" daddy ingin bicara ? " Fort yang sedang memasukkan laptopnya terhenti, menatap pria paruh baya itu sejenak
" 1 bulan lagi mommymu ulang tahun, daddy akan mengadakan pesta. Luangkan waktumu untuk hadir "
" Aku sibuk "
" Fort "
" Dad, perjanjian kita sudah jelas. Apa kau melupakannya ? "
" Bisakah kau jangan egois ? "
" Aku ? "
" Daddy hanya minta waktu luangmu "
" Dan aku tidak peduli "
Fort meraih tas kerjanya meninggalkan pria paruh baya itu . Menuju parkiran dan memasuki mobil. Ia harus cepat kembali ke rumah sakit menemui phi tercintanya. Bahkan ini belum 2 jam tapi ia sudah sangat merindukannya.
Ddrrttt drrrtttt
' ck siapa sih ' ia mengetuk airpordnya untuk menjawab panggilan
"Hiks Fort , tolong aku " Suara Neoul membuat Fort urung memencet tombol Start di mobilnya.
" Ada apa ? " Detakan jantungnya tiba-tiba menggila. Neoul tidak menjawab, hanya mendengar isak tangis membuatnya terkena serangan panik ' bukankah dia dirumah sakit ? '
" Neoul, ada apa ? "
" Hiks, cepat kesini "
" Kau dirumah sakit bersama phi kan ? "
"Eoh, tolong cepat kesini. Bantu aku memohon pada dokter untuk membangunkan Peat hiks "
' Membangunkan phinya ? Phinya baik baik saja tadi !! ' Fort dengan cepat menekan tombol start dan melajukan mobilnya. Butuh ± 1 jam menuju rumah sakit tapi dengan gilanya Fort hanya butuh 25 menit, untung saja tidak ada kecelakaan meskipun ia mengemudi dengan serampangan. Ia baru mematikan sambungan telepon Neoul setelah memarkirkan mobilnya. Berlari cepat ke ruang ICU dan mendapati Neoul dengan penampilannya yang berantakan
" Neoul "
Neoul menoleh ke sumber suara, bangkit dan memeluk Fort dengan badan yang gemetar
" Hiks, salahku. Ini salahku karena aku tidak cukup kuat untuk melawannya "
Fort menepuk pelan punggung sepupunya untuk membuatnya sedikit lebih tenang
" Dia .. jahat sekali hiks "
" Bagaimana jika Peat tidak selamat, aku harus bagaimana ?! "
" Ssstt tenanglah, phi akan selamat. Dia tidak akan menyerah. Duduk, tenangkan dirimu " Fort berusaha tenang padahal hatinya sudah takut bukan main, dadanya bergemuruh hingga terasa kebas saking takutnya
" Tenang, bernafaslah dengan benar " lanjutnya membuat Neoul mencoba sedikit demi sedikit menetralkan kepanikannya, tangisnya sudah reda dan memilih bercerita tentang apa yang terjadi. Urat leher Fort terlihat menonjol karena bertarung dengan amarahnya
' dia menjambak rambut Peat dan melemparkannya ke tembok, mencekik lehernya dan menamparnya. Aku panik karena melihatnya batuk darah dan kejang. Aku menghantam kepala pria brengsek itu berkali kali hingga ia tidak sadar '" Pintar " Fort berkali-kali memuji tindakan Neoul
" Jika dia mati bagaimana ? "
" Aku yang akan mengurusnya, tidak akan ada yang melaporkanmu. Kau tau aku bisa melakukan apapun "
" Fort, aku takut "
" Kau tidak akan dipenjara bodoh, sudah ku bilang aku yang akan mengurusnya "
Neoul menggeleng panik " Peat, aku membicarakan Peat "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll save your happiness 🌻
FanfictionManusia mana yang ingin hidupnya menderita ? Tidak ada seorangpun yang ingin merasakannya Tapi bukankah dunia memang seperti itu ? TIDAK ADIL Sebagian manusianya tidak memiliki kesempatan dihidupnya untuk merasakan bahagianya sejak ia lahir 🍂 😆...