"suara t-tangisan? siapa sih nangis pas malem-malem gini, bikin takut aja apa gua samperin aja kali ya? samperin atau tidur? SAMPERIN DONGG!"ucap rinz lalu ia keluar dari kamarnya dengan rambut acak-acakan dan suaranya yang sedikit serak membuat aura sedikit seksi.
akhirnya setelah ia mengecek satu persatu pintu kamar, tinggal pintu kamar sutsujin lagi belum is buka dan sewaktu rinz membukanya terlihat sutsujin yang sedang memeluk sikunya lalu menutup wajahnya yang sedang nangis itu.
rinz mendekati tubuh mungil sutsujin itu lalu menundukkan tubuhnya dan memegang kedua pipi sutsujin itu untuk melihat kondisi sutsujin, matanya yang sembab hidungnya yang memerah membuat rinz merasa gemas.
"arthur kenapa sedih? ada masalah?"tanya rinz dengan penuh perhatian dan itu membuat sutsujin sedikit merasa aneh dan semakin kuat tangisannya, suara rinz terlalu lembut bagi sutsujin untuk kali ini.
bukannya semakin tenang, tangisannya semakin kuat membuat rinz sedikit panik namun tanpa berlama-lama ia membawa sutsujin di pelukannya, ia sembari mengusap kepala sutsujin perlahan-lahan untuk menenangkannya.
"arthur kalo udah tenang cerita ya sama rinz? aku tungguin, nangis aja dulu sepuasnya"ucap rinz lalu sutsujin membalas pelukan dari rinz tersebut membuat rinz sembari tersenyum melihat bayi gede satu ini.
tangisannya perlahan-lahan reda dan siap untuk menceritakan semua dan keluarkan banyak pertanyaan, ia sedikit khawatir kalau pertanyaannya membuat rinz sedikit tersinggung.
"ayo cerita sepuasnya, mau tanya apapun terserah yang penting kamu bisa tenangin pikiranmu biar ga overthinking kebanyakan"ucap rinz lalu melonggarkan pelukannya dan terlepas.
"j-jadi kan awalnya aku nyariin kamu dimana terus aku tanya sama sky ternyata kamu lagi keluar sama temen lama, abis itu ya aku balik lagi ke kamar dan liat postingan k-kiboy sama story ig nya.."cerita sutsujin lalu menundukkan kepalanya merasa tidak pantas untuk menceritakan hal tersebut.
"terus, kenapa? ayo gapapa lanjutkan saja"ucap rinz tidak peduli.
"aku cemburu liat kamu sama g-gugun.."jawab sutsujin lalu meneteskan air matanya, rinz sembari tersenyum lebar lalu mendekatkan wajahnya di wajah sutsujin. rinz menarik dagu sutsujin lalu berbisik padanya.
"aku gaada rasa sama gugun sama sekali kecuali dirimu, bahkan mau kamu kayak monyet aku ga peduli yang penting itu kamu dan tetap kamu"jawab rinz dan wajah sutsujin memerah layaknya tomat segar, wajah mereka yang berhadapan dengan sangat dekat, rinz yang menggodanya membuat suasana sedikit panas.
"u-udah ah! sana minggir deket banget mukanya"ucap sutsujin lalu berdiri seketika dan merebahkan dirinya di kasur, ia lagi-lagi menutup wajahnya dengan bantalnya.
rinz menghembuskan nafasnya dan berdiri menghampiri sutsujin, ia memeluk sutsujin yang membuat sutsujin semakin malu atas kejadian yang baru saja ia lakukan sebentar tadi.
"lepas rinzz! minggir sana kok main peluk gitu aja"usir sutsujin yang membuat pelukannya semakin erat dan erat, terpaksa sutsujin menerima apa yang ia hadapi sekarang.
"diem atau mau di cipok? udah gengsi nya jangan berlebihan, aku tau kalo kamu butuh pelukan sekarang dan ayo tidur, sudah malam."ucap rinz dan menggodanya.
"makasih udah ngertiin, kalo ngerepotin maaf."jawab sutsujin dengan perasaannya yang berat, apakah aku seorang yang butuh perhatian lebih ataupun tidak bisa mengerti perasaan orang lain? itu sungguh bodoh menurutku.
"yang bilang ngerepotin siapa? orang aku ga peduli sama sekali, udah overthinking nya aku ga suka lebih baik kamu tidur, sweet dream sutsujin"ucap rinz lalu perlahan-lahan ia mengusap kepala sutsujin yang membuatnya mengantuk dan terlelap di pelukan hangat rinz.
sutsujin tadi sempat berpikir, mengapa rinz tampak berbeda pada malam ini? bahkan cara ia berkomunikasi sudah berbeda apalagi sikap tengilnya itu, ah.. aku merindukan semuanya.
_______
malam telah berlalu dan semburat cahaya matahari berhasil masuk melalui celah-celah jendela kamar, rasa hangat masih ada di diri sutsujin. di tambah pula dengan angin yang dingin dan suara burung yang berkicau pada pagi ini.
tidak biasanya rinz bangun terlebih dulu sebelum sutsujin, ia perlahan-lahan melepaskan pelukannya agar sutsujin tidak terbangun dan tetap di alam mimpi nyenyaknya.
rinz mengambil handphone nya lalu memfoto gambar sutsujin yang sedang tidur itu, wajahnya yang cantik dan gemas membuat rinz semakin menyukai pada dirinya. entah apakah sutsujin bakal membalas rasa cinta itu ataupun sebaliknya.
rinz merasa ada yang sedikit perubahan pada diri sutsujin, wajahnya sedikit pucat dan setelah di pikir-pikir apakah ia jatuh sakit? jarang sekali, rinz mengecek suhu tubuhnya dan meletakkan tangannya di dahi sutsujin "panas, demam ya? pasti gara-gara buka suhu ac nya."kata rinz,bia menyadari bahwa suhu ac yang di buka oleh sutsujin terlalu tinggi.
rinz pergi meninggalkan sutsujin seorang di kamar dan pergi ke dapur untuk mencari sarapan pada pagi ini, ia mengambil sekotak susu lalu meminumnya dengan perlahan. rinz mengambil sebungkus roti lalu menuang sekotak susu di gelas untuk diberikan kepada sutsujin yang sedang terbaring di kasur.
langkah yang terdengar dari luar membuat sutsujin sedikit sadar namun ia masih sedikit sadar, perlahan-lahan pintu itu terbuka dan terlihat sosok yang tinggi sabil membuka makanan di tangannya, sutsujin menyelimuti tubuhnya yang dingin itu dan tidur.
"arthur ayo bangun, badan kamu panas sini makan, jangan di biar perutnya kosong nanti makin parah."ucap rinz lalu menggerak perlahan tubuh sutsujin dan sutsujin pula memejamkan matanya, wajahnya yang tampak pucat membuat rinz sedikit khawatir pada dirinya.
"gamau makann, mau nya tidur aja.."jawab sutsujin dan rinz menyuapinya layaknya anak kecil yang sedang disuapi oleh ibu, sutsujin sedikit kaget dengan perlakuan rinz yang benar-benar berubah ini. mohon jawab, dimana dirimu yang dulu? rinz.
"biar aku aja yang suapin, kamu tinggal duduk aja ya di kamar biar aku aja yang atur semuanya, habis ini makan obat ya?"ucap rinz lalu wajah sutsujin semakin lemas setelah mendengar ucapan obat itu, ia sangat membenci yang namanya obat.
"ya"jawabnya dengan singkat.
setelah selesai menyuapi sutsujin itu rinz dengan bergegas mengambil obat tabletnya lalu membawa sebotol minuman untuk diminum bersama dengan obat itu, sutsujin sedikit canggung dengan perlakuan rinz kali ini, bahkan sudah dari semalam.
"bisa ga minum obatnya? kalo ga bisa sini biar aku potong dua, biar ga kesusahan nanti."kata rinz lalu sutsujin mengangguk kepalanya, rinz memotong obatnya yang tadi satu kini menjadi dua. sutsujin meminum kedua-duanya dan lancar.
"ga ngerepoti-"ucapan sutsujin terpotong oleh rinz.
"biar aku aja yang urus semuanya, kamu tinggal rebahan aja di kasur nanti capek, gausah tanya itu ngerepotin apa ngga bahkan sama sekali ngga ngerepotin aku. tenang, thur"jawaban rinz membuat sutsujin sembari menampilkan senyumannya pada pagi ini, sungguh manis ucapanmu rinz.
"makasih, i appreciate your effort rinz."ucap sutsujin.
kau tampak berbeda sekali, rinz-sutsujin.
aku berubah demi kamu, sutsujin-rinz.
1067 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
yakin kita temenan?
Romancemulai dari seorang rinz terlebih dahulu yang suka sekali menganggu seorang sutsujin yang layaknya kulkas yang tidak bakal luluh pada dirinya, namun suatu hari ketika ada satu momen seorang rinz memulai first move nya dan di terima atau tidak author...