" Aku panggil dokter sebentar " ucap Fort karena sejak kepergian pasangan kekasih itu Peat hanya diam. Tapi sebelum ia sempat berdiri Peat menghentikannya
" Jangan terlalu keras pada Neoul "
Ucapan Peat membuat Fort mengangkat sebelah alisnya bingung" Neoul sudah menjelaskan masalahku ? "
Fort mengangguk merasa tak nyaman, pasalnya memang tak sopan Neoul tiba-tiba menjelaskan masalah yang terjadi pada Peat kepada orang asing
" Maaf, karena aku mendengarnya " jawab Fort memandang Peat
" Tidak masalah, tetanggaku bahkan sudah sering melihatnya " ucap Peat tersenyum
" Aku tidak suka " celetuk Fort membuat senyum Peat menghilang
" Hmm ? "
" Jangan berusaha terlihat kuat di depanku, phi bisa membohongi si polos itu, tapi aku tidak. Aku tidak memandang phi dengan perasaan kasihan. Maafkan aku jika aku tidak sadar melakukannya "
" Aku marah, aku kesal. Aku tidak bisa tidur selama phi tidur . Aku selalu melihat monitor sialan itu . Takut detak jantungmu melemah lagi . Aku tidak suka " cecar Fort membuat Peat terdiam menatapnya.
" Jawab aku. Sakit sekali kan ? " Tanya Fort menatap serius Peat
" Jawab phi, kau tidak akan mendapatkan pukulan, aku tidak mungkin memukulmu hanya karna kau mengeluh "
" Phi, jawab aku "
" Sejak tadi aku melihat phi, wajah phi semakin pucat karna menahan sakit, aku melihat phi menggenggam sprei itu sejak tadi. Apa phi kira aku bodoh ? "
" Sebenernya kau kenapa ? " Tanya peat setelah mendengar Fort memarahinya dengan cara ' halus '
" Jawab aku, sakit atau tidak ? " Tanya Fort lagi masih dengan nada rendah, meskipun sedari tadi banyak mengeluh Fort bahkan tidak meninggikan suaranya sedikitpun, membuat suaranya terdengar sangat nyaman di pendengaran Peat
Peat diam, tidak menjawabnya dan memilih untuk menatap Fort, masih bertanya-tanya kenapa pria tampan di depannya begitu khawatir terhadap kondisinya. Bagaimana dia tau ? Punggungnya sakit sekali, dadanya sedari tadi nyeri dan kepalanya masih berdenyut sakit membuatnya menahan mual
" Phi peat, jawab aku "
".. sa..sakit " cicit Peat akhirnya, membuat Fort berlari cepat keluar kamar. Tak lama kemudian dia menyeret dokter dengan tidak sabar membuat dokter itu memakinya kesal
" Sialan, aku baru menyuap nasiku Fort sial"
" Cepat periksa " perintah Fort membuat makian sang dokter tertahan, memilih menatap Peat cepat
" Ada yang sakit ? Bisa katakan padaku dimana saja letaknya ? " Ucap sang dokter merubah nada bicaranya menjadi lembut. Membuat Peat mau tak mau menjawabnya, dia disuntik lagi dan akhirnya kantuk menyerangnya. Membuat Peat berusaha keras untuk tetap bangun menatap Fort yang masih menatapnya diam.
Dokternya sudah pergi setelah mengatakan " usahakan jangan terlalu banyak bergerak dulu ya, jika ada yang sakit tolong jangan ditahan, salah satu tulang rusukmu sedikit menggores jantungmu jadi kami akan berusaha untuk membuatmu tidak merasakan sakit kedepannya. apapun itu, kepalamu yang berdenyut sakit, dadamu yang nyeri atau punggungmu yang sakit bisakah kau memberitahu kami secepatnya ? bisa aku minta itu darimu? " Peat hanya mengangguk patuh menatap dokter muda itu ." Fort "
" Tidurlah, aku akan menjaga phi dengan baik "
" Kau mengenal dokternya ? "
Fort mengangguk " Teman seangkatanku "
Peat mengernyit " Kau juga ? "
Fort menatap peat diam
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll save your happiness 🌻
FanfictionManusia mana yang ingin hidupnya menderita ? Tidak ada seorangpun yang ingin merasakannya Tapi bukankah dunia memang seperti itu ? TIDAK ADIL Sebagian manusianya tidak memiliki kesempatan dihidupnya untuk merasakan bahagianya sejak ia lahir 🍂 😆...