Setelah hampir satu jam bermain golf, keduanya langsung memilih untuk pulang dengan Chenle yang merajuk karena Jisung terus memarahinya karena ia tak dapat memukul bola dengan benar.
"Kau duduk disana?" Tanya Jisung karena melihat Chenle yang sudah duduk sembari bersendekap dada di kursi belakang.
"Memangnya kenapa?" Tanya Chenle dengan nada ketusnya.
"Apa kau berfikir bahwa aku adalah supirmu?" Balas Jisung tak kalah ketus yang membuat Chenle langsung turun sembari menghentakkan kakinya dan berpindah untuk duduk di sebelah Jisung.
Lagi lagi Jisung hanya dibuat menggeleng dengan perlakuan ajaib Chenle.
Selama perjalanan, Chenle tak banyak mengoceh seperti tadi, bibirnya hanya mengerucut kesal dan sesekali bergumam sembari memaki Jisung.
Saat mereka sudah setengah jalan Jisung tiba tiba menghentikan buggy car-nya dan turun dari sana.
"Ayo turun" ajak Jisung pada Chenle yang masih terlihat kesal.
Walau ia kesal ia masih saja menurut atas perintah Jisung. Entah kemana Jisung akan membawanya kali ini. Jalanan setapak yang hanya bisa ditempuh dengan kaki itu ia lewati bersama Jisung yang ada di depannya.
Tanaman bungan hydra yang berada dikanan kirinya membuat Chenle sedikit ngeri jika terdapat serangga atau ulat yang sangat ia takuti.
"AAAAAAA"
Dan benar saja apa yang Chenle takuti benar benar terjadi. Seekor belalang yang tiba tiba saja terbang di depannya yang membuatnya terkejut.
"Hks masteeerrr~" rengeknya karena ia benar benar takut dengan serangga.
"Dia hanya seekor belalang dan kau sudah setakut ini?"
"Bahkan kau sudah belajar bela diri dengan Nana, kau bisa dengan mudah memenggal kepalanya Chenle!"
"Jangan berlebihan" omel Jisung pada Chenle yang tengah sesenggukan."Ta-tapikan"
"Sini" panggil Jisung yang langsung menggenggam tangan Chenle agar ia tak berjarak dengannya dan diganggu oleh serangga.
Tangan kecilnya digenggam erat oleh Jisung dengan tangan satunya ia gigit gigit kecil sebagai penghilang rasa cemasnya.
"Auw" rintih Chenle saat tiba tiba saja Jisung berhenti melangkah dan membuatnya menubruk tubuh jangkung tersebut.
"Eh, kita pergi ke sungai?"
"Wuaaahhh" ujar Chenle setelah mengintip dari balik tubuh Jisung dan mulai menyadari suara air sungai yang dekat dengannya."Kau suka?" Tanya Jisung pada Chenle yang sudah bergeser di sampingnya tapi juga tak melepaskan genggamannya pada Jisung.
"Eung"
"Apa aku boleh ke sana master?" Tanya Chenle sembari mendongak untuk menatap Jisung."Sure"
"Gulung celanamu terlebih dahulu"
"Jika airnya dingin jangan memaksa dirimu untuk bermain di sana" titah Jisung karena mengingat ini masih pagi sehingga suhu air pasti masih dingin."Hehe terimakasih master" girangnya dengan sedikit berlari mendekat ke arah sungai.
"Wuuaaah"
"Hahahaha, kapan terakhir aku bermain di sungai seperti ini?" Monolognya saat ia merasa asyik bisa bermain di sungai.Jisung hanya melihat Chenle dari pinggiran sungai, batu besar yang ada di sana ia gunakan untuk sandaran.
"Master lihat"
"Di sini juga ada ikannya"
"Apa aku boleh-""Tidak"
"Jangan mengambilnya dan mengotori bajumu" potong Jisung karena ia sudah tau niat apa yang akan Chenle lakukan."Ish, tidak seru" dumalnya karena keinginannya tak diijinkan oleh Jisung.
![](https://img.wattpad.com/cover/359884029-288-k605616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
the chastle [Jichen] ✅️
Cerita PendekSelama menjadi pimpinan komunitas gelap Jisung tak pernah berpikir akan mendapatkan jaminan seperti ini. Dan ia juga tak pernah membayangkan anak mana yang malah dengan senang hati dijadikan sebagai barang jaminan oleh orang tuanya. Dan dengan hadir...