"makasih, i appreciate your effort rinz."ucap sutsujin.
"sama-sama arthur, kamu masih pengen tidur? apa rebahan aja dulu?"tanya rinz dan sutsujin kali sangat lah canggung, mengapa tiba-tiba sekali rinz menggunakan aku-kamu? itu sangat manis.
"kayaknya aku ngantuk gara-gara efek obat itu, iya, aku tidur aja"jawab sutsujin lalu rinz menyelimuti badan sutsujin lalu tidak lupa untuk mengusap kepalanya, rinz duduk di samping kasur sutsujin untuk menjaganya sentiasa.
"nanti kalo butuh apa-apa bilang sama aku aja ya, aku siap kok sedia in semua yang penting kamu senang"ucapnya namun masih fokus pada handphone, sutsujin yang menghadap arah lain pastinya menutup wajahnya dengan selimut.
"apaan sih rinz, demam aja di bikin salting! emang nggak ada hari tanpa salting apa?"batin sutsujin kesal.
seketika masa sudah berlalu, setiap menit rinz bakal menatap ke arah sutsujin yang sedang bergulung oleh selimutnya itu. tampak tidurnya sangat nyaman hari ini, rinz baru menyadari satu hal kalau sutsujin belum mandi pada pagi ini.
rinz berdiri lalu meletakkan tangannya di dahi sutsujin dan di lehernya ternyata semakin panas yang membuatnya khawatir, ia harus berpikir apakah sutsujin harus mandi dengan air panas atau dingin.
"arthur, ayo bangun sebentar"ucap rinz dengan lembut dan perlahan, ia menggoyangkan tubuh kecil sutsujin dengan perlahan agar tidak terlalu kasar.
sutsujin terbangun dari tidurnya lalu mengubah posisi duduk, ia seketika menunjukkan wajah cemberutnya yang membuat rinz tidak bisa menahan rasa senyumnya itu "mandi? nggak mau, dingin rinzz"kata sutsujin dengan wajah melasnya itu.
"dingin atau malas, thur? aku tau kalo kamu nggak mau mandi karna dingin tapi tolong mandi ya? badan kamu panas, biar aku bukain air hangat buat kamu sebentar"ucap rinz lalu ia bergegas ke kamar mandi untuk memasang air hangat untuk sang kecil.
setelah beberapa menit akhirnya rinz sudah kelar, sutsujin dengan wajah cemberutnya itu lalu berjalan langkah demi langkah sambil membawa handuknya yang berwarna putih itu.
"jalannya kayak penguin"ucap rinz lalu terkekeh dengan ucapannya sendiri, padahal diri sutsujin kalau berada di sampingnya sudah tentu hanya sebahu tidak terlalu tinggi pula.
rinz merasa ig nya seperti lagi ramai-ramainya sekarang, ia mengecek lalu rinz sekarang sepertinya di serbu oleh penggemar rinsu. rinz seketika menggaruk kepalanya lalu menekan foto yang di tag oleh penggemarnya it dan pelakunya ialah dyren.
rinz melihat foto itu dan membaca komenan dari mereka, ia serta memasang wajah cemberut karena ia takut kalau sutsujin dan dirinya bakal di pantau terus-terusan layaknya stalker, namun di waktu yang sama rinz merasa di foto itu mereka berdua sangat lah dekat dan saling senyum antara satu sama lain.
"di liat-liat bagus juga hasil fotonya, apa minta ke dyren ya?"pikir rinz dan memikir cara untuk meminta fotonya dengan baik-baik.
"nggak jadi, dyren nya ngamuk kalo bayi kecilnya di ambil"kata rinz.
setelah sekian lama rinz menunggu kehadiran sutsujin tidak kembali-kembali dari kamar mandi, ia memutuskan untuk memasuki kamar mandinya dan ternyata sutsujin sedang tertidur di bathub dengan handuk di lantainya.
"ya ampun arthur... mandi sih udah tapi nggak sampe ketiduran juga, nggak tau ah bingung"ucap rinz lalu memijat kepalanya namun tanpa banyak basa-basi ia langsung mengangkat tubuh sutsujin itu dan mengelapnya hingga kering lalu memakaikannya baju dan celana.
rinz menatap wajah sutsujin dengan dalam dan tercampur rasa bingung, mengapa ia bisa tertidur di dalam bathub? sudah lah, memikirkan hal itu hanya membuang masa.
"apa gara-gara air hangatnya kali ya?"kata rinz lalu ia menyelimuti tubuh sutsujin itu dan meninggalkannya sendirian di kamar, ia pergi menghampiri skylar yang sedang fokus menatap layar televisi sambil memakan sukro.
"eh lek, lo ngapain bolak-balik terus-terusan ke kamar arthur? apa jangan-jangan-"tanya skylar namun ucapannya terpotong "nggak usah mikirin yang aneh-aneh pependo, bae ujin gua lagi sakit"jawab rinz tanpa basa-basi.
"kiw kiw udah main bae bae aja, pacaran aja kaga"sindir skylar dengan senyuman tengilnya itu, rinz memutarkan bola matanya dan bodoh amat tidak memperdulikan apa-apa.
"mau gua tolong nggak? gua udah berniat baik loh"tawar skylar, awalnya rinz hanya ragu-ragu untuk menerima tawaran dari skylar itu dan ia mengangguk sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal itu.
"t-tapi jangan kasih tau dyren ya, soalnya bae ujin udah di anggap kayak bayinya dia"ucap rinz serta memperingati skylar, ya, dyren sudah menganggap sutsujin itu sebagai adik kandungnya sendiri dan tidak bisa berjauhan.
"amann sama gua mah, gua bisa tolongin lu sampe ke pelaminan tenang aja"jawab skylar dan mengundang ketawa dari mereka berdua, walau itu hanya candaan namun memiliki banyak arti.
"ketawain apa sih kalian? tolongin bikin sarapan dong!"tanya dyren dari dapur, skylar langsung menghampirinya dari belakang lalu memeluk pinggang kecil dyren dan mencium lehernya.
"masak apa sayang pagi ini? baunya enak banget."tanya skylar dengan lembut dan enggan melepaskan pelukan itu hingga kelar.
"nasi goreng, bucin tau tempat ler, ada rinz di sini"ucap dyren dan skylar menggelengkan kepalanya, bukannya lepas tetapi semakin erat.
"nggak mauu! biarin aja rinz nya, sky mau sama dyren ajaa"ucap skylar dengan nada yang manja dan lembut, dyren tertawa kecil melihat tingkah laku bayi gedenya satu ini.
"mamah sama papah lagi pacaran, mana nggak tau tempat"ucap rinz sambil menuangkan susu ke gelasnya dengan tenang "durhaka ya lu sama gua"ucap skylar sembari rinz tersedak lalu terbatuk karena dengar ucapan dari skylar itu.
"e-eh rinz acu, nggak sengaja teriak"ucap skylar lalu menggaruk kepalanya dan menampilkan senyuman kecil di wajahnya.
"skylar, tolongin nggak rinz nya?"perintah dyren lalu ia hanya bisa menggelengkan kepalanya, tiada hari tanpa ribut.
tbc.
gimana tuh sama rinz nya? btw book yang lain gua taro di samping dulu karena nggak ada ide sama sekali, atau kalian req alurnya gimna? 939 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
yakin kita temenan?
Romancemulai dari seorang rinz terlebih dahulu yang suka sekali menganggu seorang sutsujin yang layaknya kulkas yang tidak bakal luluh pada dirinya, namun suatu hari ketika ada satu momen seorang rinz memulai first move nya dan di terima atau tidak author...