahwa rinz ialah orangnya sangat nyebelin dan tengil layaknya anak kecil yang keras kepala.

"dyrenn liatt arthurr, KATANYAA MAU DI GEMPAR MA DIAA"ucap rinz lalu ia berlari keluar dari kamar tanpa menutup pintunya kembali yang membuat sutsujin mager nya bertambah sekali gus kesal.

sutsujin menghela nafas panjang dan menghembuskannya lalu kembali beraktivitas seperti biasa agar emosinya bisa stabil seperti biasa lagi, rinz rinz.

"kau kenapa lek rin, kayak di kejar genderuwo aja kau,"omel dyren sambil memegang jajanannya untuk di bawa ke kamar, rinz yang melihatnya suda tentu fokus ke arah jajanannya tersebut.

"ren hehe, sabi bagi dikit jangan pelit gituu lahh ama adekk,"mohon rinz, dyren menatap dengan sinis lalu memberi satu lolipop nya saja untuk di berikan ke rinz yang amat gemari dengan manis-manisan.

"makasii dyrenn, btw itu banyak-banyak buat saha euy?"tanya rinz sambil membuka plastik lolipopnya.

"ah itu anu, skylar gua kenapa? kasiann ga punya pacarr, makanya punyaa"jawab dyren dengan wajahnya yang songong lalu rinz tidak menanggapi dan hanya menghiraukannya.

"idihh sombong lu, soon kok tenang aja wkwk"jawab rinz lalu pergi meninggalkan dyren yang membeku, soon? siapakah seseorang itu yang bakal memenangi hati rinz.

"soon? siapa cok, pak ap kalii"ucap dyren dan menuju ke arah pintu kamar skylar.

kini di ruang tamu hanya tinggal mereka berdua sahaja itu pun rinz dan sutsujin yang sedang duduk rinz pula ingin senantiasa mendekati diri sutsujin tersebut namun di karenakan sutsujin seorang yang tidak peka, itu hanya lah sia-sia.

"lu udahan ga nonton anime nyaa, giliran guaa mau nonton filem horor, lu mah udah sejam bego"ucap rinz dengan kesal lalu  sutsujin menatapnya malas namun ia tetap memberi remot nya kepada rinz.

"hp gua lagi di cas mana remot nya lu ambil, gua nonton apa dong?"tanya sutsujin malas.

"yaudah sini bareng gua nonton filem horornya, seru padahal"tawar rinz namun tawarannya bukan lah sia-sia, sutsujin mengangguk kepalanya dan memberi maksud ia menerima tawaran tersebut.

"ga serem kok, nonton aja"ucap rinz dengan sepele, padahal sutsujin tidak yakin dengan ucapan rinz tersebut.

"hm? yaudah lek"jawab sutsujin yang berusaha memastikan ucapan rinz adalah benar, tidak selang lama dari itu ada jumpscare yang tiba-tiba muncul sutsujin yang tadinya fokus sekarang lagi di bahu rinz.

sutsujin menyembunyikan wajahnya di bahu rinz ketakutan, rinz pula tidak menyangka bahwa kulkas satu ini juga bisa merasakan takut, padahal ke pandora terlihat seperti biasa saja layaknya seorang lemon.

"thur udahh gaadaa hantu nyaa, kok lu takut banget sii?"tanya rinz lalu menyingkirkan rambut yang panjang milik sutsujin yang menghalang wajahnya tersebut dan benar saja, ia dalam ketakutan.

"jumpscare anjing tiba-tiba bangett rinzz mahh, katanyaa gaada seremm kok adaa? jahatt"ucap sutsujin dengan kesal lalu mendorong tubuh rinz dengan perlahan namun menurut rinz ia seperti mendorong angin.

"k-kok gua si- jangann ngambekk jinn, tapi bener kan ga serem-serem amat?"tanya rinz, pake nanya.

"pake nanya! gua ga sukaa pilem horor pokoknyaa titik ga pake koma sama sekali."ucap sutsujin dengan yakin, ia sangat benci dengan filem horor walau tiada jumpscare namun ia sangat membencinya.

"marah-marahh, sini gua peluk biar reda emosinya"rinz memeluk tubuh mungil sutsujin, sutsujin bukannya mebenrontak. ia lebih memilih untuk membalas pelukan tersebut dan tidak mengancamnya sama sekali.

seketika emosi buruk sutsujin dengan cepatnya reda begitu saja selepas di peluk oleh rinz, sutsujin merasa pelukan rinz sungguh lah nyaman dan hangat ia sepertinya ingin di peluk sekali lagi.

"udah tenang emosinya? maaf ya, gua gatau kalo lu benci filem horor"rinz dengan cepat mengganti tontonannya tersebut dan kembali ke anime favorit sutsujin tersebut yaitu one piece.

"y-ya gapapa, salah gua juga ga ngasih tau awal-awal."balas sutsujin, sutsujin tidak mahu apabila seseorang menyalahkan dirinya sendiri padahal itu salahnya.

"gapapaa gapapa, lu sambung liat anime lu aja yaa! gua liat hp udah cukup kokk, have a good day sutsujinn"ucap rinz lalu ia pergi meninggalkan sutsujin seorang diri, bukan berniat sengaja namun ia berniat dengan agar sutsujin tidak merasa bahwa kehadirannya membuat dirinya risih.

"kok pergi sih, padahal gua gaada siapa-siapa lagi di sinii, gapapa deh one piece nemenin gua sama cemilan paporit"gumam sutsujin.

have a good day, sutsujin!-rinz.

930 words.

yakin kita temenan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang